PT Bank Tabungan Negara (BTN) melakukan ekspansi dengan mengembangkan Unit Usaha Syariah (UUS) di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) seiring positifnya perkembangan bisnis tersebut. Hingga triwulan III-2017 tercatat 42 outlet perbankan syariah dengan total asset mencapai Rp3,34 triliun.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, dimana Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terkumpul senilai Rp1,62 triliun. Sedangkan pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat sebesar Rp2,87 triliun. NTB, nilai Maryono, memiliki potensi pertumbuhan ekonomi syariah yang sangat menjanjikan, karena itulah perseroan membuka cabang syariah di daerah berjuluk Negeri Seribu Masjid ini.
“Potensi laju pertumbuhan ekonomi di NTB telah tumbuh dengan positif dan diatas rata–rata nasional, yaitu sebesar 5,28 persen. Pertumbuhan ekonomi yang baik ini berdampak pada sektor perbankan khususnya Perbankan Syariah di NTB.Ini menjadi pertimbangan kami mengapa pada akhirnya Mataram menjadi Kantor Cabang Syariah Bank BTN ke-24 yang tahun ini kita resmikan karena merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan serta ekonomi Provinsi NTB,” ujar Maryono kepada pers di sela peresmian kantor Cabang BTN Syariah di Mataram, NTB, Selasa (9/1).
Disisi lain, Provinsi NTB juga memiliki potensi pertumbuhan ekonomi syariah yang sangat menjanjikan, dipengaruhi beberapa faktor antara lain sebagian besar berpenduduk muslim, serta Pemprov NTB juga telah mencanangkan wisata syariah dimana pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan.
Peresmian Kantor Cabang Syariah (KCS) Mataram ini, kata Maryono, sebagai salah satu upaya strategis BTN dalam mendukung Program Sejuta Rumah, dimana wilayah kota Mataram dan sekitarnya diharapkan dapat memberikan dukungan untuk program yang diinisiasi oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Dengan kompetensi dan pengalaman kami dalam memberikan pembiayaan perumahan maka hal ini akan menjadi modal strategis yang akan dimanfaatkan KCS Mataram untuk dapat memenuhi kebutuhan kepemilikan rumah dengan prinsip syariah bagi masyarakat di wilayah kota Mataram dan sekitarnya,” tegasnya.
Adapun BTN Syariah secara nasional mencatatkan kinerja positif sampai dengan akhir Desember 2017. Secara umum kinerja UUS BTN diperkirakan akan berada diatas rata-rata industri seperti Asset diperkirakan akan tumbuh sekitar 29%. Kemudian penghimpunan DPK juga diperkirakan meningkat sekitar 24%. Pembiayaan juga diperkirakan tumbuh sekitar 26 persen dan Laba UUS BTN juga diperkirakan naik sekitar 28%.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTB Farid Faletehan mengungkapkan potensi bisnis syariah di NTB sangat besar. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum paham tentang hal itu. “Kami harap kehadiran Bank BTN bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat lewat sosialisasi,” ujarnya.
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi mengatakan Bank BTN memiliki fokus yang luar biasa menyentuh sisi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dimana memberikan fasilitas pembiayaan atau kredit untuk keluarga Indonesia memiliki rumah yang layak, dimana kita tahu nahwa rumah yang layak huni tersebut merupakan salah satu prasyarat untuk membangun generasi yang kuat. “Saya berharap Bank BTN menambah porsi penyaluran kredit perumahan di NTB, karena backlog perumahan di NTB masih sangat besar dan warga membutuhkan untuk perumahan yang layak,” tutupnya. (lin)