Pakar Hukum Refly: Rezim Cemas Anies Jadi Presiden, Gus Choi NasDem: Anies Orang Baik yang Jadi Sasaran Tinju

Tangkapan layar Youtube Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. Foto: internet

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi pasang badan dan menjadi perisai terhadap berbagai tudingan yang kerap dialamatkan pada bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan.

semarak.co-Diketahui, beberapa waktu lalu Gus Choi mati-matian membela Anies yang dituding sebagai bapak politik identitas dan menegaskan bahwa Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahoklah yang sebenarnya memunculkan stigma itu. Di mana Ahok yang duluan mengutip Al Quran ayat Al Maida sehingga banyak dikecam masyarakat.

Bacaan Lainnya

Kini Gus Choi kembali membela Anies yang selalu dianggap sebagai ujung tombak kelompok oposisi politik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan dengan tegas Gus Choi menyebut Anies sebagai sosok yang selalu baik dan lurus tetapi menjadi sasaran tinju dengan terus menerima perlawanan.

“Coba lihat, perilaku Anies selama dia memerintah, perlawanan apa yang dilakukan kepada pemerintah pusat? Tidak ada. Justru pemerintah pusat melakukan perlawanan kepada Anies. Jadi Anies ini orang baik-baik saja, lurus-lurus saja,” puji Gus Choi, dikutip dari program MNC NEWS di kanal YouTube Official iNews, Rabu (28/12/2022).

Namun Gus Choi menyatakan tidak terlalu mengambil pusing dengan semua stigma tersebut. Pernyataannya seolah menegaskan anggapan pengamat politik Adi Prayitno bahwa Partai NasDem sedang membangun narasi dizalimi oleh pemerintahan Jokowi.

“Tapi dibayangkan sedemikian rupa (jadi cawan oposisi), ya alhamdulillah juga. Biar begitu, Partai NasDem terus dan tetap menjaga standar loyalitas dan komitmen, termasuk kepada Presiden Jokowi yang sudah didukung sejak 2014,” seloroh Gus Choi dilansir onlineindo.tv 12/29/2022 02:38:00 PM.

Bahkan komitmen mendukung Jokowi ini terus terjaga di beberapa kebijakan pemerintah yang sulit diterima publik, maupun ketika Partai NasDem saat ini seolah sedang dikucilkan pasca mendeklarasikan dukungan untuk Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.

Di bagian lain Pengamat politik dan pakar hukum tata negara Refly Harun menuturkan bahwa sosok Anies Rasyid Baswedan adalah sosok yang tak disukai rezim yang berkuasa saat ini. Kalau kita berbicara rezim itu sebuah bangunan kekuasaan yang tidak hanya diisi orang-orang yang secara formal memerintah tapi juga behind the scene, tokoh-tokoh yang ada di belakang layar.

“Terutama tokoh-tokoh yang kuat ekonomi yang kuat yang kadang-kadang kita katakan oligarki. Anies Baswedan bakal menghadapi sejumlah upaya kriminalisasi terhadap dirinya,” kata Refly Harun di channel Youtube miliknya dikutip KBA News, Selasa, 27 Desember 2022.

Dia menilai rezim yang berkuasa saat ini, sudah menyusun agenda agar Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 hanya diikuti dua pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres). Apalagi sejak Partai NasDem memilih Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan sebagai capres 2024, membuat rezim yang berkuasa saat ini meradang.

Sehingga, bakal dilakukan dengan berbagai cara seperti penjegalan Anies Baswedan kasus Formula E, penundaan Pilpres 2024, tuduhan-tuduhan politik identitas, intoleran maupun khilafah. “Ini hal yang menurut saya, politik yang penuh trik,” ulas Refly Harun yang mantan Komisaris BUMN.

Dilanjutkan Refly, “Padahal kita tahu, Istana memang tidak happy dengan Anies Baswedan, karena Anies adalah tokoh yang dianggap bisa mengubah rezim hari ini. Itulah mengapa Anies bakal menghadapi sejumlah upaya kriminalisasi terhadap dirinya.”

Sedangkan nama yang disebut-sebut pemerintah dipercaya dapat untuk melanjutkan. Sementara kalau Anies Baswedan, mereka para rezim khawatir. “Mereka menginginkan rezim itu tidak berubah. Kalau yang menang Ganjar Pranowo, maka betul-betul pelanjutan,” terang Refly sambil melanjutkan.

“Kalau yang menang Prabowo Subianto, mungkin juga lebih mau berkompromi dengan rezim hari ini. Tingkat kepuasan dengan pemerintah sekarang turun menjadi 62,1 persen. Artinya masyarakat membutuhkan pemimpin yang baru seperti Anies karena telah memiliki rekam jejak selama memimpin DKI Jakarta lima tahun 2007-2022.”

Ditambahkan Refly di bagian penutup, “Kita memang butuh sebuah pemerintahan dan rezim yang baru yang barangkali jauh lebih menjanjikan sebagai New Hope ya. Nah kalau persepsi New Hope itu mungkin saja Anies Baswedan.”

Diketahui, sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Masyarakat Solo Raya menggelar aksi demo menolak kedatangan Anies Baswedan di Kota Solo, Jawa Tengah. Anies dikabarkan berkunjung ke Kota Solo untuk menghadiri acara pernikahan anak salah satu temannya.

Aksi penolakan itu dilakukan dengan membentangkan poster bernada penolakan di tepi jalan sekitar kawasan exit tol Klodran. Usai lelah menggelar aksi demo menolak kedatangan Anies Baswedan di Kota Solo, honor yang dijanjikan tak kunjung tiba. Diduga dilarikan koordinator demo.

Cuaca yang mendung menambah derita. Perut makin merajalela, keroncongan. Akhirnya, massa yang awalnya garang berteriak menolak kedatangan Anies di Solo, harus meneteskan air mata kesal.

Koordinator Lapangan Aksi Krisna mengatakan, “Menurut kami, Anies telah memberikan contoh buruk bagi demokrasi di Indonesia. Dia melakukan kampanye terselubung di berbagai daerah dengan kedok safari politik.

Dalam aksinya, mereka membentangkan poster bertuliskan ‘Tolak Kampanye Terselubung Anies Baswedan’, ‘Wong Solo Tolak Anies Baswedan’, ‘Anies Baswedan, Bapak Politik Identitas, Tolak’ dan beberapa poster lainnya. Produk sederhana bisa membunuh kerutan di usia 65 tahun sekalipun.

Menurutnya, apa yang dilakukan Anies itu harusnya mendapat kartu merah lantaran telah mencuri start. Sehingga, membuat iklim demokrasi di Indonesia menjadi tidak sehat. Sebab, Anies kerap melakukan kunjungan ke sejumlah daerah di Indonesia.

Mulai dari Jawa Barat, Sumsel, Papua bahkan pernah mengunjungi tokoh agama di Kota Solo. “Ini dapat merusak demokrasi Bangsa Indonesia. Belum apa-apa, sudah mencuri start duluan,” pungkas Krisna saat dihubungi, Minggu (25/12/2022) dilansir msn.com Minggu, 25 Des 2022 18:27 WIB dari jateng.detik.com.

Partai NasDem merespons santai penolakan kepada bakal calon presiden yang akan diusung pada tahun 2024. “Nggak ada masalah, itu rekayasa semua. Nanti mereka akan capek sendiri. Nggak apa-apa, Mas Anies makin dizalimi makin bagus,” kata Ketua DPP NasDem Effendy Choirie (Gus Choi) kepada wartawan, Senin (26/12/2022).

Gus Choi menilai kesabaran Anies makin tebal dengan adanya demo penolakan itu. Dia kemudian menyinggung soal doa yang dikabulkan. “Kesabarannya makin tebal, makin dicintai Allah. Selanjutnya Allah akan mengabulkan doanya,” tutur dia.

Mantan Anggota TGUPP Anies Baswedan Tatak Ujiyati merespons terkait aksi penolakan kedatangan Anies di Solo. Tatak heran pasalnya Anies datang untuk menghadiri kondangan. Tatak menjelaskan kedatangan Anies ke Solo itu untuk menghadiri pernikahan anak dari teman semasa kuliah.

Tatak mengaku dirinya pun turut hadir sebagai undangan dalam acara itu. “Opo tumon (apa pantas), orang kondangan kok didemo? Kemarin di Solo, sekitar 10 orang mendemo Anies saat menghadiri undangan pernikahan anak teman kuliahnya,” kata Tatak seperti dilihat dalam cuitannya, Senin (26/12/2022).

Tatak sudah mengizinkan cuitannya dikutip. Tatak mengatakan pernikahan itu adalah hajat dari senior Anies di UGM. Sejumlah rekan semasa kuliah hingga mantan aktivis mahasiswa pun ikut hadir. “Yang mantu itu senior mas Anies di Fakultas Ekononi UGM. Saya juga hadir di sana bersama banyak teman-teman mantan aktivis mahasiswa di UGM & Yogyakarta,” ujarnya.

Tatak lantas heran dengan adanya demo tersebut. Dia mengatakan mendemo orang yang akan menghadiri kondangan pekerjaan yang aneh. “Aneh kan mendemo orang yang datang kondangan? Benar-benar pekerjaan yang absurd,” ujarnya.

Tidak ada hambatan bagi pengurus DPW Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) Jawa Tengah dalam menyosialisasikan Anies Baswedan ke masyarakat selama ini. Karena itu pula, selama hampir setahun ini, mereka berhasil membentuk kepengurusan ANIES di 32 dari 35 kabupaten/kota yang ada di provinsi tersebut.

Koordinator Presidium DPW ANIES Jateng Joko Purnomo mengatakan, sekarang mereka sedang merambah pembentukan ANIES tingkat kecamatan. “Responsnya cukup bagus. Saya keliling pakai bus branding logo Mas Anies,” klaim Joko.

“Kemarin kita coba kirim ke teman-teman kalender tahun 2023. Sekarang malah saya kebanjiran permintaan. Saya harus cara dana lagi ini untuk mencetak lagi,” demikian Joko sambil tertawa kecil menambahkan saat dihubungi KBA News, Selasa, 20 Desember 2022.

Karena itu pihaknya yakin bakal calon presiden usungan Partai NasDem tersebut akan menang di Jateng pada Pilpres 2024. “Secara kelembagaan kami menargetkan [persoalan suara Anies] 57 persen. Target ini sebagai patokan bagi kami untuk bekerja keras mencapai angka itu,” kata Ketua KPU Jateng periode 2013-2018 ini.

Soal anggapan bahwa Jateng merupakan basis PDI Perjuangan sehingga Anies sulit menang, dia pun menepis. “Sebenarnya tidak ada kata basis-basisan. Itu dari orang lain yang mencap. Termasuk dikatakan kandang banteng,” ungkapnya.

Hal ini dibuktikannya dengan perolehan suara PDIP di tingkat provinsi. Raihan suara PDIP di Jateng pada Pemilu 2019 lalu hanya sekitar 29 persen. Sementara di DPRD Jateng, PDIP cuma menguasai 35 persen atau 42 dari 120 kursi. “Pilgub 2018 lalu juga misalnya kompetitor dari PDIP meraih [suara] sampai 42 persen,” imbuhnya.

Meskipun dia tidak menampik, di beberapa kabupaten/kota memang perolehan suara PDIP tinggi. Namun, banyak kepala daerahnya juga tidak maju sendiri, tapi berkoalisi dengan partai lain. “Jadi saya dan teman-teman tidak pernah memikirkan, yang orang menyebut basis, kandang dan sebagainya. Jawa Tengah ini rumah besar kita. Warga Jateng tidak ada masalah,” tegasnya.

Apalagi dalam pemilu, lanjutnya menambahkan, setiap orang atau tim bebas masuk ke daerah mana saja untuk menyampaikan visi-misi dari calon yang bersangkutan. Sebab, ini juga untuk kepentingan masyarakat.

“Kalau ada pihak yang menghambat akses informasi kepada masyarakat, inilah yang sering saya sebut kejahatan demokrasi. [Kami] tidak [menemukan] ada hambatan. Saya komunikasi dengan teman-teman juga biasa saja. Jadi sebenarnya masyarakat Jawa Tengah itu cair. Yang ramai cuma di medsos,” demikian Joko. (net/kba/moc/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *