Kopdes Merah Putih Dibentuk, Menkop Budi Bilang Putus Mata Rantai Kemiskinan dan Wamentrans Viva Yoga: Ciptakan Ekonomi Baru

Menkop Budi Arie Setiadi (tengah) memberi keterangan pada wartawan usai rapat koordinasi lintas Kementerian dan Lembaga (K/L) didampingi Wamenkop Ferry Juliantono dan Mendagri Tito Karnavian (paling kiri) di Jakarta, Kamis (6/3/2025). Foto: humas Kemenkop

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa pembentukan Koperasi Desa (Kop Des) Merah Putih semata-mata demi kepentingan dan kemajuan masyarakat di pedesaan.

Semarak.co-Menkop Budi Arie mengungkapkan, Kopdes Merah Putih akan melakukan pengelolaan pada outlet atau gerai sembako, outlet gerai obat murah, apotek desa, outlet kantor koperasi, outlet usaha pinjam koperasi, outlet klinik desa, cold storage, serta distribusi logistik.

Bacaan Lainnya

Menkop Budi Arie memastikan dalam beberapa hari ke depan pemerintah pusat akan melakukan dialog dengan para Kepala Desa (Kades) untuk menjelaskan secara lebih detail terkait rencana besar Presiden Prabowo Subianto dalam rangka memberdayakan masyarakat desa melalui Kop Des Merah Putih.

“Kami diundang rapat dengan Pak Presiden untuk membahas mengenai Koperasi Desa Merah Putih termasuk membahas bagaimana rencana ini bisa disosialisasikan kepada desa – desa di seluruh Indonesia,” ujar Menkop Budi Arie dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Jumat (7/3/2025).

Menkop Budi Arie juga menegaskan, keberadaan Kop Des Merah Putih ini memiliki tujuan mulia yaitu untuk memutus mata rantai kemiskinan di desa dan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa.

Bahkan kehadiran Kop Des dapat menjadi instrumen untuk memutus jeratan masyarakat dari rentenir, tengkulak dan pinjaman online. Rentenir, tengkulak dan pinjaman online ini menjadi sumber kemiskinan di desa, karena Koperasi Desa ada salah satu unit Koperasi Simpan Pinjam sehingga masyarakat akan terbantu dari sisi pendanaan dan tidak terjerat lingkaran setan itu.

Di bagian lain dirilis humas Kementerian Transmigrasi (Kementrans) sebelumnya, Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi bersyukur Presiden Prabowo membentuk Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Koperasi dikatakan bagian penting dalam pembangunan kawasan transmigrasi.

“Dibentuknya Kopdes Merah Putih selaras dengan visi dan platform dibentuknya Kementerian Transmigrasi,” ujar Wamentrans Viva Yoga dirilis humas Kementrans usai acara melalui WAGroup ForWaTrans, Kamis (6/3/2025).

Diungkap pada November 2024, Wamentrans Viva Yoga bersama Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman mengadakan pertemuan dengan Menkop Budi Arie dan Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono di Kantor Kementerian Koperasi (Kemenkop) Kuningan, Jakarta Selatan.

“Saat pertemuan banyak hal yang dibahas mulai dari eksistensi dan pengembangan koperasi, pemberdayaan ekonomi, hingga keseriusan membangun koperasi di kawasan transmigrasi,” ujar Wamentrans Viva Yoga.

Dalam pertemuan itu Kemenkop siap memberikan dukungan pembiayaan koperasi di kawasan transmigrasi lewat badan layanan umum (BLU) Kemenkop, yaitu Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB KUMKM). Tercatat saat ini sudah ada 3500 koperasi yang terbentuk di kawasan transmigrasi.

Dengan hadirnya Kopdes Merah Putih di 70.000 desa seluruh Indonesia, Viva Yoga merasa senang sebab di kawasan transmigrasi tidak hanya bertambah jumlah koperasinya namun juga mengadakan dari yang belum ada menjadi ada koperasi.

Koperasi-koperasi yang ada di kawasan transmigrasi menurut Viva Yoga akan dimaksimalkan tujuan dibentuknya agar dapat memberikan manfaat kepada para anggota, warga transmigran; dan masyarakat sekitarnya.

Perlu dibina orientasi bisnisnya agar menjadi usaha ekonomi untuk mengembangkan kawasan pertumbuhan baru. Hal yang demikian karena program transmigrasi tak hanya memindahkan penduduk untuk menjaga wilayah NKRI, menigkatkan taraf hidup masyarakat, namun juga menciptakan kawasan pertumbuhan.

Kawasan transmigrasi disebut tak hanya sebagai sentra tanaman pangan, beras, tetapi di sana juga banyak tumbuh komoditas tanaman lainnya seperti kakao, sawit, nanas, jeruk, alpukat, durian, dan pisang.

Produksi berbagai komoditas itu perlu dikelola oleh koperasi dan selanjutnya dikolaborasikan dengan pengusaha lokal maupun nasional. “Produksi dari perkebunan inilah bisa menjadi komoditas unggulan Kopdes dari kawasan transmigrasi”, tuturnya.

Pola yang demikian disebut sesuai arahan Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan yang mengatakan Kopdes akan menampung hasil pertanian dari desa. “Pak Menko Pangan mengatakan dari desa menjadi pusat kegiatan ekonomi”, tutur pria asal Lamongan, Jawa Timur, itu.

Pembentukan Kopdes Merah Putih di seluruh Indonesia menurut Viva Yoga merupakan bagian dari pengimplementasian amanat Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 dan juga spirit dari pendiri bangsa, Mohammad Hatta. “Banyak pemikiran substantif yang disampaikan Bung Hatta terkait koperasi”, ujarnya.

Wakil Presiden (Wapres) II Indonesia yang sekaligus Bapak Koperasi itu, kutip Wamentrans Viva Yoga, mengatakan bahwa koperasi memiliki kesamaan dengan sistem sosial asli yang berasal dari adat istiadat bangsa Indonesia yaitu kolektivisme.

“Jadi sesuai budaya bangsa. Bung Hatta juga menyebut koperasi jalan menghimpun kekuatan ekonomi lemah menjadi kuat melalui pengelolaan kolektifisme”, tambahnya.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan rapat terbatas bersama Presiden Prabowo pada Senin (3/3/2025), terkait dengan rencana pembentukan 70 ribu Koperasi Desa Merah Putih, Kemenkop mengadakan koordinasi lintas sektoral demi mewujudkan misi besar tersebut.

Menkop Budi Arie menekankan bahwa melalui Kop Des, pemerintah optimis dapat membangun simpul perekonomian yang dimulai dari desa. Cara ini juga diyakini akan mampu menekan tingkat kemiskinan ekstrim yang banyak terjadi di pedesaan.

“Melalui Koperasi Desa ini bisa berkontribusi dalam mengentaskan kemiskinan ekstrim di Indonesia karena Koperasi Desa Merah Putih bisa menjadi motor penggerak perekonomian desa,” kata Menkop Budi Arie dalam rapat koordinasi lintas Kementerian dan Lembaga (K/L) di Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Hadir Wamenkop Ferry Juliantono, ⁠Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria, ⁠Wakil Menteri PPN/ Bappenas Febryan Alphyanto Ruddyard, ⁠Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo dan ⁠Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.

Sebanyak 70 ribu Kop Des Merah Putih yang dibentuk ini nantinya akan mengelola rantai pasok sembako dan kebutuhan primer masyarakat hingga mengelola distribusi logistiknya. Terkait skema pembentukan koperasi ini, Kemenkop akan melakukan dengan 3 pendekatan.

Yaitu membangun koperasi baru, merevitalisasi koperasi eksisting dan membangun serta mengembangkan koperasi yang sudah ada. “Kami mencoba melakukan identifikasi awal terhadap potensi peran dan kontribusi Kementerian dan lembaga terutama dari aspek regulasi, pemetaan data hingga dukungan penganggaran serta monitoring evaluasi,” kata Menkop.

Ke depan, harap Menkop Budi Arie, dengan adanya Kop Des ini akan mampu memperpendek suplai chain dan melancarkan distribusi barang dan jasa hingga ke tingkat desa sehingga dapat menekan biaya dengan lebih rendah hingga ke tingkat konsumen akhir.

Selain itu, sambung Menkop Budi Arie, keberadaan Kopdes Merah Putih akan menjadi agregator bagi upaya mendorong peningkatan harga produk pertanian dari desa sekaligus menjadi stabilisator bagi inflasi.

Harapannya dengan koordinasi lintas K/L ini jadi dapat menjadi langkah kita bersama untuk menyukseskan pelaksanaan Kop Des Merah Putih sesuai dengan arahan bapak Presiden,” katanya.

Sementara itu Wamenkop Ferry Juliantono menambahkan bahwa untuk memastikan target pembentukan 70 ribu Kop Des Merah Putih ini berjalan lancar, akan dibentuk tim yang lebih spesifik. Tim ini akan menjalin komunikasi secara lebih rinci dengan perangkat desa dan Kemenkop menyiapkan modul-modul terkait pendirian koperasi.

“Mekanisme pembentukan koperasi ini diharapkan dapat dibahas melalui musyawarah desa yang melibatkan seluruh stakeholder di masing-masing desa.Hal ini untuk bisa membantu pendirian koperasi ini,” kata Ferry Juliantono.

Di tempat sama, Wamendes PDT Ahmad Riza Patria menambahkan untuk proses launching Kop Des Merah Putih ini rencananya akan dilakukan pada 12 Juli 2025 saat peringatan Hari Koperasi Nasional.

Dia membenarkan melalui Kop Des ini akan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat desa, kesejahteraan desa dan kemakmuran desa. “Prinsipnya setiap desa nanti ada gerai-gerai yang dapat memastikan semua hasil desa, hasil tani, hasil pelayan, hasil ternak, bisa dapat disimpan diolah dan dikelola hingga dipasarkan untuk kebutuhan masyarakat desa,” kata Riza.

Wamensos Agus Jabo optimis melalui Kop Des Merah Putih ini, tingkat kemiskinan di desa akan semakin turun. Berdasarkan data tunggal Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bahwa profil serta tingkat kemiskin di desa hampir 40 persen dimana mayoritas pekerjanya adalah buruh tani.

“Jadi dengan adanya Koperasi Desa ini, kita bisa mengentaskan kemiskinan yang ada di desa-desa karena koperasi menjadi salah satu jawaban mendesak untuk mengentasi kemiskinan,” kata Agus dirilis humas Kemenkop. (smr)

Pos terkait