Oleh aku pribadi @ismailfahmi
semarak.co-Bagan ini menunjukkan sebuah jaringan dengan titik pusat bertuliskan “Ego” yang dihubungkan dengan berbagai kelompok lain seperti “Anies Crowd” dan “Prabowo Crowd”, yang mungkin menggambarkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan berbagai kelompok sosial. Di sekeliling “Ego” terdapat titik-titik yang mewakili orang-orang atau audiens yang berbeda.
Di bagian ini dijelaskan bahwa kita menampilkan versi diri yang berbeda tergantung pada audiens kita, yang bisa termasuk perbedaan dalam cara berpakaian, berbicara, dan bahasa tubuh. “Context Collapse” terjadi ketika seseorang “berperilaku” untuk audiens yang berbeda pada saat yang bersamaan, contohnya seperti pada acara pernikahan.
Dalam contoh ini, terjadi pada situasi yang sama: kerumunan kampanye capres. Di sebelah kanan slide, terdapat dua gambar yang sepertinya menunjukkan contoh dari disinformasi melalui manipulasi konteks.
Gambar pertama menunjukkan seseorang yang sedang merekam video selfie dengan kerumunan di belakangnya, dan ada catatan Original Video Edited Audio. Gambar kedua menunjukkan seseorang yang berdiri di atas mobil sambil memberi salam ke kerumunan, dengan catatan “Original Video Original Audio.
Di bawah kedua gambar tersebut ada keterangan Audio Prabowo mengganti Audio Anies yang menyiratkan bahwa audio dari orang pertama (Anies) telah digantikan dengan audio dari orang kedua (Prabowo) untuk menciptakan narasi yang salah atau menyesatkan.
Gambar ini mengajarkan tentang pentingnya mengenali dan memahami bagaimana informasi dapat disalahartikan atau dimanipulasi dengan mengubah konteksnya, sebuah taktik umum dalam disinformasi.
*) pendiri Done Emprit
sumber: media sosial x.com/ismailfahmi/status/1748548702267228348?t=mBZp8dxpynbnAO4LXOgQoA&s=08 di WAGroup Keluarga Alumni HMI MPO (postSabtu20/1/2024/andisyah)