Akselerasi Infrastruktur Telekomunikasi, Bank BSI dan Bank Muamalat Biayai Proyek Mitratel

Ki-ka: Head of Client Relationship Bank Muamalat Elisa Ratnawardani, Notaris Dewi Tenty, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Ian Mitratel Sigit Kurniawan, EVP Corporate Finance and Solution Group BSI Indra Kampono, SVP Corporate Business 1 Group BSI Fiti Syam, dan SEVP Financing Risk and Special Asset Management BSI Babas Bastaman saat penandatanganan penyaluran pembiayaan sindikasi sebesar Rp2,5 triliun untuk PT Mitratel. Foto: humas BSI

PT Bank Muamalat Indonesia (Muamalat) berpartisipasi dalam penyaluran pembiayaan sindikasi syariah kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) senilai Rp2,5 triliun. Adapun Bank Muamalat membiayai proyek Mitratel senilai Rp senilai Rp1,1 triliun. Pembiayaan sindikasi syariah ini merupakan yang pertama dan terbesar bagi Mitratel.

semarak.co-Mitratel yang anak usaha PT Telkom bersinergi dengan bank syariah karena saham Mitratel termasuk dalam Indeks Saham Syariah yang berisi 30 emiten yang memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip syariah, serta memiliki kinerja fundamental bisnis, tata kelola dan likuiditas yang baik.

Bacaan Lainnya

Chief Wholesale Banking Officer Bank Muamalat Irvan Y. Noor mengatakan, dalam pembiayaan sindikasi ini Bank Muamalat bertindak sebagai joint mandated lead arranger bersama PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Adapun porsi Bank Muamalat dalam sindikasi ini senilai Rp1,1 triliun. Sedangkan Bank BSI senilai Rp2,5 triliun.

“Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan bank syariah di Tanah Air. Sebagai bank pertama murni syariah, kami bersyukur dapat berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi syariah pertama dan terbesar bagi Mitratel ini,” ujar Irvan dalam sambutannya.

Mudah-mudahan kerja sama ini, harap Irvan, dapat berdampak positif bagi industri perbankan syariah nasional. Dana ini akan digunakan untuk kebutuhan capital expenditure (capex) dan modal kerja Mitratel dengan tenor pembiayaan selama 7 tahun. Akad yang digunakan adalah musyarakah mutanaqisah.

“Bank Muamalat belum lama ini memperoleh rating idA+ dari Pefindo dengan prospek perusahaan adalah stabil. Pasca raihan positif ini, Bank Muamalat fokus untuk meningkatkan profitabilitas dan portofolio pembiayaan,” terang Irvan dirilis humas Muamalat yang diterima redaksi semarak.co, Selasa (20/12/2022).

Pasca masuknya Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai pemegang saham pengendali, kami fokus meningkatkan portofolio pembiayaan khususnya di segmen korporasi. Diharapkan penyaluran pembiayaan ini menjadi momentum yang baik dan dapat berlanjut dengan kerja sama dalam ekosistem bisnis yang lebih luas lagi,” imbuhnya.

Sebagai informasi, pada kuartal III/2022 Bank Muamalat mencatatkan Profit Before Tax (PBT) sebesar Rp40 miliar, tumbuh 332% secara year on year (yoy). Adapun total aset tercatat tumbuh sebesar 15% (yoy) dari Rp52,1 triliun menjadi Rp59,7 triliun yang dibarengi dengan rasio Non Performing Financing (NPF) nett sebesar 0,65%.

Di bagian lain PT Bank Syariah Indonesia (BSI) terus meningkatkan dukungan untuk pembangunan infrastruktur dan percepatan digitalisasi, melalui pembiayaan sindikasi ke segmen korporasi. Terbaru, Bank BSI memimpin penyaluran pembiayaan sindikasi sebesar Rp2,5 triliun untuk PT Mitratel.

Pembiayaan sindikasi tersebut disalurkan BSI bersama dengan Bank Muamalat, untuk mendukung proyek akuisisi dan pembangunan tower-tower dalam rangka pemerataan jaringan dan digitalisasi di Indonesia yang dilakukan oleh anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tersebut.

Terkait hal ini, SEVP Financing Risk & Special Asset Management BSI Babas Bastaman mengatakan sindikasi ini merupakan bentuk nyata partisipasi BSI dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan perekonomian nasional. Secara khusus yakni melalui pengembangan proyek digitalisasi melalui bisnis jaringan infrastruktur telekomunikasi.

“BSI siap mengemban amanah ini untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan selalu berkomitmen akan mendukung meningkatkan infrastuktur telekomunikasi nasional untuk mendorong roda ekonomi Tanah Air,” papar Babas usai penandatanganan Line Facility dengan Mitratel di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Kepercayaan memimpin sindikasi pembiayaan ini, sambung Babas, menjadi kebanggaan tersendiri bagi BSI, karena dilakukan dengan sistem Syariah. Dalam kerja sama sindikasi ini, BSI berperan sebagai Joint Mandated Lead Arranger dan Facility Agent dengan porsi pembiayaan yang terbentuk senilai Rp2,5 triliun.

Selain itu BSI juga berperan sebagai agen penampungan (Escrow Agent) dalam pembiayaan sindikasi ini. Per November 2022, Mitratel resmi masuk sebagai jajaran penghuni indeks yang juga biasa disebut sebagai JII30. Indeks itu berisikan top 30 emiten yang memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip syariah.

Serta memiliki kinerja fundamental bisnis baik, tata kelola dan likuiditas terbaik. “Dengan masuknya Mitratel dalam Index Syariah, hal ini menjadi milestone bagi Mitratel untuk memulai eksposure Syariah. Masuknya Mitratel ke JII30 sejalan dengan misi BSI dalam hal implementasi dan pengembangan ekonomi syariah,” ujarnya.

“Peran BSI diharapkan dapat menjadi mitra strategi bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan ekonomi syariah dari semua lini bisnis, baik ritel maupun wholesale,” tutup Babas dirilis humas BSI melalui WAGroup BSI Media dan Jurnalis Syariah, Selasa (20/12/2022). (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *