Universitas Pamulang (Unpam) melakukan grand launching Kopinmart, yaitu salah satu lini bisnis dari Kopinbik Unpam di aula rektorat kampus itu, Tangerang Selatan, Senin (5/3). Koperasi pusat inkubasi bisnis dan kewirausahaan (Kopinbik) sndiri baru dibentuk dan diklaim berbeda dengan koperasi kebanyakan, terutama dengan koperasi mahasiswa (Kopma). Di mana Kopinbik akan sebagai laboratorium bisnis.
Pengawas Kopinbik Unpam Boedi Hasmanto mengatakan, laboratorium bisnis ini dikaitkan dengan mata kuliah yang diajarkan pada fakultas ekonomi, terutama kewirausahaan. Sehingga nanti para lulusan, harap Boedi, tidak lagi menjadi pencari kerja, tapi pencipta lapangan kerja. Jadi ada kombinasi praktik dengan teorinya, yaitu pemasaran, manajemen, dan seterusnya.
“Para mahasiswa dilatih cara memasarkan dengan atau setelah menjadi reseler, menetapkan strategi, mencari inovasi dan kreasi. Nah, kalau ada masalah-masalah di dalam praktik bisnisnya, langsung dikonsultasikan pada dosennya saat jam kuliah. Ini berlaku untuk semua prodi, asal pada mata kuliah kewirausahaan,” ujar Boedi.
Ada juga study kelayakan. Ini pun sekaligus masuk mata kuliah tugas. Kan dalam satu mata kuliah ada tugas, absen, UTS, dan UAS. Nah, tugas ini diambil langsung dalam laboratorium bisnis. Jadi tidak diberi tugas lagi seperti tugas selama ini,” ujar Boedi saat mendampingi Ketua Kopinbik Unpam Sunanto sebelum acara.
Dari sisi pendapatan, lanjut Boedi, jadi tidak hanya pihak koperasi saja, tapi juga mahasiswanya. Karena dalam praktiknya, mahasiswa akan menjalankan bisnis sendiri atau menjadi reseller. Ini menyusul kerja sama Kopinbik Unpam dengan PT Boga Handal Indonesia (Bo Han), perusahaan ritel frinchise dengan produk dry food dan frozen food, seperti chicken, nugget, sosis, dan lainnya.
“Sesuai aturan pendirian Kopinbik Unpam, anggota koperasinya hanya dosen dan karyawan Unpam saja. Soalnya ini bukan Kopma. Dosen dan karyawan ini yang diutamakan menjadi reseller,” ujar Boedi yang juga dosen ekonomi Unpam.
Saat ini, rinci Boedi, jumlah anggota koperasi mencapai 3500an. Nah, dari sukses inilah nanti baru jadi cikal bakl dibentuknya Kopma. “Tidak mungkin kalau Kopma, mahasiswa yang lulus bisa langsung jadi pencipta lapangan kerja. Karena Kopma leadernya mahasiswa. Itulah mengapa Kopinbik Unpam ini bukan koperasi biasa. Jadi Kopinbik Unpam ini alat bantu untuk usaha para lulusan,” klaimnya.
Sebelum para lulusan membuka bisnis sendiri, lanjut dia, sudah dibekali oleh bisnis Kopinmart tadi atau sebagai reseller. Sedangkan Kopinbik Unpam sebagai whole selernya. “Untuk ikut membuka Kopinmart, diwajibkan membayar Rp 7,650 juta. Jadi mahasiswa bisa buka di rumah atau di tempat strategisnya bisa menjual kerupuk, sambal, sosis, nugget, dan banyak lagi,” ujarnya.
Ketua Kopinbik Unpam Sunanto mengakui, Kopinbik Unpam merupakan salah satu kegiatan dari inkubasi bisnis, terutama kegiatan bisnis dengan menjadi reseler. “Kopinbik Unpam ini sekaligus pengembangan dari visi dan misi Yayasan Sasmita selaku pengelola Unpam dalam menciptakan wirausaha-wirausaha muda yang dimulai dari lingkungan kampus,” imbuhnya.
Kopinbik mendukung visi misi yayasan dengan memberikan pembelajaran sikap mental terhadap upaya berbisnis. “Jadi ini membawa misi bisnis sekaligus praktik pembelajaran, khususnya mahasiswa. Diakui, dalam teori kewirausahaan bisa jadi berat bersaing dengan perguruan tinggi lain, tapi kami akan menciptakan unggulan-unggulan untuk menuju kampus wirausaha,” klaim Sunanto dalam sambutannya yang dihadiri pemilik Bo Han pengusaha sukses dan mantan menteri Muhammad “Bob” Hasan, mantan menteri Koperasi dan UKM Subijakto Tjakrawardaja, dan perwakilan Bank Mandiri juga Bank DKI sebagai sponsor. Ada juga perwakilan pemerintah Wali Kota Tangsel.
Diakui Sunanto, Bo Han telah menjamin siap mensuplai produk berapa pun dalam kerja sama ini. Operasi dari Kopinbik ada sisi bisnis dan pembelajaran. Pembelajaran ini tidak saja pada mahasiswa, tapi juga dosen dan karyawan. “Kami sudah melakukan sosialisasi pada dosen-dosen yang mengampu kewirausahaa dan mata kuliah sejenis yang diterapkan di Unpam. “Ternyata animo dosen dan karyawan cukup besar. Dari total 4000, sudah 3000an yang menjadi anggota,” klaimnya.
Rektor Unpam Dayat Hidayat mengatakan, awalnya dosen Unpam 80 persen adalah praktisi. Karena diawal niatnya lulusan bisa mandiri sehingga menciptakan dan memanusiakan manusia. “Tapi ada perubahan regulasi dari pemerintah, maka kami ikut berubah dengan mengkuliahkan para dosen praktisi itu. Untungnya, sekarang para dosen jadi lengkap latarbelakangnya. Disamping itu, fakultas teknik dan bahasa sudah ada labnya, nah ekonomi kami ciptakan labnya, yaitu Kopinbik ini,” ujar Dayat memberi sambutan.
Ketua Yayasan Sasmita H Darsono menambahkan, awalnya memang ada keraguan dalam membentuk koperasi. Karena banyak koperasi bukan mensejahterakan anggotanya, tapi malah memberi kesan negatif. Sementara koperasi itu ada beban sosial untuk memikirkan bagaimana secara bersama-sama mendapatkan untung untuk menambah pendapatan.
Ternyata banyak koperasi boleh dan bisa bekerja sama dengan wadah-wadah. Inilah yang membuat kami optimis Kopinbik akan mampu mensejahterakan anggota karena sudah menjalin kerja sama dengan Bo Han,” ungkapnya.
Buka Homestay
Bob Hasan mengingatkan mahasiswa agar menjadi manusia yang disiplin, patuh sama Allah, membantu ibu, dan bantu orang susah. Seolah ingin menunjukkan jaminannya akan kesiapan suplai, Bos mengatakan, pihaknya telah mengantarkan masyarakat di desa Gunung Merapi sukses.
“Kami ikut dorong membuat koperasi, lalu diajarkan cara menampung turis dengan membuat homestay atau rumah merah disewa seperti hotel. Kamarnya ditata, WCnya dibenahi hingga harus, ibu-ibu diajarkan cara memasak masakan Eropa, dan dalam dua tahun terakhir, di sana sudah sukses semua,” ungkap Bob sambil meminta buka web terkait itu untuk membuktikanya. (lin)