Presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023 telah memasuki hari ke 7. Delapan inovasi di sektor pendidikan yang berasal dari daerah di Provinsi Jawa Timur dan DI Yogyakarta unjuk gigi di hadapan paraTim Panel Independen secara virtual, Jumat (7/7/2023) dirilis humas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB, Sabtu (8/7/2023).
semarak.co-Pemerintah Daerah DI Yogyakarta mengawali tahap ini dengan mempresentasikan dua inovasi. Pertama, inovasi Momenku Siap Berkemas, yang merupakan singkatan dari Model Manajemen Kelompok Usaha Siswa Partisipasi Berantas Kemiskinan Masyarakat.
Inovasi yang diinisiasi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Yogyakarta ini merupakan pendidikan kewirausahaan di sekolah yang dimodifikasi dengan model inkubasi, mulai dari penyadaran, pemberdayaan, pengembangan, dan pemantapan.
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan, program ini menjadikan para lulusan SMK dari keluarga miskin memiliki jiwa wirausaha, sehingga mampu membentuk kelompok wirausaha dan pada gilirannya mampu menekan angka pengangguran, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Inovasi kedua adalah Melintasi Batas Ruang Kelas Bersama Jogjabelajar (JB) Class. Inovasi yang telah dikembangkan sejak tahun 2014 ini merupakan salah satu inovasi yang masuk ke dalam kategori Top 15 Kelompok Khusus dalam KIPP 2023,” ujar Sri Sultan saat menjelaskan soal inovasi ini.
Terobosan ini, lanjut Sri Sultan, dilatarbelakangi karena kesenjangan digital di DIY yang menyebabkan terjadinya perbedaan pemerataan kualitas pendidikan. Melihat hal itu, Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan DIY menilai e-learning menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan mengatasi permasalahan tersebut, sehingga dikembangkan kelas maya Jogja Belajar.
“Di dalam kelas ini, para pendidik dapat berbagi materi dan memberikan latihan soal serta evaluasi. Sementara peserta didik dapat mengakses dan mengunduh materi, mengerjakan latihan, dan juga melakukan evaluasi,” terang Gubernur Sri Sultan.
Pada pelaksanaannya, JB Class dikembangkan dengan memperhatikan aspek kemudahan penggunaan, sehingga semua pendidik dengan berbagai tingkat literasi digital yang berbeda pun tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya. Pada tahun 2018 jumlah pengguna JB Class tercatat sebanyak 104.129.
Angka ini terus bertambah, terutama saat pandemi muncul di Indonesia yang mengharuskan proses belajar dilakukan dari rumah, menjadi 558.291 pengguna di tahun 2020 lalu. Metode pembelajaran daring ini juga memudahkan bagi orang tua dalam memantau nilai anaknya.
Selanjutnya presentasi dilanjutkan oleh inovasi Tenpina (Tenda Pendidikan Bencana) yang diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur. Tenpina hadir sebagai solusi bagi masyarakat Jatim untuk mendapatkan edukasi dan pelatihan bagi seluruh masyarakat dalam mempersiapkan diri dan membangun kesiapsiagaan saat menghadapi bencana.
Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur Emil E. Dardak mengatakan, “Tingkat risiko bencana di Jawa Timur termasuk dalam ketegori tinggi. Inovasi ini membuka akses bagi masyarakat umum, termasuk kelompok disabilitas, agar dapat belajar dan berlatih untuk mengasah kemampuan dalam penanggulangan bencana.”
Dilanjutkan Dardak, Kami menargetkan 1.200 pengunjung setiap tahun sehingga edukasi ini semakin tersebar di masyarakat. Provinsi Jawa Timur melanjutkan presentasi dengan inovasi kedua, yakni Lapor Pak atau Layanan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Tangkas Tuntas.”
Ini, lanjut Dardak, sebuah layanan publik untuk menangani kasus kekerasan pada perempuan dan anak yang dihadirkan oleh Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA). Adanya program ini diharapkan dapat mendorong masyarakat agar tidak melapor bila ada kejadian kekerasan sehingga dapat menurunkan angka kekerasan pada perempuan dan anak.
Inovasi ini dikembangkan melalui kemitraan dalam pengkolaborasian seperti pada pelayanan hukum paralegal yang berkoordinasi dengan kepolisian dan advokat yang telah bekerja sama dengan UPT PPA, serta dengan melibatkan psikolog klinis dengan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi.
Keberhasilan inovasi ini ditandai dengan turunnya kasus kekerasan anak dan perempuan di Jawa Timur, dimana kasus kekerasan anak di tahun 2020 tercatat sebanyak 1.178 kasus, dan menurun di tahun 2021 menjadi 1.085 kasus. Sementara pada kasus kekerasan terhadap perempuan, tercatat di tahun 2020 sebanyak 1.701 kasus, menurun menjadi 1.547 di tahun 2021.
Inovasi berikutnya datang dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu, yakni Adiarta (Alih Media Arsip Tanah). Inovasi merupakan aplikasi yang menjamin terciptanya pengelolaan dokumentasi dan informasi yang terpadu dan terintegrasi di berbagai instansi pemerintah dan institusi lainnya.
Hadir sebagai bentuk reformasi administrasi pemerintah desa/kelurahan yang akuntabel, aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan masing-masing operator desa/kelurahan dalam mengelola buku Kerawangan dan Letter C.
Buku Kerawangan Desa dan Letter C merupakan dokumen negara yang berfungsi sebagai landasan yuridis dan acuan dalam setiap perubahan pada peralihan hak milik atas tanah kepada pihak lain. Dokumen tersebut dimiliki oleh setiap pemerintah desa/kelurahan di seluruh Indonesia, sehingga diperlukan digitalisasi untuk menyelamatkan arsip tanah melalui aplikasi Adiarta.
Dengan adanya aplikasi ini, pemerintah desa/kelurahan maupun masyarakat desa mendapat kepastian dalam pengurusan tanah. Selain itu, terjaganya arsip tanah desa akan meminimalisir konflik yang timbul akibat rusak/hilangnya arsip desa. Oleh karena itu, di tahun 2024 seluruh desa/kelurahan se-Kota Batu ditargetkan harus terkoneksi dengan program Adiarta.
Emas Lima Gram Kota Kediri adalah terobosan berikutnya yang dipresentasikan di hadapan paraTim Panel Independen dari Dinas Pendidikan Kota Kediri. Emas Lima Gram merupakan singkatan dari English Massive Lintas Masyarakat Gratis Maksimal, merupakan sebuah program untuk memberdayakan warga melalui kursus Bahasa Inggris gratis berbasis komunitas.
Inovasi ini diluncurkan sebagai jawaban akan problematika di masyarakat, seperti penghapusan Bahasa Inggris di SD tahun 2013, pembelajaran SMP/SMA yang pasif, dan ketidakmampuan masyarakat untuk kursus bahasa Inggris di lembaga berbayar.
“Inovasi Emas ini direalisasikan untuk merangkul partisipan dari anak usia dini, dewasa, hingga lansia. Saat ini, Emas Lima Gram telah berhasil melatih lebih dari 4.000 partisipan berbagasa Inggris aktif dengan kualitas terukur secara periodik, serta mempekerjakan lebih dari 40 pendidik, beberapa staf ahli dan operasional,” jelas Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
Implementasi program ini mengadopsi kurikulum internasional, terdapat kegiatan meet, learn, and play; workshop setiap bulan bagi tutor; serta English Competition yang memperebutkan privilege di PPDB SMP/sederajat di Kota Kediri. Meski tidak dipungut biaya, semua bentuk koordinasi dan manajemen terkelola dengan jelas dan rapi.
Presentasi berikutnya adalah Jarik Ma Siti (Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa) yang diciptakan oleh SMP Negeri 10 Malang. Hadirnya terobosan ini karena setiap tahunnya jumlah siswa istimewa terus mengalami peningkatan yang signifikan, namun tidak diiringi dengan kompetensi guru yang profesional dalam pendidikan inklusif.
Akibatnya, kebutuhan siswa istimewa disamakan dengan siswa regular yang menyebabkan timbul rasa tidak nyaman belajar bersama dan perasaan tertekan yang menimbulkan perilaku negatif dan motivasi belajar rendah. Jarik Ma Siti menyasar kelompok rentan untuk mendapat layanan pendidikan inklusif yang berkualitas.
Melalui modifikasi kurikulum, gali data, hingga terapi perilaku, Jarik Ma Siti mampu mengoptimalkan pelayanan terhadap siswa istimewa dengan berbagai kekhususannya. Pelaksanaan kurikulum adaptif, pembentukan tim inklusi, penyediaan sarana prasarana, dan guru yang memiliki kemampuan pendidikan inklusif telah menghasilkan capaian kelulusan 100% dengan prestasi belajar berkategori Baik pada siswa istimewa yang masih bersekolah.
Dengan inovasi ini, akses layanan pendidikan inklusif terhadap siswa istimewa menjadi lebih terprogram, terlaksana, dan terevaluasi. Sehingga segala potensi yang dimiliki siswa istimewa bisa digali dan mampu menampilkan eksistensi dirinya.
Di hari ketujuh, tahap presentasi dan wawancara ditutup oleh inovasi Dopari Sakatu (Dongen Pagi Hari Selasa Kamis Sabtu). Gagasan mendongeng ini disampaikan oleh SDN 02 Mojorejo Kota Madiun untuk mengatasi kenakalan siswa yang diiringi dengan minimnya kedisiplinan dan rasa tanggung jawab siswa.
Inovasi ini menjadi solusi untuk menghadirkan sosok atau sikap teladan kepada siswa melalui dongeng yang mudah dipahami. Terbukti, setelah adanya inovasi ini, tingkat kedisiplinan maupun prestasi akademik siswa yang tadinya 39% belum memuaskan menurun menjadi 5%. Sementara angka kenakalan dan kurangnya tanggung jawab yang tadinya 28 persen, turun menjadi 1,4%.
Gagasan ini telah diperkuat dengan Peraturan Wali Kota No. 14/2019 tentang Gerakan Literasi melalaui Dongeng Pagi Hari di Sekolah di Kota Madiun mulai dari TK hingga SMP. Inovasi ini juga membuat sumber literasi bagi siswa bertambah dengan adanya program wajib pokok baca.
“Selain itu, dengan bekerja sama dengan Yayasan Yatim Mandiri, akan dihadirkan pula pendongeng nasional secara periodik. Kumpulan naskah-naskah dongeng saat Dopari telah dibukukan dan sudah memiliki ISBN,” pungkas Wali Kota Madiun Maidi. (nan/hms/smr)