Dalam rangka menjaga kepercayaan konsumen, kontraktor pelat merah PT PP Properti (PPRO) di penutup 2017 ini secara serentak melakukan ground breaking untuk lima Apartemen dan dua Hotel yang tersebar di Bekasi, Bandung, Malang, Surabaya, dan Lombok.
Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengatakan, pelaksanaan ground breaking di Desember ini dilaksanakan berbarengan dengan perayaan HUT PPRO ke-4 dengan mengusung tema “7 Wonders”. Karenanya, ground breaking tujuh tower ini akan mengdongkrak tinggi pertumbuhan kinerja PPRO di akhir tahun ini.
“Tema 7 wonders yang diusung PPRO ini terkait groundbreaking serentak di 5 kota besar di Indonesia ini. Aksi perseroan ini merupakan bukti keseriusan kami dalam menjaga kepercayaan konsumen. Acara groundbreaking ini merupakan salah satu rangkaian dalam rangka perayaan HUT PPRO yang keempat, nanti ditanggal 12 Desember 2017”, ujar Taufik dalam rilisnya, Rabu (6/12).
Di Bekasi, lanjut Taufik, PPRO melakukan groundbreaking 2 tower sekaligus yang berada di kawasan superblock Grand Kamala Lagoon (GKL). Tower Victoria telah terjual 70% dari total 1.137 unit yang dijual. Tower kedua yang di ground breaking di GKL adalah Tower Isabella, dengan mengusung konsep Rusunami Tower Isabella telah terjual 100 persen dari 600 unit.
“Bergeser sedikit ke arah Timur, PPRO melirik daerah Jatinangor di Bandung. The Louvin Jatinangor akan dibangun diatas lahan seluas 1,2 Ha. Tower pertama The Louvin direncanakan rampung tahun 2020 terdiri dari 706 unit. Apartemen ini ditujukan untuk mahasiswa-mahasiswa yang ada di kawasan Jatinangor. Kawasan The Louvin akan dilengkapi cycling track untuk memfasilitasi kegemaran bersepeda penghuninya serta berkonsep bebas Narkoba,” jelas Taufik.
Apartemen selanjutnya yang melirik kota pendidikan sebagai pangsa pasar utamanya adalah Begawan di Malang. Begawan sendiri memiliki filosofi Cendekiawan yakni orang yang sangat ahli di bidangnya. “Setelah The Alton Apartment di Semarang, Begawan Malang juga mengusung konsep premium student apartment dan apartemen bebas penggunaan narkoba pertama di Malang”, cerita Taufik.
Tower 1 terdiri dari 948 unit dan sudah terjual sekitar 90% dari total unit. Masa pembangunan dari apartemen Begawan diperkirakan akan selesai pada tahun 2019. Desain dari apartemen Begawan dinamis, tidak kaku dan mengakomodasi kegiatan komunitas baik di dalam atau luar ruangan, dilengkapi fasilitas olahraga seperti kolam renang wanita dan umum, lapangan futsal, gym dan roof top yoga,” tulisnya.
Disamping inovasi konsep bebas Narkoba, Perseroan juga menyediakan e-library sehingga penghuni apartemen yang mayoritas mahasiswa bebas mendownload buku digital (e-book). “Seiring dengan perkembangan teknologi dan untuk mempermudah kebutuhan konsumen, kami berusaha untuk terus meningkatkan fasilitas apartemen yang salah satunya buku digital tersebut,” jelasnya.
Apartemen kelima yang akan groundbreaking di penghujung tahun adalah Grand Shamaya di Surabaya. Apartemen yang didirikan di kawasan segitiga emas dan diatas lahan seluas 1.6 Ha ini rencana akan dibangun 5 tower. Grand Shamaya merupakan apartemen dengan target pasar kelas atas. Grand Shamaya merupakan Private Residential Premium berkonsep Luxury Resort pertama di Surabaya.
Tower Aubrey yang akan di ground breaking ini telah terjual diatas 70% dari total 409 unit dan rencana tower ini akan selesai dibangun di tahun 2021. “Untuk mega proyek Grand Shamaya ini, kami turut menggandeng konsultan kelas atas sebagai design arsitektur” ujarnya.
Disusul dua hotel yang akan dibangun PPRO yaitu hotel dengan lokasi di Surabaya dan Lombok. Palm Park Hotel di Surabaya akan dibangun dengan konsep Hotel Bintang 3 dan Prime Park Hotel & Convention di Lombok dibangun dengan konsep bintang 4. “Dengan pembangunan dua hotel ini tentunya akan menambah porsi recurring Income Perseroan dan akan menyusul kesuksesan hotel-hotel yang telah berdiri sebelumnya di Jakarta dan Bandung” pungkas Taufik.
Masih dalam rangka perayaan HUT PPRO ke 4 tahun, Perseroan menggandeng PT Bank Mandiri melalui Program KUAT (Kejutan Ulang Tahun di Akhir Tahun 2017), dengan program ini konsumen bisa mengajukan DP sebesar 5% dan bunga hanya 4,4%.
Menurut Taufik “Uang muka yang cukup ringan dipastikan akan mampu meningkatkan keinginan masyarakat untuk memiliki properti, khususnya apartemen. Pasti akan mendongkrak penjualan di penghujung tahun ini dan continue di tahun 2018 dimana saatnya PPRO Harvesting. Karena tingkat suku bunga kompetitif akan menggerakkan pasar secara berkesinambungan”. Program KUAT berlaku sampai 31 Desember 2017.
“Inovasi terus dilakukan dan Kinerja terus ditingkatkan, dua hal itu yang harus diterapkan kami untuk menunjang keberlangsungan dalam dunia properti”, ucap Taufik. Sampai dengan triwulan III 2017 PPRO telah mencatat peningkatan penjualan sebesar 14.73% dari periode yang sama tahun 2016 dan perolehan laba bersih sebesar Rp 282 m atau lebih besar 8.64% dari periode tahun sebelumnya. Jajaran manajemen PPRO optimis target di tahun ini akan tercapai dengan adanya ground breaking beberapa proyek di penghujung tahun dan di tahun 2018 akan menjadi Harvesting Year yang gemilang. (lin)