Asian Games 2018 Terancam Gangguan Asap Kebakaran Hutan

Kiri Kekanan : Nazir Foead (Kepala Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia), Eris Herryanto (Sekjen Inasgoc), Najib Asmani (Ketua Tim Restorasi Gambut Sum-Sel), Untung Suprapto (Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan & Lahan Gambut Kementerian Lingkungan & Keragaman Hayati).

Pelaksanaan Asian Games 2018 Palembang-Jakarta terancam gangguan asap kebakaran hutan. Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) terus berkoordinasi dengan instansi terkait agar gangguan asap bisa ditangkal sejak dini.

Berdasarkan ramalan BMG, saat Asian Games 2018 yang berlangsung bulan September-Oktober itu bertepatan dengan masa puncak musim panas tahun ini. Untuk itu diperlukan adanya upaya bersama oleh pemerintah dan seluruh stakeholders untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan yang merugikan dan dapat mengancam penyelenggaraan Asian Games XVII.

“Kami sangat berharap kepada seluruh stakeholders untuk mau turun tangan melakukan pencegahan kebakaran hutan. Keberhasilan Asian Games XVIIII merupakan kebanggaan seluruh rakyat Indonesia dan reputasi bangsa dipertaruhkan disini,” ujar Eris Herryanto, Sekretaris Jenderal Panitia Pelaksana Asian Games, Kamis (26/4).

Inasgoc akan melakukan rapat koordinasi dengan Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia, Kementerian Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau.

Sementara itu, Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi tuan rumah yang berada di wilayah yang patut diwaspadai terjadi kebakaran hutan telah melakukan berbagai upaya dalam menghadapi potensi ancaman hutan dan lahan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan telah mengaktifkan pos komando (posko) hingga tingkat desa.

Menurut BPBD Sumsel, total personel yang disiapkan dalam mengahadapi ancaman kebakaran ini lebih dari 7.000 orang yang berasal dari unsur pemerintah, TNI, Polri, masyarakat dan sektor swasta. Luas lahan gambut termasuk yang memiliki kerawanan tinggi karena luas lahan gambut mencapai 1.483.662 hektare.

Pemerintah daerah setempat juga telah melakukan upaya seperti membuat sekat kanal, sosialisasi larangan membuka lahan dengan cara bakar, pelatihan dan pembinaan masyarakat hingga teknologi modifikasi cuaca. “Kami berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang telah berpartisipasi aktif dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan di Sumatera Selatan,” jelas Eris. (trigan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *