Bendungan Sukamahi merupakan salah satu bendungan yang menerapkan konsep bendungan kering (dry dam) yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain memiliki fungsi untuk mereduksi banjir, Bendungan Sukamahi menyimpan potensi besar untuk menjadi area wisata.
semarak.co-Presiden Joko Widodo menyebut gaya arsitektur Bendungan Sukamahi yang apik mampu menjadikan bendungan tersebut sebagai salah satu destinasi wisata di Kabupaten Bogor.
“Kalau kita lihat arsitekturalnya ini sangat bagus untuk wisata, baik (bendungan) Ciawi dan Sukamahi. Dua-duanya akan dipakai untuk wisata,” kata Presiden Jokowi dalam keterangannya usai peresmian Bendungan Sukamahi, Bogor, Jumat (23/12/2022) dirilis humas ATR/BPN melalui WAGroup Forum Mitra ATR/BPN, Sabtu (24/12/2022).
Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jarot Widyoko menjelaskan bahwa sebagai kawasan wisata, pemerintah telah menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung yang dapat dimanfaatkan masyarakat saat berkunjung ke Bendungan Sukamahi.
Fasilitas yang dipersiapkan yaitu penginapan, taman, rumah kaca (greenhouse), dan tempat ibadah. Jarot pun berharap konsep ekosistem yang diterapkan dapat menjadikan Bendungan Sukamahi sebegai destinasi pariwisata premium.
“Masyarakat bisa menikmati udara yang segar, badan sehat, paru-paru bersih, dan bisa berpariwisata dengan keluarga tanpa, tidak terlalu jauh dari Jakarta,” kata Jokowi. Sebelum meresmikan Bendungan Sukamahi, Presiden bersama sejumlah rombongan terbatas juga sempat meninjau area tanaman hidroponik yang ada di kawasan tersebut.
Jarot mengatakan, area tanaman hidroponik tersebut memanfaatkan areal pembuangan atau disposal dan telah direncanakan sejak pembangunan konstruksi bangunan berlangsung. “Pada saat konstruksi ini lahannya sempit,” timpal Jarot.
Ditambahkan Jarot, “Kami harus mencari, membebaskan lahan untuk disposal, tumpukannya. Tetapi kami tidak membiarkan tumpukan disposal itu menjadi mubazir. Kami bangun menjadi hidroponik dan (area) kegiatan yang bisa menjadikan pariwisata.”
Jarot menuturkan, sejumlah bibit buah mulai ditanam dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik. Apabila berkunjung pada saat panen, tambah Jarot, masyarakat dapat memetik langsung buah yang ditanam di sana.
“ini ada melon premium, lalu juga ada ginseng, ada stroberi, ada juga buah langka. Ada namanya alpukat aligator, ada sawo sapote yang besarnya hampir 1 kilo lebih, lalu juga ada anggur Brasil,” tambahnya.
Di bagian lain Untuk memastikan kondisi masyarakat kecil yang dinilai membutuhkan bantuan pemerintah seraya melihat kendala di lapangan dalam penyertipikatan tanah, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto turun langsung ke perkampungan padat penduduk di Kelurahan Arab Melayu, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi.
Dalam kunjungan ini, Hadi Tjahjanto juga menyerahkan sertipikat secara door to door kepada 12 perwakilan masyarakat. Salah satu poin yang dipastikan oleh Menteri ATR/Kepala BPN adalah terkait pungutan liar yang kemungkinan terjadi dalam proses penyertipikatan tanah.
Nyatanya, ketika Hadi Tjahjanto melakukan dialog dengan masyarakat penerima, ia mendapatkan testimoni langsung yang menyatakan semua kepengurusan sertipikasi tanah di Kota Jambi aman dari pungutan liar.
Sarifa Al-Husna (43) pun mengakui hal tersebut. Ia mengungkapkan, meskipun kepengurusan sertipikat sangat dibantu oleh pemerintah desa atau dalam hal ini pengurus RT/RW, ia tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. “Kami tidak keluar biaya sedikit pun,” ujar wanita yang sehari-harinya berprofesi sebagai karyawan honorer.
Dengan kemudahan yang didapat dalam kepengurusan sertipikat tanahnya, Sarifa Al-Husna merasa sangat beruntung. Terlebih, saat sertipikatnya jadi, bukan lagi dirinya yang harus bersusah payah mengambil sertipikat ke pengurus RT, namun sertipikat diantar langsung oleh Menteri ATR/Kepala BPN ke rumahnya.
“Enggak nyangka yang nyerahin langsung Pak Menteri. Senang sekali bisa ketemu Pak Menteri, bisa bersalaman langsung pula. Terima kasih banyak Pak Menteri sudah mau datang ke kampung kami yang kumuh ini. Beliau datang naik ke tangga rumah kami yang sederhana ini. Terima kasih banyak,” ucap Sarifa Al-Husna dengan penuh haru.
Tak hanya Sarifa, Firdaus (35) mengaku bahwa dirinya tidak sedikit pun dikenakan pungutan. Meskipun hanya tinggal di atas tanah seluas 84 meter, saat ini ia merasa tenang karena memiliki kepastian hukum atas tanahnya.
“Alhamdulillah, tanah ini tadinya tanah orang tua. Jadi saya dapat waris segini. Ini rumahnya baru jadi tiga bulan, sekarang sudah punya sertipikat. Bahagia sekali saya,” tutur Firdaus dirilis humas ATR/BPN usai acara melalui WAGroup Forum Mitra ATR/PN, Jumat (23/12/2022).
Selain Menteri ATR/Kepala BPN, dalam kesempatan tersebut juga hadir membagikan sertipikat di antaranya Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Rakyan Ihsan Yunus; Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Raja Juli Antoni.
Sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kementerian ATR/BPN; Gubernur Jambi beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jambi; Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jambi beserta jajaran; Wali Kota Jambi beserta jajaran Forkopimda Kota Jambi; dan Kepala Kantor Pertanahan Kota Jambi. (ls/phal/smr)





