Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan UNFPA Indonesia (United Nation Population Fund) menyelenggarakan acara SSTC Sharing Best practices on Adolescent Reproductive Health Program Between Indonesia and Malaysia, 9 – 13 September 2024.
semarak.co-Acara ini mengambil lokus di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, diselenggarakan dalam rangka tindaklanjut kebijakan Kerjasama Selatan–Selatan Triangular antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah negara sahabat.
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN Ukik Kusuma Kurniawan membuka berbagai rangkaian kegiatan. Di antaranya kunjungan ke Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi DI Yogyakarta, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Universitas Islam Indonesia (UII), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada (UGM).
Dikatakan Ukik, rangkaian kegiatan kunjungan ini fokus pada saling berbagi pengetahuan dan praktik baik tokoh agama dan tokoh masyarakat. Terutama yang berusia muda, dalam aktivitas pengendalian kesehatan reproduksi remaja.
Kemensetneg diwakili secara virtual oleh Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Noviyanti. Ia menggarisbawahi pentingnya topik terkait kesehatan reproduksi remaja sebagai bagian dari upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi permasalahan stunting dan pernikahan dini guna mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan produktif.
Ukik mengatakan, Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional Kependudukan dan KB BKKBN telah memfasilitasi pelatihan dan pertukaran pengetahuan bagi lebih dari 5.000 petugas program KB, eksekutif, dan pemimpin agama dari 100 negara.
Kolaborasi ini, lanjutnya, memungkinkan terjadinya pertukaran pengalaman dan strategi berharga dalam mengelola Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Sejalan dengan hal tersebut, kami antusias untuk berbagi pengalaman Indonesia dengan Malaysia dan bertukar pengetahuan mengenai praktik terbaik dalam program kesehatan reproduksi remaja, ujar Ukik, seraya menginformasikan saat ini populasi dunia telah mencapai lebih dari 8 miliar jiwa, di mana negara dengan jumlah penduduk terbanyak adalah India, Cina, Amerika Serikat, dan India.
Ia juga menambahkan, berbagai upaya telah dilakukan Indonesia untuk mengendalikan jumlah penduduk. Termasuk melaksanakan Keluarga Berencana. Indonesia mempunyai sejarah program Keluarga Berencana (KB) yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Dari tahun 1970 hingga 2021 program KB berhasil menurunkan Total Fertility Rate (TFR) dari 5,7 per wanita usia subur 15-49 tahun menjadi 2,24,” papar Ukik dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Selasa (10/9/2024).
Karena keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan program KB, pada 2022 Indonesia meraih penghargaan sebagai juara Kependudukan PBB (United Nation Population Award). Indonesia memberikan kontribusi kepada negara-negara Selatan-Selatan dan juga belajar dari negara lain khususnya tentang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa dengan penduduk produktif usia 15-64 tahun sebesar 74,7% atau 191 juta jiwa. Jika diurutkan berdasarkan klasifikasi generasi, Indonesia mempunyai Generasi Milenial 24-39 tahun sebesar 25,87% atau 69,38 juta dan Generasi Z 8-23 tahun sebesar 27,94% atau 74,94 juta orang.
Program GenRe
Ukik mengatakan, pemerintah Indonesia sadar bahwa permasalahan di kalangan remaja juga harus menjadi bagian dari program KB, sehingga diperlukan program pengembangan bagi remaja. Ada program Generasi Berencana (GenRe) yang dikembangkan BKKBN, dilaksanakan untuk memberdayakan generasi muda dan teman sebayanya.
Terutama dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia dan pengetahuan kesehatan reproduksi serta mewujudkan revolusi mental dan perkembangan kebudayaan. Hal ini menjadikan program GenRe masuk dalam kegiatan Proyek Prioritas Nasional (Pro PN) yang diamanatkan kepada BKKBN.
Melalui praktik-praktik yang menjanjikan ini, Pemerintah Indonesia melalui BKKBN ingin mengembangkan proses pembelajaran tersebut ke dalam program pemuda, sehingga negara lain bisa belajar dari Indonesia. Program ini juga perlu mengikuti perkembangan program pemuda, terutama di zaman teknologi dan internet yang menjadi alat utama.
Program Kafeteen Malaysia
Head of Malaysia Delegate Ahmad Azri Bin Ahmad memperkenalkan program remaja yang telah dijalankan di Malaysia. Program ini disebut ‘Kafeteen’, merupakan upaya pemerintah Malaysia melalui Lembaga Penduduk dan Perancangan Keluarga (LPPKN) menjalankan mandat yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan reproduksi dan sosial pada remaja.
“Program Kafeteen membantu kalangan remaja berusia 13-24 tahun untuk menghadapi masa remaja dengan nyaman, aman, dan penuh keyakinan. Dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan sosial,” ujar Ahmad Azri.
UNFPA Indonesia Representative Hassan Mohtashami yang hadir melalui virtual menyebutkan, kegiatan ini adalah momentum yang sangat baik untuk menggaris bawahi atau menunjukkan peran penting remaja. Hal ini juga menunjukkan keberpihakan pemerintah Indonesia melalui BKKBN dan Malaysia melalui LPPKN untuk meng- highlight peran remaja itu penting juga dilibatkan.
Diakui Hassan bahwa saat berbicara mengenai kesehatan reproduksi, seringkali perspektif remaja terlupakan. Atau ketika bicara dengan remaja pendekatannya kurang tepat, karena yang berbicara orang dewasa. Namun, ketika remaja yang memimpin prosesnya, ia bisa menjadi agen untuk mendorong terjadinya perubahan pada teman-temannya melalui komunikasi yang dibangun. (smr)