Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali membuat heboh jagat maya. Menyusul viral di media sosial Megawati yang mempertanyakan kenapa ibu-ibu saat ini terlalu suka mengikuti pengajian.
semarak.co-Lebih lanjut Megawati mempertanyakan nasib anak-anak yang terlalu sering ditinggal mengikuti pengajian oleh ibunya. Namun begitu, mantan Presiden RI ke 5 Megawati menegaskan bahwa dirinya tidak melarang ibu-ibu untuk mengikuti pengajian.
“Maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf, jangan lagi nanti saya di-bully, Kenapa toh ibu-ibu seneng banget ngikut pengajian ya?” tanya Megawati sebagaimana dikutip dari unggahan video akun instagram @tante.rempong.official dilansir gelora.co,17 Februari 2023 dari suara.com.
Masih kata Megawati, “Maaf beribu maaf, saya sampek mikir gitu, ini pengajian sampek kapan tho yo, anake arep dikapakke (anaknya gimana). Boleh (pengajian), bukan berarti nggak boleh, saya juga pernah pengajian kok. Maksud saya, nanti Bu Risma saya suruh, nanti Ibu Bintang saya suruh, tolong bikin manajemen rumah tangga, kekeluargaan itu,” kata Megawati.
Unggahan tersebut pun segera viral dan dibanjiri komentar warganet. “Maaf beribu maaf ni ya buk , pengajian gunanya untuk memperdalam ilmu agama buk, yng dmna td nya nggk tau yg mna boleh dan tidak boleh dilakukan dlm islam stlah pengajian jd tau… terus pengajian gunanya juga untuk silahturahmi antaribuk2 yang jarang ketemu jdi bisa bersenda gurau menghilangkan penat ngurus keluarga dan rumah terus .. jd gtu buk bantu jawab maaf beribu maaf buk,” tulis seorang netizen.
“Maaf banget buu maaf beribu maaf juga saya cuma mau bilang klau kami rakyat indonesia terutama ibu2 mbak2 kakak2 lbih milih untuk ikut kajian dan belajar ilmu agama daripada ikut apa kata ibuu. Gitu bu kiranya di pahamii…sekiaann ehh,” demikian warganet lain menulis cuitan.
“Kok aku setuju kali ini sama Ibu mega. Ngaji bagus tapi klo ke Banyakan dan ninggalin anak2 nya ya kurang pas. Krn selain habluminallah Kita juga harus habluminanas. Jgn krn yg bilang bu mega trs semua terasa salah aja :)” kata netizen lainnya.
“AGAK LAEN YA INI ORG” papar Warganet.
Berita terbaru Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dikabarkan dilaporkan oleh Koalisi Pegiat HAM Jogjakarta ke Komnas Perempuan terkait pidatonya yang mempertanyakan ibu-ibu suka ikut pengajian sehingga menelantarkan anak.
Megawati dilaporkan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, meminta publik tidak salah menafsirkan pernyataan Megawati Soekarnoputri. Menurut Hasto, Megawati berniat baik agar ibu-ibu bisa mementingkan anak-anaknya.
“Harus dilihat secara menyeluruh pidato ibu ketua umum. Ibu Megawati di dalam sambutan tersebut, kan temanya tentang stunting, temanya bagaimana keterlibatan ibu-ibu dalam pendidikan anak untuk bersiap-siap menghadapi bencana,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).
Dilanjutkan Hasto, “Tentang pendidikan anak, tentang gizinya, tentang pendidikan anak yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya melalui basis keluarga untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan, basisnya keluarga. Bukan pada masalah pengajian.”
Hasto mengungkapkan, Megawati pun sejatinya kerap kali ikut pengajian. Namun, Presiden RI kelima itu hanya mengingatkan kaum ibu untuk senantiasa mementingkan pendidikan dan kualitas kehidupan anak.
“Itu suatu hal yang penting dikatakan dalam sambutan Ibu. Maka Ibu mengatakan saya pun ikut pengajian, sehingga hendaknya mereka melihat secara komprehensif terhadap apa yang disampaikan Ibu Megawati Soekarnoputri,” tegas Hasto dilansir keuangannews.com.
Politikus asal Jogjakarta ini tak memungkiri, perhatian kaum ibu terhadap stunting masih kurang. Sebab, pemerintah menyatakan terdapat 22 persen anak Indonesia yang mengalami stunting.
“Masih 22 persen yang terkena stunting dari 100 persen anak Indonesia. 22 (persen) ini bukan persoalan tubuh pendek. Ini persoalan pemikirannya, persoalan kecerdasannya. Ini mengancam masa depan 24 tahun yang akan datang. Ini yang seharusnya kita lihat,” pungkas Hasto.
Diberitakan sebelumnya Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta melaporkan Megawati Soekarnoputri ke Komnas Perempuan RI buntut pidatonya yang mempertanyakan ibu-ibu suka ikut pengajian. Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta melaporkan Megawati melalui surat yang dikirimkan ke Komnas Perempuan lewat Kantor Pos Besar Yogyakarta, Rabu (22/2/2023).
Koordinator Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta Tri Wahyu mengatakan, pelaporan didasari ucapan Megawati yang membahas ibu-ibu suka mengikuti pengajian namun kurang memperhatikan anak-anak. Pidato itu disampaikan Megawati dalam acara kick off Pancasila Dalam Tindakan yang disiarkan di kanal YouTube BKKBN, Kamis (16/2/2023).
“Kami menduga, kami tidak mau melabeli, menghakimi, karena ini dugaan pelabelan. Kami menduga pernyataan itu suatu bentuk praktik ketidakadilan gender. Yang ini kami sebut adalah pelabelan, atau stereotype,” kata Tri di Kantor Pos Yogyakarta, Rabu (22/2/2023) dilansir cnnindonesia.com/2023 02 22 11.43 WIB.
Pelabelan bahwa ibu-ibu yang gemar pengajian itu kemudian menelantarkan anak. Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta tak menemukan basis data yang dipakai Megawati tersebut. Baik bersumber dari BRIN, BPIP, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, maupun dinas-dinas terkait di level daerah. “Aktor penelantaran anak adalah ibu-ibu yang gemar pengajian, enggak ada,” ujarnya.
Tri menambahkan, beberapa pengajian yang diikuti ibu-ibu justru menghadirkan tema membahas penanganan stunting. Semisal di Sulawesi Selatan berdasarkan situs resmi Kementerian Agama Kanwil setempat, acara pengajian menghadirkan penyuluh membahas penanggulangan stunting. “Ibu-ibu yang gemar pengajian malah bagian dari solusi untuk menangani stunting, bisa diajak bekerja sama BKKBN,” ujarnya.
Oleh karenanya, Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta meminta Megawati sebaiknya arif dan bijak dalam menyampaikan pandangan yang semestinya didasari data ilmiah, bukan opini bernuansa pelabelan negatif.
Dalam laporannya, Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta meminta Komnas Perempuan RI mengkaji dugaan pelabelan negatif praktik bentuk ketidakadilan gender dalam pidato Megawati. Kajian diharapkan tuntas sebelum 8 Maret 2023 di mana itu adalah momentum Hari Perempuan Internasional.
Kedua, apabila benar dugaan itu maka Komnas Perempuan RI diminta menegur Megawati secara tertulis ditembuskan ke publik. Terakhir, meminta Komnas Perempuan mengadakan pelatihan Gedsi atau kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial bekerja sama dengan BRIN dan BPIP untuk para staf di kedua lembaga tersebut.
“Karena kami tahu ini sebenarnya pernyataan kontroversial kesekian dari Ibu Megawati. Mungkin teman-teman masih ingat sempat melabeli pedagang bakso, ibu-ibu yang ‘kenapa sih nggoreng, kan bisa ngukus’. Itu yang selama ini dibiarkan publik, memang jadi pro kontra tapi tidak ada reaksi ke lembaga tertentu mengkaji pernyataan itu,” tegasnya.
Melalui pelaporan ini ketika sudah ditindaklanjuti, Megawati diharapkan juga belajar dari pengalamannya dan tidak ada pembiaran di kalangan publik. Dia mengatakan bahwa mengingat jabatan strategis yang diemban di BRIN dan BPIP, Megawati sejatinya mengedepankan sikap bijak sebelum bertindak, apalagi di ruang publik.
“Arifnya itu harusnya level paripurna, di atas presiden. Bijaksananya level paripurna, pinjam bahasa anak-anak muda, levelnya sudah dewa. Enggak boleh lagi kontroversial, kalau bicara data ilmiah yang dikedepankan. Kok opini, tentu mempermalukan BRIN dan BPIP,” kata Tri.
Sebelumnya, Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDIP Nasyirul Falah Amru menjelaskan maksud Megawati yang heran dengan ibu-ibu suka ikut pengajian. Baginya, Megawati tidak pernah melarang ibu-ibu ikut pengajian. Megawati, kata Falah, hanya meminta agar para ibu bisa seimbang dalam mengaji dan mengurus anak.
“Sebab mengaji dan mengurus anak itu sama-sama untuk kepentingan dunia-akhirat, jadi mbok ya seimbang sehingga stunting dan sebagainya itu bisa dihindari, itu pesan sebenarnya dari Ibu Mega,” ujar pria yang akrab disapa Gus Falah itu dalam keterangannya, Rabu (22/2/2023).
Falah juga menjelaskan Megawati sudah memohon maaf sebelum mengutarakan pernyataan demikian agar jangan sampai salah ditanggapi maksudnya. “Jadi semua pihak seharusnya tak ‘menggoreng’ berita yang tidak berdasarkan pernyataan Ibu Megawati yang sebenarnya,” pinta dia. (net/cnn/kne/smr)