Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan memang mayoritas responden menginginkan calon presiden (capres) di pemilihan presiden (pilprs) pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 dapat melanjutkan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
semarak.co-Direktur riset SMRC Deni Irvani memaparkan, terdapat 57% responden yang menginginkan capres mengusung narasi melanjutkan program pemerintahan. Tapi ingat ada sebanyak 33% yang menginginkan capres di Pemilu 2024 mengubah kebijakan Presiden Jokowi. Hasil survei yang cukup signifikan ini diadakan 2-5 Mei 2023.
SMRC mengajukan pertanyaan yang sama kepada para responden, yakni apakah sosok capres yang diinginkan itu melanjutkan atau mengubah program Jokowi. Adapun dari hasil survei 25-28 April diketahui sebanyak 59% responden pemilih kritis ingin sosok capres yang bisa melanjutkan program Jokowi.
“Kemudian sebanyak 33% responden ingin capres mengubah program dan 8% responden lainnya tidak menjawab atau tidak tahu. Sudah menanyakan pertanyaan ini dua kali, 2 hingga 5 Mei 2023, dan sebelumnya 25-28 April 2023, kami menanyakan pertanyaan yang sama dan hasilnya konsisten,” kata Deni dalam paparannya dalam siaran langsung di YouTube SMRC TV, Selasa (9/5/2023).
SMRC merincikan program kebijakan tersebut ke dalam tiga nama capres teratas menjelang pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Responden menilai, Ganjar sebagai sosok teratas yang akan melanjutkan kinerja Jokowi dengan perolehan 58% suara.
Diikuti Prabowo yang mendapatkan 36%, lalu Anies dengan 27%. Kemudian, SMRC menanyakan pada responden capres mana yang dinilai akan mengubah program Jokowi saat ini. Anies mendapat suara tertinggi dengan 47%, lalu Prabowo di posisi kedua dengan 39%, dan Ganjar 22%.
“Mereka yang mempersepsikan bahwa capres itu akan mengubah kebijakan dari Jokowi paling banyak dialakmatkan pada Anies Baswedan,” kata Deni dilansir akun media sosial (medsos) Twitter dari onlineindo.tv.
Dalam temuannya, Deni menyoroti posisi Prabowo yang mendapatkan hasil di tengah. namun, kata Deni, cenderung dengan perolehan yang didapatkan Anies. “Ternyata, sebagian menilai Prabowo yang akan mengubah. Posisinya presentase juga tidak telalu dekat dengan Ganjar, beda selisihnya jauh. Lebih dekat dengan Anies,” katanya.
Adapun survei tersebut melibatkan 925 responden dengan menggunakan metode random digit dialing (RDD). Responden diwawancarai melalui telepon oleh pewawancara yang telah dilatih. Margin of error dalam kisaran +/-3,3 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.
Pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu.
Yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Di bagian lain gestur dan bahasa tubuh KH Ahmad Bahauddin alias Gus Baha terbaca tak nyaman seperti biasanya saat menerima kunjungan calon presiden (capres) PDIP Ganjar Pranowo, Rabu (3/5/2023). Terkesan tidak luwes seperti ada yang membatasi.
Dalam video yang dilihat di kanal YouTube Ganjar Pranowo, terlihat Gus Baha lebih sering menundukkan kepalanya sembari sedikit membungkukan badannya. Tak jarang ia menghindari kontak mata dengan Gubernur Jawa Tengah tersebut. Seakan ia tidak nyaman dengan kedatangan Ganjar ke kediamannya.
Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menilai gestur tersebut merupakan bentuk kecanggungan dari Gus Baha. Ia merasa kurang nyaman dengan momen kunjungan tersebut, mengingat saat ini memasuki tahun politik.
Kirdi menduga Gus Baha ingin membatasi sikap terhadap Ganjar, tidak mau terlihat mendukung, tapi di sisi lain juga tidak mau menunjukkan sikap penolakan terhadap kunjungan itu. Gus Baha sebagai ulama ingin berada di posisi netral, menolak diseret-seret ke ranah politik. Jadi konteksnya yang terlihat itu lebih tepatnya itu canggung.
“Karena ini tahun politik dan kedatangan Ganjar ke sana kalau misalnya ditanggapi dengan sangat baik nanti dibilangnya sangat mendukung tapi kalau tidak diterima dengan enggak baik nanti Gus Baha dibilang enggak berkenan,” ujar Kirdi saat dihubungi di Jakarta, Jumat (5/5/2023) dilansir onlineindo.tv, 5/08/2023 10:09:00 PM dari inilah.com.
Soal menghindari kontak mata, Kirdi menilai itu adalah bentuk pertahanan dari Gus Baha agar Ganjar tidak menyadari kecanggungannya dalam pertemuan tersebut. Sikap menghindari kontak mata, bisa disimpulkan sebagai wujud kesantunan penceramah tersebut.
“Ketika kita menghindari tatapan visual, tatapan mata maka kecenderungan nya kita itu sebetulnya satu itu kita engga nyaman, kedua engga mau liat karena khawatir dibaca mukanya. Atau yang ketiga canggung tadi engga tau harus berbuat apa. Kecanggungan juga ditunjukkan oleh Ganjar,” ulasnya.
Politikus berambut putih itu, lanjut dia, terlihat beberapa kali mengatupkan tangannya, dan sesekali juga membungkukan badannya. “Ganjar sendiri itu canggungnya lebih dengan caranya dia. Jadi tangan misalnya di arah dikatupkan terus agak membungkuk sedikit. Sama-sama canggung sih dua orang ini sebetulnya,” tandasnya.
Diketahui, Ganjar telah sowan ke Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al Quran (LP3IA) Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, untuk menemui Gus Baha, pada Rabu siang (3/5/2023).
Ia pun sempat membagikan momen pertemuannya di akun Twitter miliknya. “Kalau biasanya cuma jadi santri online lewat youtube maupun spotify, alhamdulillah sore ini bisa ikut ngobrol dua jam dengan beliau,” kata Ganjar sebagaimana dikutip dari akun Twitternya, Jumat (5/5/2023).
Namun postingan Ganjar ini banyak direspon negatif oleh warganet, salah satunya akun @Andre140288820. Ia menyebut Ganjar sedang mendekati ulama untuk menggunakan politik identitas agar bisa memenangkan Pemilu 2024.
“Cieee ada yang lagi politik identitas nih hahaha. Mana nih yang katanya anti sama politik identitas? Nih ada yang lagi dekatin tokoh agama biar dikata pemimpin Sholeh hahaha lucu,” tulis dia.
Kritikan senada juga dilontarkan akun @abubakar. Ia menuding jika hal serupa dilakukan oleh lawan politik Ganjar, pasti akan mendapatkan serangan dari pihak pendukung Ganjar. “Politik identitas bukan nih? Nanti lawannya ngelakuin hal serupa langsung diserang, dianggap politik identitas ama kubu sebelah…hahaha,” kata dia.
Namun ada juga yang memberi respon positif, seperti akun @Firmansyah_SH. Ia mengaku senang dan bersyukur karena Ganjar telah melakukan kunjungan ke ulama. “Alhamdulillah Masya Allah Barakallah Pak Ganjar. Calon presiden RI sudah bertemu dan silaturahim dengan Gus Baha, salah satu kiai langitan di Jawa Tengah,” ucap dia. (net/msn/onl/ilc/smr)