Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh memastikan tidak akan mendukung Anies Baswedan maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak Jakarta 2024. Karena Partai NasDem menentukan sikap merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) sehingga menjadi KIM Plus.
semarak.co-Seperti diketahui Partai NasDem bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah pengusung Anies Baswedan dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dengan membentuk Koalisi Perubahan. Namun NasDem akhirnya bergabung dengan KIM diikuti PKB dan PKS sehingga KIM berubah nama menjadi KIM Plus.
Ketum NasDem Surya Paloh mengaku pernah memberikan pemahaman kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan periode 2017-2022 terkait Pilkada 2024. Menurut Paloh, tahun ini bukan momen bagi Anies untuk maju Pilkada Jakarta.
“Iya. Jelas itu (tidak mengusung Anies). Saya sudah beri tahu Pak Anies. Pak Anies, Anda sebagai adik, ini bukan momen Anda untuk maju pada Pilkada Jakarta. Kita cari momentum yang lebih tepat lagi ke depannya. Ada pemahaman itu,” tutur Surya Paloh di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2024).
Ironisnya, seperti diberitakan kompas.com, 15 Agustus 2024, PKS yang sempat mengusung Anies dan Sohibul Iman dengan nama AMAN pada 25 Juni 2024 pun tahu-tahu mensinyalir belum dapat memastikan akan memberikan dukungan lebih lanjut kepada Anies atau sebaliknya.
PKS malah menuding dengan alasan karena Anies dianggap sudah melewati batas 40 hari hingga 4 Agustus 2024 untuk mencari dukungan tambahan agar duet Anies-Sohibul bisa berlayar. PKS masih kekurangan 4 kursi untuk mengusung calon gubernur karena hanya memiliki 18 kursi di DKI.
Partai NasDem dan PKB yang sudah menyatakan mendukung Anies, juga kini menjalin komunikasi dengan parpol-parpol KIM untuk Pilkada Jakarta Diketahui, Surya Paloh bertemu Presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Pertemuan keduanya berjalan kurang lebih tiga jam secara tertutup. Usai bertemu, Prabowo mengatakan adanya kesepakatan bersama. Dia mengatakan, persatuan menjadi kunci keberhasilan bangsa. Sehingga, Gerindra dan NasDem sepakat untuk bersama dalam menghadapi tantangan ke depan.
“Sore hari ini saya menerima kehormatan dapat kunjungan Pak SP sahabat saya sejak lama, Ketum Nasdem, didampingi pak Victor. Kita membahas, beberapa masalah, dan kita sepakat untuk bekerja sama berkolaborasi dengan baik menghadapi tantangan masa depan,” kata Prabowo saat konferensi pers.
“Saya tegaskan kembali bahwa saya sangat memandang persatuan sebagai kunci keberhasilan, bangsa, dan karena itu saya menyambut sangat baik, bersedianya Nasdem untuk bergabung dengan kami sama sama mengabdi kepada bangsa,” imbuh Prabowo seperti dilansir liputan6.com, 15 Agu 2024, 19:47 WIB.
Di bagian berita terbaru menyebut, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat (Jabar) Ono Surono angkat bicara terkait rencana mengusung Anies Baswedan di pilgub Jabar yang akhirnya batal dilakukan. Ia menegaskan bahwa Anies dijegal untuk tidak maju di Pilgub Jabar.
“Oke, jadi Anies ini memang menjadi opsi bagi PDIP dan kita melakukan komunikasi dengan pak Anies itu dari kemarin mengerucut itu di sore hari, kenapa gagal,” ucap Ono seusai mendaftarkan pasangan bakal calon Jeje Wiradinata dan Ronald Surapradja di Kantor KPU Jabar, Jumat (30/8/2024) dini hari.
Ono Surono merupakan kader sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP di Jabar. Dan melalui siaran pers resmi kemarin, Ono dua kali menyampaikan, untuk cagub dari PDIP akan berasal dari sosok yang mengejutkan.
Saat hendak mengusung Anies, Ono merasa resah sebab terdapat pihak-pihak yang tidak menyetujui Anies diusung PDIP Perjuangan. Padahal, Anies merupakan figur nasional. Asli Jawa Barat lahir di Kuningan serta mempunyai riwayat yang baik membangun Jakarta.
“Kita menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung oleh PDIP Perjuangan,” kata Ono seperti dilansir republika melalui laman berita msn.com, Jumat (30/8/2024).
Ono bahkan blak-blakan menyebut nama Mulyono dan gank yang tidak menginginkan Anies maju. “Mulyono dan gank. Selama ini yang menjalin komunikasi dengan Pak Anies, yaitu DPP termasuk kewenangan memutuskan,” ungkap Ono.
Dilanjutkan Ono, “Selama proses komunikasi tersebut, saya dapat kabar Pak Anies bersedia diusung PDI Perjuangan di Jawa Barat sehingga pada saat timnya Pak Anies membuat konferensi pers, ini menjadi bagian dari proses, di mana Pak Anies dihambat untuk tidak bisa dicalonkan PDIP.”
“Tidak secara spesifik saya sampaikan tapi kan sudah bisa kita lihat, kita pahami pak Anies dijegal di DKI ya, dan ini juga terjadi di Jawa Barat. Teman-teman bisa menafsirkan sendiri dan bentuknya seperti apa, tapi itu fakta yang kita alami bersama,” demikian Ono menambahkan.
Kemudian Ono meminta agar Mulyono dan gank tidak cawe-cawe dalam pilkada serentak 2024 dan membiarkan masyarakat memilih dengan sesuai hati nurani sehingga terpilihlah pemimpin terbaik.
“Mulyono jangan cawe-cawe lagi lah di pilkada biarkan rakyat bisa mempunyai pilihan sesuai dengan hati nuraninya sehingga terpilih pemimpin yang terbaik untuk Indonesia untuk provinsi dan untuk kabupaten kota di seluruh Indonesia,” kata dia.
Ono tidak menjelaskan spesifik sosok Mulyono yang dimaksud. Namun nama Mulyono yang ramai diperbincangkan masyarakat di dunia maya atau warganet ini mengacu kepada nama kecil dari Presiden Joko Widodo.
Ono meyakini apabila mengusung Anies maka permasalahan di Jabar dapat diselesaikan. Namun, pihak-pihak yang memiliki kekuatan menjegal Anies maju di Pilgub Jabar. “Tapi kekuatan-kekuatan yang sangat besar itu yang pada akhirnya pak Anies tidak jadi diusung oleh PDIP perjuangan,” katanya.
Ono melanjutkan DPD PDI Perjuangan menginginkan Anies maju di Jabar. Pihaknya mengetahui proses yang dilakukan DPP dan Ketua Umum partai mendorong Anies maju. Detik detik jelang penutupan pendaftaran Pilgub Jabar, PDIP mendaftarkan Jeje Wiradinata Bupati Pangandaran dan Ronald Surapradja actor/presenter.
“Kami menilai bahwa yang sudah mengerucut pada akhirnya bubar itu karena ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pa Anies diusung di Jabar,” kata dia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto membantah klaim Ono. Menurut Hasto, partainya tidak pernah berupaya meminang Anies untuk disorongkan di Pilkada Jabar 2024. Partainya hanya membicarakan tentang aspirasi dari masyarakat yang menyampaikan tentang adanya kesamaan nasib sebagai korban politik kekuasaan dengan mantan gubernur DKI Jakarta itu.
“Secara khusus tidak,” kata Hasto, Jumat dini hari (30/8/2024) ketika dikonfirmasi apakah PDIP yang meminta Anies maju di Pilkada Jabar. “Tetapi, memang ada yang menunjukkan bagaimana publik memberikan persepsi yang cukup luas, seperti apa yang terjadi,” ujar Hasto.
“Termasuk di Jakarta dan juga Jabar yang dialami PDI Perjuangan yang mencoba untuk dihadapkan pada tembok-tembok kekuasaan, kan akhirnya kekuatan rakyat itu yang berbicara,” sambung Hasto dilansir republika.co.id melalui laman pencarian msn.com, Jumat sore (30/8/2024).
PDIP akhirnya memutuskan untuk memberikan rekomendasi kepada Jeje Wiradinata dan Ronald Sunandar sebagai cagub-cawagub untuk Pilkada Jabar. Keduanya pun didaftarkan DPD PDIP Jabar ke KPUD Jabar, pada menit-menit terakhir sebelum penutupan pendaftaran pasangan calon kepala daerah (cakada), Kamis (29/8/2024) sekitar pukul 23:30 WIB.
Namun diakui Hasto bahwa spekulasi tentang pasangan calon (paslon) Anies Baswedan dan Ono Surono memang ada dan sempat memberikan harapan di internal partai untuk menjadi kejutan bagi publik di Pilkada Jabar 2024.
Akan tetapi, kata Hasto, dari PDIP memang tak ada pembicaraan khusus dengan Anies, tentang peluang untuk dicagubkan dalam Pilkada Jabar. “Kami melihat bahwa Jawa Barat ini wilayah yang begitu besar, dan untuk mengenal Jawa Barat berbeda dengan DKI Jakarta,” kata Hasto.
Juru Bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid mengatakan, alasan mantan Gubernur Jakarta itu tak melaju di Pigub Jabar karena tak adanya aspirasi dari masyarakat. Hal tersebut yang membuat mantan rektor Universitas Paramadina itu menolak untuk dicalonkan.
“Kita tahu bahwa di Jakarta itu, banyak aspirasi warga dan masyarakat yang meminta Anies Baswedan untuk maju Pilkada Jakarta. Namun memang di Jawa Barat, itu tidak ada secara khusus permintaan dari warga Masyarakat,” kata Sahrin di Brawijaya 10, Jakarta Selatan, Kamis malam (29/8/2024).
Perbedaan situasi sosial tersebut, yang menurut Sahrin, membuat Anies menolak untuk melaju ke Jabar. “Dan melihat berbagai macam pertimbangan, tentunya Mas Abies Baswedan telah menyatakan bahwa tidak maju di Jawa Barat,” kata Sahrin.
Namun sebelumnya, Sahrin memang mengakui, adanya tawaran dari salah-satu partai politik (parpol) yang meminta agar Anies untuk dicagubkan di Pilkada Jabar. Sahrin tak menyebutkan parpol yang meminang Anies. Akan tetapi, satu-satunya parpol yang belum memutuskan siapa cagub-cawagubnya untuk Pilkada Jabar hanya PDI Perjuangan.
Sampai Kamis malam (29/8/2024) yang menjadi hari terakhir pendafataran cakada, hanya PDIP belum juga mengumumkan siapa jagoannya untuk berkontestasi di Jabar. Sempat muncul spekulasi yang merancang Anies berpasangan dengan Ono Surono. (net/msn/rep/gle/kpc/l6c/smr)