Mushaf Al Quran terjemahan bahasa daerah, kini telah tersedia dalam bahasa melayu Ambon. Hal itu seperti diungkapkan Kepala Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama (Kemenag) Moh. Isom.
semarak.co-Satu Mushaf Al Quran terjemahan bahasa Melayu Ambon itu diserahkan Isom, panggilan akrabnya, kepada Kanwil Kemenag Provinsi Maluku. Menurutnya, Balitbang Diklat telah melakukan penerjemahan Al Qu’ran ke dalam 26 bahasa daerah, salah satunya ke dalam Bahasa Melayu Ambon.
Ditambahkan Moh Isom, langkah penerjemahan ini sebagai upaya untuk memudahkan warga daerah mempelajari Al Quran, sekaligua melestarikan bahasa daerah, termasuk Melayu Ambon, sebagai bagian dari kearifan lokal.
“Selain itu, dengan adanya terjemahan ini, diharapkan masyakarat Ambon akan lebih mudah memahami Al Quran dan menjadikannya lebih membumi,” ujar Isom saat sosialisasi, di Ambon, Kamis (30/11/2023) seperti dikutip dari kemenag.go.id, Kamis, 30 November 2023 · 22:03 WIB yang dilansir melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Kamis malam (30/11/2023).
Mushaf Al Quran terjemahan Bahasa Melayu Ambon ini, harap Isom, dapat dijadikan muatan lokal di madrasah dan sekolah di wilayah Ambon. “Saya berharap selain Al Quran terjemahan ini bisa dicetak lebih banyak lagi oleh pihak-pihak terkait di Ambon, dosen dan guru di Ambon dapat ditraining, agar nantinya dapat lebih mengenalkan Al Quran Bahasa Melayu Ambon di kampus dan sekolah.
Proses penerjemahan ini, kata Isom, merupakan upaya dalam pelestarian kebudayaan yang sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. “Kita menjalankan amanat undang-undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, sekaligus pelestarian kebudayaan,” ujarnya.
Salah satunya bahasa daerah di samping ada seni budaya, terang Isom, pengetahuan tradisional, olahraga tradisional, ilmu pengetahuan tradisional. Isom juga menjelaskan alasan Kemenag menerjemah Al-Qur’an dalam beragam bahasa daerah.
Pertama, bahasa daerah memiliki jumlah penutur yang sangat banyak. Kedua, kondisi bahasa daerah saat ini terancam punah. “Kita akan lebih mengedepankan penerjemahan Al Quran dalam bahasa daerah yang jumlah penuturnya lebih banyak di suatu daerah atau kita terjemahkan ke dalam bahasa yang bahasa itu hampir punah,” terang Isom.
Isom juga menyebut, proses penerjemahan melibatkan banyak pihak. Pihaknya bersinergi dengan para akademisi, tokoh agama, tokoh adat, dan lembaga pelestarian bahasa daerah setempat. “Kami juga bekerja sama dengan kampus-kampus UIN, IAIN, dan STAIN di berbagai daerah se-Indonesia,” imbuhnya.
Semoga, harap Isom, keberadaan Al Quran terjemah bahasa daerah ini akan memudahkan masyarakat untuk menerima dan memahami kitab suci agamanya. (smr)