Kata Ulama Syekh Musthafa al-Ghalayain: Orang Pendengki Susah Jadi Pemimpin

grafis ilustrasi pemimpin yang menipu rakyatnya. foto: swamedium

Orang-orang yang memiliki jiwa besar tidak akan mempunyai sifat dengki dan iri hati. Karena, sifat ini hanya dimiliki orang yang berjiwa kerdil, orang yang memiliki tekad lemah, dan orang yang berperangai buruk.

semarak.co-Ulama dan sastrawan dunia, Syekh Musthafa al-Ghalayain mengatakan, orang yang berjiwa besar menjaga jarak dan menjauhkan diri dari akhlak rendahan ini. Dia pun mengutip sebuah pepatah Arab yang berbunyi: الحسود لا يسود “Orang yang dengki tidak akan bisa berkuasa.”

Bacaan Lainnya

Dalam kitabnya yang berjudul Izhatun Nasyi’in yang diterjemahkan penerbit Turos, Syekh Musthafa menjelaskan, kata mutiara tersebut memiliki makna yang bagus dan kaya. Meski pun suku katanya sedikit dan kalimatnya sangat ringkas, tapi memiliki pengertian luas dan mulia kandungannya.

Menurut dia, orang yang dengki berhati sempit, sesak dadanya, dan kacau pikirannya. Jika melihat seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan atau menyaksikan seseorang mendapatkan kedudukan terhormat karena layak mendapatkannya, maka orang dengki tersebut berharap kenikmatan tersebut berpindah kepadanya dan posisi tersebut ada ditangannya, meskipun sulit untuk merebutnya.

Syekh Musthafa mengatakan, gemar berangan-angan seperti ini merupakan kelakuan orang yang merugi. “Bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki kemauan, harga diri, dan karakter terhormat bisa mendapatkan tempat yang mulia atau mendapatkan kenikmatan yang diperoleh oleh orang yang menjadi sasaran kedengkiannya,” katanya.

Dengan angan-angan rendahan tersebut, tambah dia, tidak ada suatu kenikmatan pun yang telah Allah anugerahkan kepada hamba-Nya dapat dicuri oleh para pendengki. Mereka hanya mendapat sedikit kenikmatan, kedudukan rendah, jiwa kerdil, dan tidak terhormat.

“Mungkinkah orang yang berkarakter demikian layak mendapatkan kepercayaan untuk memimpin? Atau dapat berjalan menuju gelanggang kehormatan? Sifat dengki tidak akan mengantarkan seseorang untuk mendapatkan kekuasaan,” jelas Syekh Musthafa, ulama kelahiran Beirut 1885 M dilansir msn.com dari republika.co.id, Kamis malam (8/12/2022). (net/rep/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *