Anies Melenggang, Prabowo Melayang, Ganjar Tertendang

Capres Anies Baswedan (di atas panggung rompi biru) menyapa puluhan ribu pendukungnya. Foto: internet

Oleh Sholihin MS *)

semarak.co-Putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak gugatan kasasi PK Moeldoko terhadap kepengurusan Partai Demokrat di bawah Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan banyak makna dan sinyal:

Bacaan Lainnya

Pertama, upaya hukum Partai Demokrat “liar” yang dipimpin Moeldoko telah berakhir dengan skor 18-0 untuk kemenangan AHY;

Kedua, upaya penjegalan Anies maju nyapres untuk kesekian kalinya gagal;

Ketiga, semakin mendekati tahapan pendaftaran capres di bulan Oktober 2023 laju Anies semakin mulus,  satu persatu rintangan dan ranjau-ranjau penghalang bisa diatasi;

Keempat, dukungan terhadap Anies semakin tak terbendung, sebaliknya, kebencian rakyat terhadap rezim Jokowi dan istana semakin membara;

Kelima, Posisi Partai-partai Koalisi Perubahan semakin solid dan kokoh.

Belakangan ini konstelasi politik di Indonesia sangat dinamis. Perubahan politik kadang-kadang dalam hitungan menit terjadi perubahan yang kontradiktif. Ada orang-orang yang dulunya “memusuhi” dan menghina Jokowi, tiba-tiba berubah menjadi pemuja bahkan penjilat Jokowi.

Dulu Prabowo, Yusril, Ngabalin adalah para penghina Jokowi. Tapi sekarang? Bukan sekedar pendukung, tapi sampai memuja-muja Jokowi bahkan ada yang gak malu menjadi penjilatnya. Itulah realitas politik di Indonesia.

Ada beberapa penyebab mengapa konstelasi politik begitu dinamis bahkan mengarah kepada ketidakpastian, kekalutan ditambah perseteruan antara Jokowi dengan Megawati, dan Megawati dengan Prabowo yang makin panas.

Semuanya karena ketidakpercayaan dan semakin hilangnya dukungan rakyat kepada mereka. Karena mereka telah mengecewakan dan menzalimi rakyat. Namun, di tengah suhu politik yang makin panas dan rakyat beramai-ramai menjauhi rezim Jokowi, justru langkah Anies menuju kontestasi pilpres 2024 semakin mulus.

Seluruh skenario Jokowi untuk menjegal Anies terus digagalkan Allah. Mulai dari upaya penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan, upaya men- down grade Anies dengan berbagai stigma negatif (radikal, intoleran, politik identitas, korupsi, gubernur gagal yang tanpa prestasi.

Pendukung khilafah, dll), pengungkapan “utang” Anies ke Sandiaga Uno dan janji Anies ke Prabowo untuk tidak nyapres, upaya sabotase partai-partai koalisi perubahan, mentersangkakan menteri NasDem, mensetting capres hanya dua calon dan semua all Jokowi’s men.

Upaya mentersangkakan Anies melalui gelaran formula E, menyusupkan Sandiaga Uno ke PKS, dan pembegalan Partai Demokrat, dll yang kesemuanya telah digagalkan Allah. Anies walaupun harus melalui jalan terjal akan melenggang menuju Pilpres 2024, dan dengan kuasa Allah dan dukungan rakyat Indonesia akan memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Insya Allah.

Prabowo sekalipun didukung penuh Jokowi akan banyak menghadapi masalah, sedangkan dukungan dari rakyat pro Jokowi saat tidak signifikan, sebagian mendukung Ganjar dan sebagian besarnya telah beralih mendukung Anies. Dukungan terhadap Prabowo kemungkinan datang dari:

  1. pengurus dan kader Gerindra;
  2. pendukung setia Gerindra;
  3. Sebagian para purnawirawan TNI;
  4. Para relawan dan pendukung setia Jokowi;
  5. Dari pendukung partai-partai yang berafiliasi dengan Gerindra, yaitu PSI, Perindo, dan PBB.

Sedangkan untuk Golkar, P3, dan PAN kalaupun berkoalisi dengan Gerindra jumlahnya tidak signifikan, karena pendukung ketiga partai itu sebagian besarnya telah menjadi pendukung Anies yang tergabung dalam KIB (Kuning-Ijo-Biru).

Jika mengacu pada rilis dari google trends dan hasil polling ILC (Indonesia Lawyer Club), dukungan rakyat terhadap capres Prabowo berkisar antara 15-20 %. Jika suara Anies 61-63% sebagaimana yang dilaporkan berbagai hasil survey independen, berarti Anies menang 1 putaran.

Jika harus 2 putaran, seperti prediksi banyak pengamat, maka Prabowo harus head to head dengan Anies. Siapa yang bakal unggul? Melihat dukungan rakyat yang sangat besar kepada Anies, sebaliknya banyak pendukung Prabowo yang exodus ke Anies (khususnya umat Islam).

Dipastikan Anieslah yang akan jadi pemenangnya. Sehingga harapan Prabowo untuk menjadi Presiden RI melayang lagi dan Prabowo akan mendapat julukan Capres abadi atau capres Hattrick. Bagaimana dengan peluang Ganjar?

Jangankan untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024, baru di putaran pertama saja Ganjar bakal tersingkir atau terbuang. Trend elektabilitas Ganjar semakin hari semakin habis menuju angka 1 digit. Kemungkinan yang masih mendukung Ganjar adalah sebagian pendukung PDIP.

Paguyuban Tionghoa, sebagian nonmuslim, dan sebagian kecil orang-orang bodoh yang terhasut oleh iming-iming uang Rp100 ribu atau 1 kantong sembako. Tapi jumlah keseluruhannya tidak akan melebihi 15%. Hampir dipastikan Ganjar menjadi capres yang terbuang (tersingkir).

Wallahu a’lam

Bandung, 24 Muharram 1445

 

sumber: WAGroup Dakwah Islam & Kesehatan2 (postRabu23/8/2023/)

Pos terkait