RelawanForum Sandi Uno (FSU) Bersama menganggap tidak pernah ada Masjid Tengku Amir Hamzah (TAH) usai ditinjau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di lingkungan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jumat (23/2). Didukung sejumlah aktifis seniman, FSU Bersama menilai Masjid TAH itu lebih pantas disebut Pendopo. Selain bentuk bangunan yang sama sekali tidak ada memperlihatkan sebuah masjid, letaknya pun di lahan yang tidak strategis.
Ketua Panitia Pembangunan TAH dari FSU Bersama Tengku Ariefanda mengatakan, awalnya FSU Bersama meminta agar pihak TIM membangun masjid Amir Hamzah yang lebih representative dan letaknya di tempat yang lama. Yaitu di belakang gedung pertunjukan TIM yang berdekatan dengan kampus IKJ (Institute Kesenian Jakarta). Ini setelah melihat tidak ada upaya membangun kembali masjid lama yang dirobohkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Karena umat muslim yang melaksanakan sholat di fasilitasi di bawah gedung alias basement parkir.
“Kami mengupayakan terus kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun kembali masjid Amir Hamzah itu. Selain memiliki nilai historis terhadap lingkungan TIM untuk seniman, tapi juga mewadahi umat muslim yang beribadah. Kami sudah melakukan komunikasi dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Pak Sandiaga Uno, lantas dibentuklah panitia untuk mengawal pembagunan itu,” ungkap Arief.
Setelah ada panitia dan dilakukan komunikasi dengan pihak TIM, akhirnya FSU Bersama mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk meninjau lokasi yang diklaim jadi tempat masjid itu. Namun pihak TIM, kata Arief, seolah mengubah agenda Anies dari meninjau menjadi meresmikan. “Untung Pak Anies dalam sambutannya jelas mengatakan, ke datangannya hanya untuk sholat Jumat, bukan meresmikan masjid,” kutip Arief yang merupakan keturunan dekat dari penyair angkat 45, Tengku Amir Hamzah.
Memang pengurus masjid sempat menyebut Masjid Amir Hamzah pada saat memberi sambutan atas kedatangan Anies. Anies pun seolah mengklarifikasi kedatangan itu. “Tidak ada peresmian masjid. Saya bukan mau meresmikan masjid, tapi mau sholat Jumat di lingkungan TIM yang punya sejarah panjang, yang punya peran sangat besar di dalam pertumbuhan kebudayaan di Indonesia dan perkembangan kesenian di Indonesia. Dan insya Allah, kita ingin aktifkan kembali tempat ini benar-benar menjadi salah satu pusat kesenian di Indonesia,” ujar Anies dalam sambutan usai shalat Jumat.
Namun saat ditanya soal permintaan FSU Bersama dan sejumlah seniman setempat agar masjid dipindah ke belakang dan dibangun yang lebih representative, Anies mengelak. “Nanti dulu ya? Nanti saja itu,” kelit Anies sambil mengalihkan dengan menerima foto-foto bersama dengan para jamaah.
Seperti pantauan www.semarak.co memang terlihat kesan mendadak dari pengurus masjid mengetahui akan datang Gubernur DKI Jakarta. Tanah yang masih belum di semen buru-buru ditutup pakai pasir. Prasasti yang harusnya ditandatangani ditempel pakai bahan spanduk dengan bacaan Masjid Amir Hamzah. Dan digelar karpet di atas conblock yang saat sholat jamaah kepanasan. Belum lagi ada anak-anak yatim yang seperti diundang khusus karena diberikan uang jajan dan disiapkan tumpeng.
Bangun Kembali di Belakang
Penyair dan Dramawan kondang Jose Rizal Manua mengatakan, memang itu bukan masjid. Tepatnya disebut pendopo. Maka itu, seharusnya difungsikan sebagai pendopo untuk tempat latihan berbagai kegiatan kesenian, ada teater, tari, film, dan lainnya. Sehingga alat musiknya terdengar ke luar lingkungan TIM yang memberi kesan dan nuansa tempat atau gedung kesenian. Sedangkan masjidnya dibangunkan kembali di tempat yang lama di belakang gedung pertunjukan TIM.
“Dulu yang meresmikan Masjid Amir Hamzah Gubernur Ali Sadikin. Setiap Jumat, Beliau datang sholat di sini. Karena habis sholat dia akan berdialog dengan para seniman dan budayawan, seperti Ajip Rosyidi. Jadi memang setiap ada permasalahan, dulu para pemimpin itu suka berdiskusi dengan budayawan, termasuk di Malaysia pun begitu,” ungkap Jose Rizal Manusia yang juga dosen IKJ saat ikut mendamping Anies.
Diakui Jose, setelah dibongkar memang ada informasi mau dibangun lagi. Ternyata malah di depan lingkungan TIM dan bangunannya jelas terlihat tidak memadai. Apalagi untuk sholat Jumat. Selama ini hanya di parkiran dan acara ini seperti disulap untuk jadi peresmian. “Dulu dibangunnya saja tanpa pemberitahuan. Saya bersama banyak aktifis dan seniman sudah memprotes dan meminta dibangun kembali masjid. Ada itu di youtube dan google,” ujarnya.
Dipaksakan
Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Dapil Jakarta Pusat, Selatan, dan Luar Negeri Biem Triani Benjamin mengakui dirinya menerima informasi, bangunan itu bukan masjid. Tapi mushola atau langgar. “Memang saya melihat ini seperti dipaksakan untuk minta diresmikan. Jadi semua serba mendadak. Pagi-pagi benah-benah. Jadi belum layak untuk diresmikan,” sindirnya.
Biem setuju kalau masjid TAH dibangun kembali di tempat lama. “Kalangan budayawan dan seniman menyampaikan ke pada saya akan didorong untuk membangun di belakang dan yang sekarang jadi sarana latihan berkesenian,” ujar Biem, anak kandung artis serba bisa dan kondang almarhum Benyamin S.
Diakuinya, peresmian ini memang ada masalah dari awal. Informasi yang didapatnya, malah sudah ada batu prasasti peresmian Masjid TAH yang ditandatangani mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. “Yah, ini memang ada masalah, sepertinya. Jadi saya akan coba komunikasi dengan pemprov dan kalangan seniman dan budayawan, termasuk Kepala UPT TIM agar masalah ini selesai segera. Orang ibadah harus jadi prioritas,” tutupnya. (lin)