Oleh Pendekar Betawi *
semarak.co-Sepertinya Politik memang tidak hanya kegiatan untuk mencari Kekuasaan, tapi juga Kegiatan untuk Mempertahankan Kekuasaan, Politics is the activity of seeking and maintaining power, (William Alexander Robson: 1895 – 1980).
Maka, mempertahankan kekuasaan dapat dilakukan dgn berbagai cara, termasuk cara kotor sekalipun agar tidak ada pihak yg mengambilalih kekuasaan tsb, jika suatu rezim oligarkis habis masanya, maka akan diciptakan rezim yg sama, agar kepentingan oligarkis tsb tetap terakomodir,
Adalah (Niccolo Marchiveli: 1469 – 1527), yg kemudian terkenal dgn Machiavellian, melalui karyanya The Princedan The Discourses mengajarkan teori Mempertahankan Kekuasaan dgn metode medis, dimana setiap perlawanan untuk merebut kekuasaan dianggap sebagai virus yg wajib dimatikan.
Teorinya dari pada luka menyebar, maka anggota tubuh yg terinfeksi harus dipotong, maka upaya menghadang pihak lain untuk merebut kekuasaan tsb, menjadi wajib dilakukan. Metode medis ini memerlukan modal dan media, maka dlm praktek, orang yg ingin mempertahankan kekuasaannya tsb, umumnya berkolaborasi secara oligarkis, dgn pemilik modal dan media, agar tujuan mempertahankan kekuasaan dapat tercapai.
Namun oligarki hanyalah sebuah sistem, pelakunya sebagai subsistem tidak pernah tampak, mereka behind in the scene, bermain dibelakang layar, hanya kekuatannyalah yg terasa sangat dasyat, inilah yg kemudian disebut dlm dunia politik kekuasaan sebagai the power of the invisible hand.
Buzzer hanyalah bagian kecil, dari permainan invisible hand ini, penyebaran fitnah, hoax, manipulasi data dan informasi, hanya sekedar warning up, bisa jadi target sebenarnya adalah saat pasca pilpres nanti, dimana suara rakyat pada pemilu, dimanipulasi sedemikian rupa, sehingga kekuasaan tetap dimenangkan sang invisible hand ini,
Indikasi tsb tampaknya tercium oleh SBY, yg tentu punya data intelegen untuk menyatakan bhw ada upaya pilpres 2024 akan dilakukan secara curang, sudah pasti invisible hand yg dimaksud oleh SBY,
Anies jelas berada dalam radar sang invisible hand, karena ada fakta elektabilitas yg sulit dibantah, bhw Anies calon presiden terkuat, tentu bagi mereka, tidak boleh ada jalan mulus untuk Anies, untuk jdi capres, apalagi untuk menjadi presiden tsb,..🤷🏻♂
Apa solusi bagi Anies?
Anies harus tetap elegan, tetap tersenyum, tidak perlu over reaktif, karena target mereka memang memainkan emosi lawan, agar kredibilitas Anies jatuh karena terperangkap pola permainan mereka. Teori Machiavellian ini, telah menjadi hand book, kelompok rakus kekuasaan untuk politik dan ekonomi diberbagai belahan bumi, termasuk di Indonesia.
Oleh karenanya, pada tahun 1975, Samuel Huntington telah meramalkan bhw demokrasi dimasa yg akan datang akan mengalami krisis, ketika suatu negara gagal menciptakan struktur dan budaya politik yg dewasa, adil dan akuntabel.
Lalu demokrasi akan terkontaminasi oleh kekuatan2 invisible hand yg berada diluar skema normatif, kepemimpinan suatu negeri, menjadi sangat tergantung kepada invisible power, tidak lagi menjadi ajang pesta rakyat yg jurdil dan luber,
Lantas apa yg harus dilakukan relawan, menghadapi Invisible power ini, Konsolidasi internal dgn memperkuat persatuan relawan, Konsolidasi eksternal dgn memperkuat persatuan dgn para tokoh bangsa dan agama, agar invisible power ini melemah, karena minim dukungan.
Menciptakan bebagai media mandiri, sebagai counter of the attack, atas berbagai isue negatif, dan upaya caracter assassin yg ditujukan kepada calon pemimpin ideal untuk masa depan.
Jika ikhtiar elegan tsb gagal, koridor hukum terabaikan, kejahatan invisible hand semakin nyata, maka dikatakan oleh Michael Gelven di dalam bukunya “War and Existence” (1994), perang juga bagian dari solusi, (War is the intentional use of mass force to resolve disputes over governance).
Maka, relawanpun harus berani bersikap, sebagai mana pribahasa Yunani: “Qui desiderat pacem, bellum praeparat.” Siapa menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang) haruskah terjadi. Kami Kabarkan, Anda yg Memutuskan…!!
sumber: ANIS BS YA KAMI SEMUANYA (postKamis27/10/2022/endangherawati)