Pasar memiliki peran vital dalam menggerakkan perekonomian rakyat. Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berkomitmen melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi pasar sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah pembangunan Pasar Rakyat Jailolo di Halmahera Barat, Maluku Utara.
semarak.co-Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan/rehabilitas pasar dilakukan untuk memperbaiki fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat sehingga menjadi bangunan yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis (tidak kumuh).
“Diharapkan, infrastruktur pasar yang berkualitas dapat dirasakan langsung manfaatnya, terutama menjamin distribusi bahan pokok dan turut menggerakkan sektor riil atau UMKM yang merata hingga pelosok desa di seluruh Indonesia,” kata Menteri PUPR Basuki dirilis humas usai acara melalui WAGroup Fans Basuki, Kamis (18/7/2024).
Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara Ditjen Cipta Karya melakukan revitalisasi Pasar Jailolo pada TA 2023 – TA 2024. Pasar ini dibangun pada September 2023 dan ditargetkan selesai pada Juli 2024.
Saat ini progres pembangunan Pasar Rakyat Jailolo mencapai 97,6%. Rekonstruksi dan rehabilitasi Pasar Rakyat Jailolo akan mengadopsi konsep Rumah Adat Sasadu dengan ornamen beberapa kain khas yang ada di Maluku Utara. Pekerjaan ini terbagi menjadi tiga bangunan yakni gedung Blok A dan Blok C dilakukan rekonstruksi bangunan baru.
Sementara Blok B hanya dilakukan rehabilitasi gedung. Gedung Blok A seluas 2.016 m2 diperuntukkan sebagai pasar sayur, Blok B seluas 1.276 m2 difungsikan sebagai kios sembako dan Blok C seluas 1.848 m2 digunakan sebagai pasar ikan dan kios.
Adapun lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan Persiapan, pekerjaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3, pekerjaan struktur (Blok A & Blok C), pekerjaan arsitektur dan MEP untuk Blok A, Blok B dan Blok C. Pembangunan dan rehabilitasi Pasar Rakyat Jailolo ini dikerjakan oleh kontraktor PT Cimendang Sakti Kontrakindo dan manajemen konstruksi PT Estik Griya Konsultan dengan nilai kontrak Rp49,1 miliar.
Bupati Halmahera Barat James Uang mendukung penuh desain pasar yang mengadopsi kearifan lokal Maluku Utara. “Pemda Halbar sangat setuju dengan bentuk bangunan pasar yang mengadopsi bentuk Sasadu, Rumah Adat Sahu, ini penting sebagai upaya merawat nilai-nilai kearifan lokal yang kita miliki,” ucapnya.
Diharapkan melalui rekonstruksi dan rehabilitasi Pasar Rakyat Jailolo dapat meningkatkan perekonomian lokal khususnya pada sektor kegiatan jual beli Kabupaten Halmahera Barat. Di samping itu, diharapkan juga dapat mewujudkan pasar rakyat yang nyaman, bersih, rapi dan Terintegrasi.
Di bagian lain dirilis humas Kementerian PUPR terbaru, Kementerian PUPR telah memulai pembangunan Bendungan Jeneleta di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Pembangunan bendungan ini utamanya bertujuan untuk mengoptimalkan pengendalian banjir di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan yang selama ini hanya mengandalkan Bendungan Bili-Bili berkapasitas 375 juta meter kubik (m3) yang selesai dibangun pada 1997.
Menteri PUPR Basuki mengatakan, pembangunan bendungan dan embung sebagai tampungan air di berbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu upaya nyata untuk mengatasi ancaman perubahan iklim (climate change), terutama menghadapi cuaca ekstrim.
Untuk menghadapi ancaman perubahan iklim (climate change) Pemerintah Indonesia harus memperbanyak tampungan air (reservoar), baik itu embung dan bendungan. Kita utamakan bendungan agar di saat kemarau masih ada cadangan air yang cukup besar. Dan di musim hujan, mampu menjadi tampungan yang efektif menahan debit banjir.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Suryadarma Hasyim mengatakan, bendungan terbesar di Sulsel yakni Bendungan Bili-Bili sudah tidak memadai untuk menampung air sebagai pengendalian banjir ketika curah hujan besar.
Seperti yang terjadi pada 2019 lalu, di mana dampak banjir sangat terasa di Kota Makassar. Oleh karena itu dikatakan Suryadarma, Bendungan Jenelata juga akan dimanfaatkan untuk menahan luapan air Sungai Jenelata yang berhilir ke Sungai Jeneberang.
Sehingga dapat membantu Bendungan Bili-Bili yang juga membendung hulu Sungai Jeneberang. “Kita berharap dengan fungsi dari Bendungan Jenelata akan lebih optimal untuk mereduksi banjir di Kota Makassar serta membantu saat kekeringan,” ujar Suryadarma dirilis humas usai acara melalui WAGroup Fans Basuki, Kamis (18/7/2024).
“Sehingga dengan adanya tampungan air ini, memberikan taman air ketika terjadi El Nino. Jadi, pada musim hujan kita cegah banjir, pada musim kemarau kita manfaatkan airnya untuk pertanian, suplai air baku, dan untuk kebutuhan Masyarakat,” demiian Suryadarma menambahkan.
Selain sebagai pengendali banjir, Bendungan Jenelata juga berfungsi sebagai sumber air irigasi bagi lahan pertanian seluas 26.773 ha yakni di Daerah Irigasi (D.I) Bili-bili 2.400 Ha, D.I. Bissua 13.916 Ha, dan D.I. Kampili 10.457 ha.
Bendungan Jelenata juga berfungsi sebagai sumber penyediaan air baku berkapasitas 6,05 m3/dt untuk Bili-Bili, Jenelata, kebutuhan air pabrik gula dan lahan tebu di Takalar, dan Intake Sungguminasa. Bendungan Jenelata dengan tampungan berkapasitas 223,6 juta m3 juga mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga hidro sebesar 7 MW, serta pariwisata air dan kuliner.
Pengerjaan konstruksinya dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) Bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dengan KSO CAMC Engineering Co., Ltd dari China dengan nilai kontrak pembangunan sebesar Rp 4,1 triliun.
Pendanannya bersumber dari dana pinjaman (loan) Pemerintah China dan dana APBN. Konstruksinya telah dilaksanakan sejak Oktober 2023 dan direncanakan rampung pada 2028 mendatang dengan progres pekerjaan saat ini galian tubuh bendungan (main dam) dan area pelimpah (spillway). (smr)