Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta para pegiat desa untuk meningkatkan kualitas dengan memahami dan menginternalisasi materi dengan baik.
semarak.co-Pelatihan ini sangat penting karena berkaitan dengan dua hal yang akan menentukan eksistensi pendamping desa. Pertama, saat proses transformasi atau mengajar, maka itu jadi eksistensi pegiat desa dalam konteks pendampingan warga desa.
“Selama ini, mungkin keberadaannya dalam imajinasi jadi dengan adanya Bimtek buat masyarakat akan bertemu pendamping desa,” kata Mendes PDTT Halim saat menghadiri Refreshment Training Penguatan Partisipasi Pegiat Desa Program P3PD Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta di Semarang, Minggu (20/8/2023).
Kedua, lanjut Mendes Halim, saat mencapai tahapan output, melalui pelatihan ini, penggiat desa dan tenaga pendamping dapat menyampaikan informasi langsung tentang kebijakan Dana Desa dari rumah ke rumah.
“Ini akan memberi dampak jika Dana Desa itu benar-benar hadir di rumah warga, baik infornatif atau dirasakan langsung oleh warga masyarakat,” kata Gus Halim, sapaan akrab lain dari Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dirilis humas usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Senin (21/8/2023).
Pada Maret atau April 2024, kata Gus Halim, Kementerian Desa akan melakukan survei persepsi masyarakat terkait pemahaman dan manfaat kebijakan Dana Desa, yang dikoordinasikan oleh Kemendes PDTT bersama Tenaga Pendamping Desa.
“Persepsi positif ini akan diglorifikasi sebagai kerja-kerja yang dilakukan Pendamping Desa. Persepsi positif ini akan meningkatkan citra dan nilai tenaga pendamping desa dalam pemerintahan selanjutnya,” ujar Gus Halim yang mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari UNY.
Persepsi positif yang muncul dari hasil survei akan menjadi bukti keberhasilan dan efektivitas peran Pendamping Desa yang selalu diperlukan oleh Desa. Gus Halim juga menegaskan bahwa Pendamping Desa tetap menjadi aset penting bagi Desa, bahkan ketika Desa telah mencapai status Mandiri.
Selain itu, semakin besar alokasi Dana Desa dan semakin tinggi Indeks Desa Membangun, semakin penting peran pendamping desa dalam mengelola program-program yang berdampak langsung pada masyarakat, selain infrastruktur. Karena itu, pendamping desa harus berfokus pada dua kunci penggunaan Dana Desa, yaitu Pertumbuhan Ekonomi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Sebelumnya, Kepala BPSDM Kemendes PDTT, Luthfiyah Nurlaela, menjelaskan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar dalam Program P3PD tahun 2023. “Target jumlah peserta penggiat desa 103.819 orang yang tersebar 73 Kabupaten pada Lima Provinsi locus P3PD,” kata Luthfiyah.
Jumlah peserta Refreshment Training tersebut secara keseluruhan diikuti oleh 1.752 peserta. Turut hadir Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat Desa Yusra, Staf Khusus Nasrun Annahar, Tenaga Ahli Multazamudz Dzikri, Koordiantor Nasional Pendamping, Koordinator Provinsi Jateng dan DI Yogyakarta.
Di bagian lain Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menyatakan jati diri pendamping desa perlu diperkuat. Sehingga mendukung integritas, kapabilitas, elektabilitas dan kapasitas dalam mengurus dana desa.
“Pendamping desa juga perlu diperkuat jati diri yang sebenarnya, karena mencipatkan pendamping yang miliki intergritas bukanlah hal yang mudah,” kata Menddes Halim saat memberi pengarahan dalam Refreshment Training Penguatan Pegiat Desa program P3PD angkatan 2 Provinsi Jawa Tengah dan DIY di Semarang, Minggu (20/8/2023)
Gus Halim menilai saat ini yang paling dibutuhkan dalam diri pendamping desa adalah integritas, kapabilitas, elektabilitas dan kapasitas. Pendamping desa yang ideal harus berintegritas, kepribadian bagus, serta kapabilitas bagus yaitu menguasai dana desa hingga musyawarah desa.
Jika telah menguasai tugasnya dengan baik, maka pendamping desa populer hingga miliki elektabilitas. Gus Halim mengungkapkan, sebenernya tugas pendampingan seperti identifikasi serta pengisian daily report tidaklah sulit.
Termasuk soal mengurus dana desa yang membutuhkan skill dan itu hal yang mudah. “Yang ngomong daily report susah itu, ya itu karena males saja,” tegas mantan Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur dirilis humas usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Minggu (20/8/2023).
Ditambahkan Gus Halim, “Yang sulit adalah jati diri pendamping desa, yaitu mengenai pemahaman diri sendiri. Sehingga perlu diperkuat jati dirinya. Ini akan membuat pendamping desa memahami diri dan bisa menempatkan diri, serta ujungnya pendamping desa memang dibutuhkan.”
Gus Halim menambahkan, saat ini sedang dipikirkan instrumen untuk menjawab pertanyaan dasar yaitu apakah pendamping desa masih dibutuhkan jika telah masuk kategori mandiri. Sebab, desa semakin mandiri maka masalahnya juga semakin kompleks.
Karena yang digarap bukan hanya mengenai jalan desa, irigasi tersier, atau PAUD. Desa mandiri yang digarap mengenai persoalan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) Desa. Karena itu, desa mandiri akan semakin membutuhkan keberadaan pendamping desa.
Gus Halim menegaskan bahwa pendamping desa tetap menjadi aset penting bagi desa, bahkan ketika telah mencapai status desa mandiri. Semakin besar alokasi dana desa dan semakin tinggi Indeks Desa Membangun, maka peran pendamping desa dalam mengelola program-program yang berdampak langsung pada masyarakat sangat menentukan.
Oleh karena itu, pendamping desa harus berfokus pada dua kunci penggunaan dana desa, yaitu pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Gus Halim menjelaskan, pada Maret atau April 2024 Kemendes PDTT akan melakukan survei persepsi masyarakat terkait pemahaman dan manfaat kebijakan dana desa.
Persepsi positif yang muncul dari hasil survei akan menjadi bukti keberhasilan dan efektivitas peran pendamping desa yang selalu diperlukan oleh desa. Persepsi positif ini akan meningkatkan citra dan nilai tenaga pendamping desa dalam pemerintahan selanjutnya. “Persepsi positif ini akan diglorifikasi sebagai kerja-kerja yang dilakukan pendamping desa,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala BPSDM Kemendes PDTT Luthfiyah Nurlaela menjelaskan, pelatihan pendamping desa ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga pengajar pada program P3PD tahun 2023. Kegiatan refreshment training ini diikuti 1.752 peserta. “Target jumlah peserta penggiat desa 103.819 orang yang tersebar 73 kabupaten pada lima provinsi yang menjadi locus P3PD,” kata Luthfiyah.
Gus Halim menghadiri acara ini didampingi Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat Desa Yusra, Staf Khusus Nasrun Annahar, Tenaga Ahli Multazamudz Dzikri, Koordiantor Nasional Pendamping Hasan Rofiqi, Koordinator Provinsi Jateng Ahmad Hadi Imron, dan Koordinator Provinsi DIY Murtodo. (fir/hms/smr)