Bank BTN Siapkan Capex Rp1 Triliun untuk Transformasi Digital di 2025

Peluncuran logo baru Bank Tabungan Negara (BTN) di Senayan Jakarta Selatan. Foto: internet

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) tengah gencar melakukan transformasi digital. Tahun 2025, belanja modal atau capital expenditures (capex) yang dialokasikan Bank BTN untuk membangun sistem informasi teknologi mencapai Rp1 triliun.

semarak.co-Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, melalui upgrade sistem BTN dari Power9 ke Power10 membuat BTN memiliki kapasitas transaksi yang lebih besar, cepat serta akurat.

Bacaan Lainnya

“Kapasitasnya bisa tampung miliaran transaksi dalam sekian detik. Kita juga memperbaiki digitalisasi di digital store kita di cabang-cabang. Kita ubah brand delivery system,” kata Nixon saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025).

BTN juga merilis Super App Bale by BTN yang sebelumnya dikenal dengan BTN Mobile. Ada implementasi beberapa artificial intelligent (AI) di dalam aplikasi kita, termasuk perkreditan. Sebagai contoh, sekarang di cabang kita untuk melakukan putus kredit sampai Rp750 juta tidak pakai orang.

“Tapi pakai robot AI. Namanya decision engine. Keputusan dilakukan dengan komputer. Hasilnya sudah kita tes, kualitasnya jauh lebih bagus, karena komputer lebih konsisten, keputusan lebih cepat,” ujar Nixon dilansir bisnis.com Minggu, 9 Februari 2025 | 20:28.

Di era serba teknologi ini, kata Nixon beralasan, tidak perlu khawatir tugas manusia di BTN bakal digantikan robot dan menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK). Dia menjamin, sejak BTN Mobile diluncurkan sampai saat ini tidak ada satupun kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) karena transformasi ini.

Bahkan di tahun ini BTN masih merekrut 600 tenaga kerja. Yang dilakukan BTN dalam hal SDM ketika era transofrmasi digital ini adalah melakukan perombakan posisi. Idealnya, Nixon menghitung BTN memerlukan 13 ribu pegawai di mana 10%-15% merupakan pegawai di bidang funding.

Sementara posisi BTN saat ini masih membutuhkan 1.000 pekerja di bidang funding. Termasuk di kantor cabang, dengan peralihan fungsi kantor cabang menjadi kantor cabang digital, Nixon memastikan hal itu juga tidak akan berimbas pada PHK.

“Ini makannya yang kita lakukan kemarin, teman-teman yang cabangnya dialihkan jadi cabang digital dan tahun ini juga kita lakukan yang sama, teller, customer service akan kita convert ke bisnis, kita latih jadi pegawai bisnis, sales dan grade-nya naik. Kalau grade naik gajinya naik. Ini kita dorong, kesejahteraan karyawan juga jauh lebih baik,” katanya.

Apabila ada penutupan kantor cabang, hal itu dikarenakan relokasi ke tempat yang lebih strategis. “Kita masih butuh banyak, cabang kita masih kalah denagn cabang bank besar. Idealnya BTN itu cabangnya 800 sampai 1.000, hari ini masih 700-an.

“Jadi kita masih ekspansi, cuma konsepnya lebih efisien, tidak banyak orang kayak dulu. Tapi tetap buka cabang baru. Melalui transformasi digital ini, BTN optimis dapat bersaing ketika di saat yang sama banyak bank melakukan hal serupa. Poin plusnya, BTN memiliki pasar yang kuat di sektor perumahan,” ujarnya.

Secara aset, terang Nixon, BTN berada di peringkat kelima terbesar. Dia berharap, urutan lima besar tersebut juga bisa diraih dari indikator digitalisasi. “Makannya kita tambahkan satu fitur besar, BTN properti di dalam Bale. Itu game changer kita,” tegasnya.

Sementara SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi mengatakan dalam transformasi digital ini BTN juga fokus dalam hal keamanan siber. Dari capex Rp1 triliun yang dianggarkan, 30% adalah untuk pengembangan keamanan digital.

“Terkait capex IT, untuk keamanan siber ini kurang lebih setiap tahun bisa kita alokasikan 30%. Katakan lah kalau capex Rp1 triliun, kurang lebih Rp250 miliar sampai Rp300 miliar kita fokus prioritas untuk security,” ujarnya. (net/bis/smr)

Pos terkait