Kemenag dan Saudi Sepakat Berlakukan Visa Bio, Kemenag Libatkan Ahli Geriatri pada Haji Ramah Lansia

Menag Yaqut Cholil Qoumas memimpin Rapat Koordinasi dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di Madinah, Arab Saudi, Senin (13/3/2023). Foto: humas Kemenag

Kementerian Agama (Kemenag) mengusung semangat Haji Ramah Lansia pada penyelenggaraan tahun 2023 ini. Maklum, dari 203.320 kuota jemaah reguler, tercatat 64 ribu di antaranya masuk kategori lansia. Penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M juga kali pertama dilakukan dengan kuota normal setelah dunia dilanda pandemi Covid-19.

semarak.co-Karenanya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menekankan pentingnya mempersiapkan layanan terhadap jemaah secara matang, termasuk untuk jemaah lansia. Menag Yaqut mendorong pelibatan para ahli demi meminimalkan risiko.

Bacaan Lainnya

“Untuk soal kesehatan lansia, wajib bertanya pada ahli Geriatri. Jadi kita akan libatkan ahli Geriatri,” pesan Menag Yaqut dirilis humas Kemenag usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Senin (13/3/2023).

Pesan ini disampaikan Menag Yaqut saat menggelar Rapat Koordinasi dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di Madinah, Arab Saudi, Senin (13/3/2023). Rakor ini sekaligus menutup rangkaian agenda kunjungan Menag di Saudi.

Hadir Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief, Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemenag Faisal Ali Hasyim, Staf Khusus Menag Ishlah Abidal Aziz dan Wibowo Prasetyo, Jubir Kemenag Anna Hasbie, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.

Menurut Menag Yaqut, konsultasi dengan para ahli adalah bagian dari prinsip kehati-hatian. Selain transparan dan akuntabel, segala keputusan dan tindakan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan. Menag lantas meminta semua elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan haji tahun ini harus memegang teguh visi.

Yakni memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah. “Sekali lagi, hasil-hasil pertemuan dengan berbagai pihak kemarin harus ditindaklanjuti dengan sebuah desain besar pelaksanaan. Desain besar ini, harus mencerminkan visi bersama memberikan pelayanan terbaik untuk jemaah haji,” tegas Menag Yaqut.

Menag juga mengingatkan pentingnya inovasi dan perubahan cara berpikir dalam merespons setiap tantangan penyelenggaraan ibadah haji. “Mereka yang tidak pernah mengubah cara berpikirnya, tidak akan mampu mengubah apa pun,” tandas Menag Yaqut yang juga Ketua umum Gerakan Pemuda (GP) Anshor.

Sebelumnya diberitakan Kemenag bersama pihak otoritas Arab Saudi sepakat untuk menggunakan Aplikasi Visa Bio untuk seluruh jemaah haji Indonesia 1444 H/2023 M. Aplikasi ini digunakan dalam proses penerbitan visa melalui pendaftaran fitur biometrik wajah, sidik jari, serta fotokopi paspor.

Kesepakatan ini dihasilkan dalam pertemuan antara Tim Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag dengan delegasi Arab Saudi di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Kuningan, Jakarta, Kamis (9/3/2023). Delegasi ini terdiri atas perwakilan Kementerian Haji dan Umrah, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri.

General Authority of Civil Aviation (GACA), Wukala, serta tim Visa Bio dan tim Makkah Route. Mereka dipimpin oleh Abdurrahman Al Bijawi dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi. Dari Kemenag, hadir Dirjen PHU Hilman Latief. Ikut mendampingi Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab beserta jajarannya.

Penggunaan aplikasi “Saudi Visa Bio” ini memungkinkan jemaah melakukan pendaftaran secara mandiri, tanpa perlu mengunjungi kedutaan dan konsulat Arab Saudi atau pusat penerbitan visa di Indonesia. Aplikasi “Saudi Visa Bio” ini sudah tersedia di playstore maupun app store.

“Penggunaan aplikasi ‘Saudi Visa Bio’ akan diterapkan pada seluruh jemaah haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M untuk memberikan kemudahan dan kecepatan pemeriksaan jemaah saat datang di bandara Arab Saudi,” terang Hilman di Jakarta dirilis humas Kemenag melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Kamis (9/3/2023)/.

Aplikasi ini dapat diunduh melalui gawai masing-masing jemaah dan seluruh identitas termasuk sidik jari dan wajah jemaah direkam pada aplikasi tersebut. Selain itu, rapat koordinasi dua negara ini juga membahas implementasi Mecca Route atau fast track.

Tahun ini, fast track akan kembali dilaksanakan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), bagi jemaah dari DKI Jakarta, Banten, Lampung, dan sebagian Jawa Barat. “Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan, pihak Saudi meminta fasilitas ruang tunggu fast track Bandara Soetta yang lebih luas dan akses yang lebih mudah,” ujar Hilman.

Layanan fast track, kata Hilman, sudah dimulai sejak 2018. Melalui layanan fast track, proses imigrasi jemaah haji dilakukan sejak di bandara Indonesia. Sehingga, mereka tidak perlu diperiksa paspor dan visanya lagi saat tiba di Arab Saudi. “Jumlah jemaah yang akan dilayani oleh fasilitas fast track sebanyak 55.321 jemaah,” tegasnya.

Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab menambahkan, untuk keberlanjutan layanan fast track, pihak Arab Saudi meminta agar MoU antara Indonesia dan Arab Saudi bisa segera dilakukan. Dengan begitu, perencanaan fast track dapat dilakukan lebih awal.

Untuk lokasi fasilitas fast track, akan dilakukan pembahasan bersama dengan pihak Otoritas Bandara Soetta, Angkasa Pura 2, Imigrasi, Avsec, dan maskapai penerbangan. Dalam pertemuan ini dibahas juga tentang jadwal penerbangan haji. Pihak GACA Saudi sudah meminta Ditjen PHU dan maskapai tentang jadwal penerbangan haji.

“Jadwal sudah dibuat bersama antara Ditjen PHU dengan maskapai. Kami sepakat dalam sehari rata-rata sebanyak 17 kloter yang akan berangkat dari berbagai embarkasi ke Arab Saudi,” tandas Saiful dirilis humas Kemenag melalui WAGroup Jurnalis Kemenag juga.

Layanan fast track, kata Hilman, sudah dimulai sejak 2018. Melalui layanan fast track, proses imigrasi jemaah haji dilakukan sejak di bandara Indonesia. Sehingga, mereka tidak perlu diperiksa paspor dan visanya lagi saat tiba di Arab Saudi. Jumlah jemaah yang akan dilayani oleh fasilitas fast track sebanyak 55.321 jemaah,” tegasnya.

Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab menambahkan, untuk keberlanjutan layanan fast track, pihak Arab Saudi meminta agar MoU antara Indonesia dan Arab Saudi bisa segera dilakukan.

Dengan begitu, perencanaan fast track dapat dilakukan lebih awal. “Untuk lokasi fasilitas fast track, akan dilakukan pembahasan bersama dengan pihak Otoritas Bandara Soetta, Angkasa Pura 2, Imigrasi, Avsec, dan maskapai penerbangan,” sebutnya.

Dalam pertemuan ini dibahas juga tentang jadwal penerbangan haji. Pihak GACA Saudi sudah meminta Ditjen PHU dan maskapai tentang jadwal penerbangan haji. “Jadwal sudah dibuat bersama antara Ditjen PHU dengan maskapai. Kami sepakat dalam sehari rata-rata sebanyak 17 kloter yang akan berangkat dari berbagai embarkasi ke Arab Saudi,” tandasnya. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *