Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT UGT Sidogiri Indonesia, Pasuruan Jawa Timur menggelar acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2017 di auditorium BMT Sidogiri, Jawa Timur, Sabtu (17/2). Dalam RAT kali ini BMT UGT Sidogiri menargetkan aset mencapai Rp 5 triliun, untuk rencana kerja jangka menengah (2018-2020). Sedangkan untuk tahun buku 2017 asset BMT Sidogiri mencapai Rp 2,4 triliun.
Ketua Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri KH Mahmud Ali Zain mengatakan, untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja yang sangat keras bagi BMT Sidogiri. Untuk itu konsolidasi seluruh pengurus dan anggota untuk mencapai target itu selalu dilakukan. Itulah target-target yang akan dilakukan ke depan.
Dalam perkembangan kinerja selama ini, BMT UGT Sidogiri Indonesia telah memiliki jaringan berupa kantor cabang di 49 provinsi dan 1 di mancanegara yakni Malaysia. Selain itu, BMT tersebut di tahun 2017 memiliki jumlah anggota 16.647 anggota dan mengalami kenaikkan dibandingkan dengan tahun 2016 berjumlah 16.010 anggota.
Dalam operasionalnya BMT UGT Sidogiri memberikan pelayanan berupa simpanan, pembiayaan, dan layanan multi jasa. BMT UGT Sidogiri, kata KH Mahmud Ali Zain, terus memberikan keuntungan kepada para anggota bahkan dalam setiap RAT, BMT UGT Sidogiri selalu mematok sisa hasil usaha (SHU) sebesar 15 persen dan tidak pernah dibawah angka tersebut. “Itulah komitmen yang selama ini kami lakukan,”paparnya.
Bukan sekedar bisnis, BMT Sidogiri juga terlibat dalam program-program sosial. Di antaranya dalam fungsi perannya mengumpulkan zakat, infaq, shadaqah. Dalam tahun 2016 BMT UGT Sidogiri mampu menghimpun zakat sebesar Rp 8,5 miliar yang didistribusikan dalam bentuk zakat produktif dan konsumtif.
KH Mahmud Ali Zain berharap zakat tersebut akan semakin bertambah di tahun-tahun berikutnya. Melihat dari potensi anggota dari BMT UGT Sidogiri yang selalu bertambah. “Untuk meningkatkan kinerja bisnisnya, BMT UGT Sidogiri akan terus berinovasi dalam mengembangkan bisnisnya, di antaranya meningkatnya pelayanan dari segi IT,” ujarnya.
Dimana untuk sistem IT, lanjut dia, BMT UGT Sidogiri menjalin kerja sama dengan bank BRI Syariah dalam sistem host to host dalam sistem IT. Dengan demikian, bagi anggota BMT UGT Sidogiri bisa memiliki ATM BMT UGT dan bisa digunakan untuk transaksi di seluruh jaringan ATM BRI diseluruh Indonesia.
Selain itu juga, terkait dengan pengembangan usaha, BMT UGT Sidogiri berinovasi bisnis dalam pembuatan penyertaan modal kerja (PMK) dengan adanya PMK inilah sektor – sektor riil yang ada di masyarakat bisa dijembatani oleh unit usaha yang dibuat oleh BMT UGT Sidogiri berdasarkan PMK dari para anggota tersebut.
Staf Ahli Kementerian Koperasi dan UKM Untung Tri Basuki menegaskan, RAT adalah sebuah proses ritualitas yang harus ditaati oleh tiap institusi bernama koperasi. Di kesempatan itu, semua pengurus yang mengoperasikan koperasi harus jujur dan memiliki komitmen tinggi dalam melaporkan apa yang dilakukan dalam mengelola koperasi. Proses tersebut, yang selama ini terjadi di RAT BMT UGT Sidogiri yang melaporkan secara transparan. Hal ini menurutnya merupakan sebuah edukasi dalam berkoperasi.
Kemudian, lanjut Untung, literasi tentang berkoperasi selama ini sangat rendah sekali hal ini tidak lepas dari pemahaman pemupukkan modal yang hanya sekedar simpanan wajib dan simpanan pokok saja. Dengan demikian persepsi berkoperasi itu seperti orang berarisan. Pada hal menurut aturan dalam undang-undang tidak demikian.
“Koperasi bisa melakukan pemupukkan modal berupa penerbitan obligasi atau sukuk bahkan koperasi bisa menerbitkan PMK seperti yang dilakukan oleh BMT UGT Sidogiri,” terangnya.
Jika semua koperasi di Indonesia memahami literasi koperasi dengan baik, Untung berkeyakinan bahwa akan muncul koperasi – koperasi hebat seperti koperasi syariah BMT UGT Sidogiri di tanah air ini. Tinggal bagaimana diri kita tak pernah lelah dalam edukasi serta membuat kebijakan – kebijakan. (gus)