Ketua umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto meluapkan ketidaksenangannya terhadap elite. Prabowo menyebut ada elite yang bodoh karena mengesampingkan tujuan mensejahterakan rakyat. Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat berpidato di Gedung Serbaguna Istana Kana Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (31/3).
Dia menyinggung elite yang disebut melanggar Pasal 33 UUD 1945 soal pengelolaan sumber daya alam (SDA). Kalau saja kita taat, Indonesia sudah kaya raya.Ketimpangan ekonomi dan kepemilikan lahan yang terjadi saat ini sambung Prabowo disebabkan elite yang serakah.
“Jangan-jangan karena eliteĀ kita yang goblok atau menurut saya campuran. Sudah serakah, mental maling, hatinya beku, tidak setia pada rakyat. Mereka hanya ingin kaya. Saya juga elite. Bedanya saya elite sadar, sudah tobat dan setia,” imbuhnya.
Soal pemimpin ini sempat juga disinggung Prabowo saat berorasi di Soreang, Jumat (30/3). Prabowo menegaskan Indonesia saat ini butuh sosok pemimpin yang baik dan jujur. “Yang jujur ini repot, yang jujur dan tulus itu ada di rakyat, semakin tinggi dan mendekat ke Jakarta makin jahat, pinter bohong dan pinter nipu. Nipu rakyat,” ujar Prabowo, mantan Danjen Kopassus.
Direktur Eksekutif Media Survei Nasional, Rico Marbun mengatakan, sorotan Prabowo terhadap kondisi saat ini disebut sebagai hard campaign. Alasannya, Prabowo melontarkan kritik yang mengarah ke Joko Widodo, seperti kondisi perekonomian dan kasus kecelakaan proyek infrastruktur.
“Untuk urusan itu sudah hard campaign, bukan soft campaign lagi. Kan salah satu analisa mengapa suara Pak Prabowo turun karena beberapa tahun ini kita tak mendengar ada statement yang tegas dari Prabowo ke pemerintah,” ujar Rico.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membela Partai Gerindra selaku sekutunya yang menepis pidato Prabowo itu. Partai dakwah itu menilai pernyataan Prabowo Subianto itu sebuah kebenaran.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, pernyataan Prabowo tersebut harus dilihat betul konteksnya. Jika dikaitkan dengan kondisi bangsa saat ini, maka apa yang disampaikan mantan Danjen Kopassus tersebut adalah sebagai ‘wake up call’ alias pengingat.
“Saat bangsa dililit hutang, korupsi jalan terus dan saat yang sama pemerintah diam artinya semua dianggap tidak darurat. Padahal kondisi bangsa seperti hendak tenggelam. Jadi pernyataan Prabowo adalah wake up call. Mengingatkan semua akan serius dan beratnya masalah,” kata Mardani, Minggu (1/4).
Mardani menambahkan, perkataan ‘goblok’ yang disampaikan Prabowo bermakna para elite tidak mampu menyelesaikan masalah. Sementara kata ‘maling’ merujuk pada banyaknya aset bangsa yang terus hilang. “Goblok artinya tidak mampu menyelesaikaan masalah. Maling artinya milik bangsa terus hilang. Melihat banyak kondisi bangsa saat ini, pernyataan itu benar,” katanya.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono mengatakan, apa yang disampaikan Prabowo itu bermaksud sebagai pengingat. Ferry mengaku, pernyataan Prabowo itu adalah bentuk sikap jujur mengenai perilaku para elite di masyarakat. Pernyataan itu juga sebagai pengingat mengenai makna reformasi. “Pernyataan Pak Prabowo dimaksudkan supaya elite masyarakat Indonesia ingat kembali tentang makna reformasi yang diharapkan masyarakat,” kata Ferry, Minggu (1/4). (lin)