Politisi Partai Golkar Andi Sinulingga baru mengetahui kalau Anies Baswedan dianggap menjadi ancaman serius bagi rezim saat sehingga dicegat untuk mengikuti pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak, termasuk pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024 daripada harus melawannya.
semarak.co-Jika gagal dicegat, terang Andi, maka harus dijegal sehingga Anies Baswedan sampai ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo agar tidak maju Pilkada DKI Jakarta 2024, ini menunjukkan mahalnya nilai diri mantan capres nomor urut satu itu.
“Anies itu ternyata dianggap ancaman serius rezim. Jadi, daripada susah-susah melawan Anies di pilkada, lebih baik dicegat di awal. Kalau tak bisa dicegat, ya dijegal. Memang mahal nilai diri Anies ini, sampe-sampe di tawari kursi menteri segala asal tak maju pilkada Jakarta,” cetus Andi dikutip dari akun X pribadinya, Rabu (14/8/2024).
Melansir dari kumparan.com, diberitakan bahwa calon presiden (capres) 2024 Anies Baswedan diam-diam pernah dipanggil elit Partai Gerindra untuk ditawari kursi menteri asal mau mundur dari pencalonan di Pilkada DKI Jakarta November 2024.
Sementara diketahui, dalam survei Litbang Kompas terkait Pilkada DKI Jakarta 2024, Anies Baswedan masih berada di urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 29,8 persen, sedangkan posisi kedua diduduki Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Survei elektabilitas calon gubernur rujukan publik Jakarta, Anies Baswedan 29,8%, urutan kedua Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 20%,” tulis Litbang Kompas seperti dikutip Selasa (16/7/2024) seperti dilansir wartaekonomi.co.id/Rabu, 14 Agustus 2024, 20:30 WIB.
Kemudian posisi selanjutnya terpaut jauh dengan Anies dan Ahok, yaitu Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil dengan 8,5%, Menteri BUMN Erick Thohir 2,3%. Lalu ada sejumlah nama dengan elektabilitas di angka 1%, yaitu Menteri Sosial Tri Rismaharini, Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep,
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang meraih 1,3%. Survei tersebut dilakukan pada 15-20 Juni 2024, dan sebanyak 30 persen responden masih tidak tahu atau belum menjawab siapa sosok yang dinilai layak untuk memimpin Jakarta.
sumber: wartaekonomi.co.id di WAGroup JUR-DIL PERUBAHAN (postSabtu17/8/2024/)