Dua tokoh koperasi asal Malaysia ikut menghadiri puncak acara Hari Koperasi Nasional (Harkop) 2024 di Hotel Harmoni One, Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (12/7/2024). Dua tokoh ini sepakat dan bertekad meningkatkan potensi kerja sama, terutama sektor perdagangan dan bidang digitalisasi yang diakui masih tertinggal dari sektor lain.
semarak.co-Chairman Perhubungan Angkasa (Angkatan Koperasi Kebangsaan Malaysia Berhard) Negeri Selangor Malaysia Dato’ H Mohd alias Bin Hamzah mengatakan, kerja sama dalam perjumpaan awal bersama Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) akan berkolaborasi perdagangan barang atau produk anggota koperasi.
“Jadi dalam kolaborasi ini, kami akan saling bertukar barang yang top sale kedua negara. Barang-barang yang top sale atau unggulan di Indonesia akan diperdagangkan di Malaysia, begitu pun sebaliknya,” ujar Dato’ Mohd alias Bin Hamzah di hari terakhir puncak acara Harkopnas, Sabtu (13/7/2024).
Kemudahan kerja sama dua negara ini terlaksana, terang Dato’, efek dari organisasi koperasi yang memayunginya, yaitu Dekopin dan Angkasa di Malaysia. Di mana organisasi inilah yang melakukan kurasi dari sisi produk dan terjadinya pertukaran perdagangan. “Organisasi pula yang memudahkan pemerintah dalam membangun kerja sama kedua negara,” tutupnya.
Kemudian Presiden Angkasa yang juga Presiden ASEAN Co-operatif Organization (ACO) Datuk Seri DR Abdul Fattah Abdullah mengharapkan Dekopin akan terus maju dan dapat memastikan gerakan koperasi di Indoensia terus berjaya supaya anak-anak muda dapat manfaatnya untuk berkarya.
Soal bagaimana membangun kerja sama koperasi di Indonesia dengan negara-negara ASEAN, Datuk Fattah dalam kapasitas Presiden ACO mengatakan, melalui Dekopin dan Malaysia melalui Angkasa akan diperkuat lagi dengan memastikan koperasi-koperasi di ASEAN yang berjumlah 300 ribuan dengan 65 juta masih aktif.
“Kita tahu di tahun 2030, ASEAN akan dianggap menjadi satu blok kekuasaan ekonomi yang kuat di dunia setelah Amerika, Eropa, dan India. Jadi harusnya kekuatan ini hendaknya digunakan dan saya harap koperasi tidak tertinggal,” tutur Datuk Fattah di hari terakhir puncak acara Harkopnas, Sabtu (13/7/2024).
Untuk itu, lanjut Datuk Fattah, kalangan anak muda, pemimpin-pemimpin koperasi, dan pemikir-pemikir koperasi harus diupayakan ikut mengambil peluang ini untuk bergerak ke arah yang meningkatkan kerja sama supaya bisa merebut sama-sama blok kekuatan ekonomi ASEAN itu.
“Hadirkan transformasi di kalangan anak-anak muda dan gerakan koperasi supaya senantiasa realible, berada bersama-sama dengan institusi. Karena Koperasi itu punya kekuatan berupa anggota yang jumlahnya sangat besar,” imbuh Datuk Fattah yang juga Vice Presiden International Cooperativ Alliance Asia and Pacific (ICA-AP).
Sedikitnya ada 10% dari jumlah penduduk di setiap negara sebagai angggota koperasi. “Koperasi pun sudah mendominasi semua sektor bukan hanya dari segi produk-produk, tapi juga sisi kekuatan. Di mana koperasi sebagai satu organisasi sosial, seperti Dekopin,” cetusnya.
Sebagai organiasi koperasi, terang dia, Dekopin adalah satu kumpulan manusia yang boleh digunakan untuk membantu pemerintah membangkitkan ekonomi dan dari sisi politik ini satu gerakan rakyat yang kuat terstruktur untuk bargaining power dalam pemerintah.
Adapun kerja sama yang bisa ditawarkan koperasi untuk tingkat ASEAN, Datuk Fattah menggap perlu dilaksanakan adalah meningkatkan perdagangan antara negara-negara koperasi. Produk-produk unggulan koperasi Indonesia dapat dipasarkan di negara-negara ASEAN lain, begitu pun sebaliknya, maka ini pasar potensial besar melalui kolaborasi.
“Utamanya produk koperasi Indonesia yang tidak ada di negara ASEAN lain, begitu pun sebaliknya bisa ditawarkan kepada koperasi-koperasi di Indonesia. Jadi strategi pertama meningkatkan Kerja sama perdagangan antara koperasi,” cetus Datuk Fattah.
Diakui Datuk Fattah bahwa di negara-negara mana pun koperasi memang terlihat tertinggal dalam hal perkembangan dunia digital di banding sektor lain. “Jadi ini penting dan mesti ada awarness. Kalau di Malaysia ada kesadaran di kalangan pemimpin dan penggerak koperasinya untuk menggunakan digitalisasi sebagai platform,” ujarnya.
Platform ini, terang dia, digunakan untuk meningkatkan efesiensi, meluaskan pasar, memberi ruang lebih besar kepada koperasi. Karena di dunia, kata dia, koperasi adalah pasar dan potensial. Tapi minim kalangan pelaku ekonomi mengambil kesempatan ini. “Malah ini sering digunakan penguasa atau negara dari sisi politik,” bebernya.
Ini senada dengan Dato’ Mohd sebelumnya. “Digitalisasi koperasi merupakan perkara baru dalam pembangunan perkembangan koperasi. Jadi kita seharusnya bersama-sama untuk merebut peluang ini bergabung sebagai tenaga digitalisasi koperasi masing-masing,” saran dia.
Penggerak atau pelaku-pelaku koperasi yang rata-rata kalangan tua tidak masalah dalam menghadapi perkembangan digitalisasi ini. Karena sekarang banyak alat seperti hanphone dan system-sistem tertentu yang mudah dioperasikan kalangan tua.
“Sebenarnya digitalisasi ini tidak susah. Yang bikin susah itu hanya persepsi kita. Buktinya, di Malaysia dibuat program pelatihan atau kursus bagi orang-orang kalangan tua. Memang awalnya terbayang-bayang susah, tapi setelah dapat pembelajarannya tak sampai dua minggu sudah bisa mengoperasikan media sosial TikTok untuk berdagang,” cetusnya.
Diingatkan Dato’ Mohd, dengan digitaliasi ini memperpendek pasar yang sangat luas. “Kalau sebelumnya harus menyewa kantor, sekarang kantor sudah di alam maya. Dengan begitu hemat pula biaya sewa kantor lagi,” ulasnya.
Koperasi di Angkasa, kata dia, sekarang sudah menggunakan digitaliasi. “Jika anggota atau masyarakat umum mau belanja dapur, tinggal klik bayar saja, nanti barang seperti minyak, bawang atau lainnya akan sampai di rumah,” terang dia.
“Itulah sebab sekarang digitaliasi ini terus diprogramkan untuk koperasi. Karena selain memudahkan tapi juga menghematkan bahkan menyenangkan karena terhubung antara para pembeli dan penjualnya,” imbuhnya.
Sebelumnya lagi, Dato’ Mohd sempat memuji Dekopin yang berhasil menyelenggarakan Harkopnas cukup mewah yang menunjukkan kompak dan solid. “Sambutan ini memberi lebih semangat untuk meneruskan bisnisnya para anggota koperasi, seperti lebih dari 50 penggerak koperasi dinobatkan sebagai penerima anugerah,” pujinya.
“Kami negeri serumpun Malaysia berharap kerja sama di antara dua negara serumpun dalam memajukan bidang koperasi khususnya perniagaan bersama. Kita tahu Indonesia jumlah penduduknya 200 juta lebih, ini pasar yang besar untuk berkolaborasi,” imbuhnya lagi.
Bangga dengan Dekopin yang menyelenggarakan program besar ini degan berbagai rangkaian acaranya, seperti seminar, bazar, talkshow, dll. Satu acara yang merupakan perkara baru adalah digitalisasi koperasi dengan menghadirkan presiden koopeasi asean sebagai pembicara.
Dalam sambutan Harkopnas, Ketua umum Dekopin Prof Nurdin Halid sempat menyesalkan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki yang tak pernah hadir setiap Harkopnas. “Saya laporkan Pak Menko (Perekonomian Airlangga Hartarto) bahwa selalu ada pertanyaan mengapa Menkop selama empat tahun terakhir di Harkopnas selalu diwakili,” ujar Nurdin Halid.
Jawabannya cuma satu, “Menterinya tidak paham tentang jati diri koperasi. Jati diri koperasi adalah kegotongroyongan dan kekeluargaan. Catatan Pak Menko, sebagai Ketua umum Partai Golkar agar di masa depan, Menteri Koperasi jangan lagi dari lembaga swadaya Masyarakat LSM.”
“Tapi dari insan dan penggiat koperasi sehingga paham tentang koperasi,” cetus Prof Nurdin Halid yang juga menjabat Presiden ASEAN ICE Pacific setelah menjabat Presiden ACO Tahun 2010-2014 yang kini dijabat Datuk Seri Abdul Fattah Abdullah. (smr)