Oleh Sholihin MS *)
semarak.co-Ada beberapa pengamat yang mencoba menafsirkan ke mana arah pertemuan Presiden Jokowi dengan Surya Paloh. Ada yang menafsirkan kalau arah pertemuan itu makin terbuka lebar pencapresan Anies di 2024. Ada pula yang yang menafsirkan Jokowi mau menyogok Surya Paloh untuk lebih tunduk lagi kepada Jokowi.
Ada lagi yang menafsirkan Jokowi akan mencari sandaran kepada Anies setelah lengser, dll. Dalam pengamatan penulis, kiranya masih gelap arah politik Jokowi dengan memanggil Surya Paloh setelah sehari sebelumnya Surya Paloh dengan nada menggebu-gebu tidak akan menyerah untuk tetap mendukung dan mencapreskan Anies apa pun yang akan terjadi.
Hal yang berbanding terbalik dengan apa yang selama ini dilakukan Jokowi yang terus berupaya menjegal Anies. Mungkinkah Jokowi tiba-tiba berubah haluan membiarkan Anies nyapres? Mungkin terlalu dini untuk menyatakan Jokowi mendukung Anies, walaupun pada akhirnya mau tidak mau Jokowi harus menerima kenyataan itu.
Ada beberapa interpretasi arah pertemuan Jokowi-Surya Paloh. Jokowi termasuk orang yang sulit ditebak pendiriannya. Jangan kan untuk memahami sesuatu yang belum tereksplisitkan bahkan memahami yang sudah tereksplisitkan pun sulit, karena bisa berubah 180⁰ dalam waktu sekejap.
Misalnya soal cawe-cawe, hari kemarin dengan hari ini berbeda. Para mahasiswa menjuluki Jokowi orang yang selalu konsisten dalam inkonsistensi atau king of lip service. Paling tidak ada 5 kemungkinan arah pertemuan itu:
Pertama, Jokowi mau menjebak Surya Paloh. Salah satu dugaan arah pertemuan itu adalah jebakan Jokowi terhadap Surya Paloh, dalam pengertian Jokowi ingin mempengaruhi Surya Paloh untuk mengendorkan dukungan ke Anies karena NasDem masih terikat kontrak dan komitmen dengan Pemerintahan Jokowi sampai 2024.
Fakta bahwa walaupun ada Menteri NasDem yang ditersangkakan, tapi masih ada 2 menteri lagi yang masih dipertahankan Jokowi. Dengan mengingatkan kontrak politik dan komitmen sampai 2024, bisa terjadi Nasdem akan lebih dalam lagi untuk diobok-obok oleh Jokowi.
Pertanyaan Jokowi kepada Surya Paloh tentang siapa cawapres Anies, bisa mengandung dua makna: 1. Jokowi mulai menerima Anies sebagai capres yang diusung NasDem (dan koalisi perubahan) atau 2. Setelah mengetahui cawapres Anies akan ada upaya untuk mentersangkakan/memperkarakan seperti yang terjadi kepada Khofifah dan Partai Demokrat (gugatan PK via Moeldoko).
Kedua, Jokowi hanya ingin bersahabat dan tidak mau putus hubungan dengan Surya Paloh. Bagaimana pun, Surya Paloh dan NasDem selama dua periode kepemimpinan Jokowi sudah berjuang all out membela pemerintahan Jokowi.
Termasuk para Anggota DPR dari Nasdem yang terlampau mendukung kebijakan pemerintah, sekalipun banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Jokowi mencoba untuk tetap menjalin persahabatan, apa pun yang telah menjadi pilihan politik Surya Paloh dan Nasdem.
Ketiga, Jokowi mengajak koalisi Perubahan untuk membangun blok baru dalam upaya berkonfrontasi dengan PDIP. Perseteruan Jokowi dengan Megawati tampaknya akan terus meruncing karena sikap Megawati yang terus merendahkan dan memojokkan Jokowi (di hadapan umum) sudah sangat menyakitkan Jokowi.
Walaupun Megawati melihat Jokowi sebagai seorang petugas partai, tapi secara de facto Jokowi adalah seorang Presiden dan memiliki dukungan yang besar di luar PDIP. Pengangkatan Ketum Projo Budi Arie Setiadi sebagai Menkominfo, jabatan yang sangat diincar PDIP, sebagai sinyal kuat kalau Jokowi bisa lepas dari PDIP.
Keempat, Mungkin saja Jokowi mau meng- endorse Anies untuk jadi Capres. Setelah Jokowi melihat dukungan real rakyat yang sangat besar dari semua elemen (bukan berdasar hasil survey pelacur), mungkin Jokowi akhirnya menyerah dan akan membiarkan Anies nyapres. Namun sinyal ini belum bisa dipercaya, mengingat di belakang Jokowi masih ada kekuatan yang ingin menyingkirkan Anies.
Kelima, Jokowi ingin bernegosiasi dengan Anies tentang nasib masa depan Jokowi khususnya dan umumnya bagi keluarganya. Menurut informasi Jokowi akan bertemu dengan Anies. Lalu isi pembicaraannya apa? Kemungkinan soal nasib Jokowi dan keluarganya jika kelak Anies telah menjadi Presiden.
Berbagai kemungkinan masih bisa terjadi. Saran penulis kepada Anies dan Koalisi Perubahan:
- Tetap waspada dan tidak mudah percaya terhadap manuver-manuver Jokowi yang sangat licik dan licin bacai belut
- Apa pun yang diperbuat oleh rezim Jokowi, baik Nasdem, PKS dan Demokrat harus tetap solid dan bersatu, sehingga tidak bisa digoyang oleh siapa pun.
- Percaya dan yakin mayoritas rakyat Indonesia berada di belakang Anies dan koalisi perubahan. Rakyat siap fight untuk membela Anies Baswedan.
- Di belakang Jokowi ada kekuatan oligarki taipan, tapi di belakang Anies ada kekuatan Allah yang akan melibas semua kekuatan oligarki taipan dan China komunis.
Insya Allah, tahun 2024 adalah milik Anies Baswedan
Bandung, 1 Muharram 1445
*) Pemerhati Sosial dan Politik
sumber: WAGroup 2# AMPERA~IND.PUSAT (postKamis20/7/2023/)