Oleh Sholihin MS *
semarak.co-Seorang pemerhati masalah Politik dan Kebangsaan, M. Rizal Fadillah ketika saya tanyakan ke beliau: ke mana arah politik KIB, ke Ganjar atau ke Anies? Beliau dengan tegas menyatakan bahwa KIB pasti akan mendukung Anies dan tidak mungkin ke Ganjar.
Alasannya: pertama, faktor Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung sebagai Ketua Dewan Pembina dan tokoh senior Golkar yang sudah mendukung Anies. Jusuf Kalla adalah orang yang npunya power di Golkar.
Kedua, Kader-kader dan akar rumput (arus bawah) baik Golkar, PAN, maupun P3 semuanya mendukung Anies. Oleh karena itu, jika Golkar, PAN, dan P3 tidak mau dukung Anies akan kehilangan konstituennya sehingga suara pemilih di 2024 akan anjlog atau turun drastis.
Alasan KIB tidak mendukung Ganjar kata beliau, karena Ganjar statusnya tidak jelas dan seolah “digantung” oleh PDIP karena telah “menyalahi” aturan partai, sehingga kemungkinan Ganjar tidak bisa dicalonkan oleh siapa-siapa. Lagi pula, reputasi Ganjar sangat buruk, termasuk di Jawa Tengah sendiri.
Ada 3 masalah utama bagi Ganjar; 1. Kasus e-KTP yang belum tuntas prosesnya di KPK، 2. Kebiasaannya nonton video porno (cacat moral), 3. Kasus Wadas yang sangat represif. Belum lagi kegagalan Ganjar mengatasi banjir bandang di Semarang.
Boleh dibilang Ganjar itu Nol prestasi, cuma jago bermedsos kata Puan Maharani. Para pemuja Ganjar hanyalah para buzzer rp yang dikomandani oleh Eko Kuntadi. Sangat rugi jika KIB mengusung Ganjar, partainya dipastikan akan nyungseb.
Benarkah Jokowi akan ditinggalkan para pendukungnya? Ada seorang pakar menyebut di periode kedua ini adalah periode kutukan bagi Jokowi. Ke depan, apa pun yang dilakukan Jokowi tidak akan bisa mengangkat citra Indonesia di mata siapapun, selain di mata para penjilat, pengkhianat, buzzer bayaran, orang-orang dungu, dan kaum munafikin.
Yang akan terjadi adalah musibah demi musibah yang akan ditutupi dengan rekayasa, kebohongan, penipuan, dan kezhaliman. Untuk menutup kasus KM 50, Rest Area 50 diratakan.
Untuk menutup kasus “kejahatan” Sambo, Polri tidak bisa bersikap tegas, untuk menutup kasus ijazah palsu, hampir semua orang yang berkaitan dicoba dibungkam dengan segepok uang supaya bisa lancar, bahkan untuk menutup kasus Kanjuruhan, Stadion Kanjuruhan mau diratakan. Mau bertahan sampai kapan cara-cara mengelabui seperti ini?
Anies sebagai calon kompetitor di 2024 dicoba dijegal dengan segala cara: tidak mau menurunkan PT 20%, Capres-cawapres disetting untuk hanya 2 calon, pembidikan Anies melalui rekayasa hukum melalui pengkasusan di KPK, Character assasination (pembunuhan karakter) seolah Anies adalah Gubernur gagal, penyerangan yang masif dan sporadis oleh para buzzer bayaran, dll.
Tapi faktanya, Anies malah semakin melaju kencang jauh di depan. Jika para capres lain tidak mau buang-buang waktu, sebaiknya angkat bendera putih saja. Biarkan Anies memenangkan pemilihan di 2024 untuk membenahi bangsa dan negara ini yang sudah diujung kehancuran.
Jokowi sudah tidak mungkin lagi mampu memperbaiki bangsa dan dan negara ini yang sudah carut marut. Semakin Jokowi memperpanjang masa jabatan dari saat ini, maka bangsa dan negara ini semakin tambah terpuruk.
Sebenarnya, jika hati Jokowi itu terbuat dari daging normal (segar), pastilah dia sudah menyadari akan ketidakberdayaannya. Tapi hatinya sepertinya berasal dari daging busuk yang hitam, sehingga tidak mau menyadari akan keterbatasannya. Yang dilakukan adalah mencoba menutupi kebusukan-kebusukannya.
Rakyat sudah muak dengan prilaku Jokowi. Dukungan terhadap Anies sebagai antitesa Jokowi sudah tidak bisa dibendung. Pilihan Jokowi tinggal dua: mau lengser secara normal atau lengser secara hina. Salah satu dari kedua pilihan itu pasti akan terjadi.
Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Āli `Imrān:26)
Bandung, 26 R. Awwal 1444
sumber: WAGroup Jarnas Mileanies Sumut (postSenin24/10/2022/)