By Tony Rosyid *)
semarak.co-Jokowi dan Prabowo sepakat dan satu kata: Anies Baswedan harus dilenyapkan. Tidak boleh ada panggung buat Anies. Bagaimana cara melenyapkan Anies Baswedan? Lakukan operasi terhadap partai-partai yang akan usung Anies.
Hanan Supangat digeledah rumahnya, dan jadi tersangka. Kader Nasdem ini jadi pintu masuk. Dari sini, anak Surya Paloh dibidik. Semula, Surya Paloh kekeuh ingin calonkan Anies di pilgub Jakarta. Operasi terhadap Surya Paloh cukup alot.
Tapi, ketika anaknya disasar, ini bukan hal mudah bagi Surya Paloh untuk menjaga komitmen dengan Anies. Menurut sumber yang layak dipercaya, infonya rombongan aparat penegak hukum sudah standby di depan pulau pribadi ketum Nasdem yang ada di Pulau Seribu.
Tentu bukan untuk jalan-jalan. Ada apa? Jangan bego. Akhirnya, Surya Paloh menyerah. PKB tersandera dengan kursi ketua umumnya yang sedang muktamar. Resuffle Kemenkumham sebagai ancaman nyata buat Cak Imin. Mau aman? Tinggalkan Anies.
Plus dapat jatah menteri, duta besar, wakil ketua DPR, dll. Bagaimana dengan PKS? Gak perlu digoda. PKS bahkan menawarkan diri ke KIM. Presiden PKS sudah memberi sinyal yang lugas dan terang-terangan ke Dasco, ketua haruab Gerindra saat acara PKB.
“Pak Dasco jangan hanya ajak Nasdem dan PKB. PKS ajak-ajak juga lah…” Anda bego kalau masih gak paham. Bagaimana cara exit dari Anies? Bisa dibicarakan bareng. Diskusi sambil ngopi. Itu hal mudah. Yang penting dealnya cocok. Lalu bilang ke publik: “Ini hasil ijtihad”. Beres!
PDIP coba-coba mau usung Anies pasca keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas perkara No 60. Kasus Rano di Bank Banten pun muncul kembali. Belum urusan Puan Maharani dan keponakan Megawati. PDIP pun mundur teratur.
Dengan semua diinamika ini, Ridwan Kamil telah mendapatkan jaminan untuk menang dengan menyingkirkan Anies Baswedan. Sesuatu yang sulit dibantah. Inilah yang membuat Ridwan Kamil tinggalkan Jawa Barat. Sengaja sekenario ini dibuat agar Gerindra bisa ambil Jawa Barat melalui Dedi Mulyadi. Win win solution. Clear !
Pokoknya, Anies tidak boleh dapat tiket pilgub Jakarta.
Jakarta, 2 September 2024
*) Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
sumber: WAGroup AMAR MARUF NAHI MUNKAR (postSelasa3/9/2024/)