Salah seorang warga DKI Jakarta keturunan Tionghoa bernama Yulia Mareta memberikan testimoninya tentang kepemimpinan Anies Baswedan selama bertugas di Jakarta sebagai Gubernur DKI Jakarta (2017-2022).
semarak.co-Apa yang Yulia rasakan inilah yang mendasari keputusan untuk mendukung Anies. Bukannya tanpa alasan, Yulia yang merupkan Certified Tour Leader and Travel Consultant merasakan betul dampak kepemimpinan Anies selama 5 tahun di Jakarta.
Satu yang menurut Yulia yang mana ia merupakan kelompok minoritas, Anies dinilai sukses menciptakan keadilan bagi kehidupan beragama tanpa padang bulu bagi warga DKI Jakarta. Kita lihat sepak terjangnya, Yulia yang warga Jakarta mengingatkan, selama di Jakarta, selama dipimpin Anies kegiatan ibadah minoritas berjalan lancer.
“Sejauh ini saya masih mendukung Pak Anies Baswedan karena kita lihat sepak terjangnya di Jakarta. Ada beberapa kegiatan keagamaan berjalan lancar dan kegiatan keagamaan di publik seperti Christmascarol,” ujar Yulia saat berbincang bersama Pemerhati Pendidikan Indra Indra Charismiadji melalui kanal Youtube LAMAN TV, dikutip Senin (6/3/23).
Untuk diketahui, kegiatan Christmas Carol di ruang publik di Jakarta diinisiasi dan terlaksana pertama kali dalam kepemimpinan Anies Baswedan. Fakta Anies bisa menciptakan kedamaian dan kerukunan umat beragama di Jakarta itulah yang membuat Yulia mendukung Anies dalam pagelaran Pilpres 2024.
“Saya mendukung Pak Anies karena pengalaman beliau selama di Jakarta, tidak terjadi keributan, ekonomi lancar, semua suku dan agama bisa menjalankan aktivitasnya secara normal tanpa gangguan apa pun,” ujar Yulia.
Sementara itu Ketua Dewan Penasehat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) HM Jusuf Hamka mengaku tak bisa menahan amarahnya saat mendengar klaim sepihak Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo soal masyarakat Tionghoa mendukung calon presiden (capres) yang dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024.
“Pernyataan yang telah disampaikan Hary Tanoe itu ngawur dan membuat resah masyarakat Tionghoa,” kecam Jusuf kepada dikutip CNNIndonesia.com, Selasa (16/5/2023) kemudian dilansir onlineindo.tv, 5/17/2023 12:53:00 PM.
Kata Jusuf, masyarakat Tionghoa tersebar di berbagai partai politik sehingga tidak mungkin diwakili satu orang. Ia mencontohkan dirinya sendiri. Sebagai orang Tionghoa, Jusuf menegaskan tak pernah memberikan kuasa untuk mengatakan bahwa masyarakat Tionghoa diwakili seseorang untuk mendukung capres tertentu.
Selain itu, Jusuf mengklaim telah berbincang via telepon dengan Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Wilianto Tanta untuk mengklarifikasi klaim yang telah disampaikan Hary Tanoe.
Hary Tanoe mewakili PSMTI saat mengklaim suara warga Tionghoa mengikuti arahan Presiden Jokowi. Jusuf pun mengungkap isi percakapannya dengan Ketua PSMITI Wilianto Tanta. Dalam percakapan yang berlangsung selama sekitar 15 menit 7 detik itu, Jusuf mengatakan Wilianto mengaku tak pernah memberikan kuasa kepada Hary Tanoe untuk mengeluarkan pernyataan atas nama PSMTI.
“Saya marahi ketua PSMTI, Kamu jangan pakai nama warga Tionghoa. Wilianto minta-minta maaf, bukan dia, dan dia juga tidak pernah memberikan wewenang kepada Hary Tanoe untuk bicara atas nama PSMTI walaupun dia Hary penasehat PSMTI,” ujar Jusuf.
Dilanjutkan Jusuf, “Jadi, statement apapun harus dari ketua umum. Kedua, organisasi PSMTI bukan organisasi politik, ini organisasi sosial dan tidak dibenarkan untuk membicarakan politik atau cawe-cawe di politik.”
“Saya tetap menghormati Jokowi. Kendati demikian, tidak benar bahwa masyarakat Tionghoa pasti mengikuti pilihan Jokowi di Pilpres 2024. Pak Jokowi orang baik. Tapi bukan berarti pilihan pak Jokowi harus diikuti masyarakat Tionghoa,” demikian Jusuf yang menjadi mualaf dengan Ulama Prof KH Buya Hamka.
Ditambahkan lagi, “Ini salah kaprah kalau begini dan menjerumuskan orang-orang Tionghoa yang tidak tahu apa-apa, yang cuma diklaim seolah-olah Hary Tanoe mewakili orang-orang Tionghoa. Saya meminta agar politikus-politikus Tionghoa tidak mengklaim ataupun menyeret masyarakat Tionghoa dalam kegiatan politik.”
Ia kembali menegaskan bahwa politik merupakan hak individu masing-masing. “Janganlah menyeret-nyeret suku Tionghoa demi keuntungan pribadi di dalam berpolitik. Berpolitiklah dengan elegan dan santun tanpa mengklaim,” tutur dia.
Terpisah cnnindonesia.com telah menghubungi Wilianto untuk mendapatkan konfirmasi. Namun belum direspons hingga berita ini diturunkan. Pembina PSMTI Hary Tanoesoedibjo sebelumnya mengatakan masyarakat Tionghoa akan mendukung capres jagoan Presiden Jokowi.
Hary Tanoe menyebut masyarakat Tionghoa selama ini mendukung semua kebijakan Jokowi. Mereka juga bakal mendukung keputusan capres pilihan Jokowi. “PSMTI menegaskan ingin sekali siapa pun nanti yang didukung Pak Jokowi tentunya akan didukung juga PMSTI,” kata Hary Tanoe di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/5/20-23).
Menurut pemilik media MNC Group itu, organisasi masyarakat (Ormas) PSMTI ingin ada keberlanjutan pembangunan setelah era Jokowi. Mereka ingin presiden berikutnya meneruskan pembangunan di bidang ekonomi dan politik.
Dia tak menyebut nama ataupun kriteria capres pilihan masyarakat Tionghoa. Ia berkata pilihan masyarakat Tionghoa bakal sesuai preferensi Jokowi. “Secara implisit memang seperti itu, apa yang didukung beliau pasti didukung PSMTI,” ucap Hary Tanoe.
Hary Tanoe kembali menemui Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (15/5). Mereka menggelar pertemuan empat mata sejak pagi. Setelah pertemuan itu, para anggota PSMTI datang ke Istana. Hary Tanoe mendampingi kelompok itu untuk bersilaturahmi dengan Jokowi. (net/onl/cnn/smr)