Peruri Cetak Laba Rp362,78 M, Peruri Digital Security Akuisisi 55% Saham PT Cardsindo

Peruri Digital Security lakukan akuisisi 55% Saham Cardsindo Tiga Perkasa

Pada 2017, Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) berhasil mencatatkan kinerja yang menggembirakan. Peruri meraih pendapatan usaha Rp3,48 triliun. Ini naik 44,30%  dibanding 2016 sebesar Rp2,41 triliun.

Laba usaha sebesar Rp509,16 miliar, naik 77,55%  dibanding 2016 yang mencapai Rp286,78 miliar. Laba bersih sebesar Rp 362,79 miliar, naik juga 161,6% dibanding 2016 yang mencapai  Rp138,68 miliar.

Adapun EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization) sebesar  Rp879,96 miliar, naik 49,15% dibanding 2016 yang mencapai Rp590 miliar. Total aset tercatat sebesar Rp4,67 triliun, naik  28,21% jika dibanding dengan 2016 yang mencapai Rp3,64 triliun.

Pendapatan perusahaan dikontribusi oleh pencetakan uang kertas NKRI sebesar 66,7%; uang logam NKRI 4,5%; paspor dan buku 6,4%; pita cukai 8,3%; meterai 2,8%; dan lainnya 11,3%.

“Kami sangat bersyukur pada 2017, Peruri dapat mencapai kinerja yang baik. Pencapaian ini merupakan kerja sama dari seluruh karyawan dan manajemen sebelumnya yang telah menyelesaikan tugasnya selama 5 (lima) tahun dari 28 Oktober 2012 sampai 27 Oktober 2017. Sebagai Direksi yang meneruskan penugasan ini, kami menyampaikan terima kasih atas pondasi kokoh yang sudah dibangun Direksi sebelumnya,” jelas Dwina S. Wijaya, Direktur Utama Peruri dalam rilisnya, Rabu (5/4).

Peruri Digital Security Akuisisi Saham PT Cardsindo Tiga Perkasa

Senin (2/4) di Kantor Pusat Peruri Jakarta, Peruri mengumumkan, anak perusahaannya, PT Peruri Digital Security (PDS) melakukan penandatanganan akta jual beli saham PT Cardsindo Tiga Perkasa (Cardsindo) sebesar 55% dengan nilai transaksi Rp35,3 miliar.

Cardsindo merupakan anak perusahaan dari PT Jasuindo Tiga Perkasa. yang didirikan pada 2012, bergerak di bidang bisnis smart card dan kartu plastik yang memiliki beberapa fitur sekuriti digital.

Kunci daya saing Cardsindo terletak dalam kemampuan memproduksi beberapa produk smart card seperti contactless, RFID cards, contact smart cards, PVC cards dan produk lainnya yang fokus untuk melayani pasar telekomunikasi, perbankan serta memberikan solusi pelayanan aplikasi smart card.

Proses akuisisi ini sejalan dengan inisiatif Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Peruri 2017 – 2021 serta merupakan bagian dari restrukturisasi PDS dengan cara mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang smart card. Cardsindo memiliki pengalaman, kompetensi, permesinan mutakhir dengan tenaga ahli yang cukup serta memiliki lebih dari 50% pangsa pasar smart card domestik.

Akuisisi tersebut diharapkan mampu menjadikan PDS menjadi perusahaan penyedia digital security yang mumpuni.   Secara global potensi pasar smart card masih terbuka untuk dikembangkan. Menurut data dari Americas Market Intelligence, transaksi non tunai pada 2020 diproyeksikan mencapai 725,9 miliar transaksi dengan pertumbuhan rata-rata sejak 2015 hingga 2020 sebesar 10,9%.

Di Indonesia kebutuhan smart card masih didominasi sektor perbankan. Menurut data dari Bank Indonesia (www.bi.go.id, diolah), kontribusi transaksi non tunai adalah sebagai berikut: (1) Transaksi kartu kredit pada 2017 mencapai 271 juta transaksi. Jumlah kartu yang beredar sebanyak 17 juta kartu dengan pertumbuhan rata-rata sejak 2010 hingga 2017 sebesar 3%; (2) Transaksi uang elektronik pada 2017 mencapai 780 juta transaksi.

Jumlah kartu yang beredar sebanyak 114 juta kartu dengan pertumbuhan rata-rata sejak 2010 hingga 2017 sebesar 46%; (3) Transaksi ATM/debit pada 2017 mencapai 5,16 miliar transaksi. Jumlah kartu yang beredar sebanyak 154 juta kartu dengan pertumbuhan rata-rata sejak 2010 hingga 2017 sebesar 18%. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *