Pertama di Indonesia, Mendes PDTT Halim Luncurkan Sistem Jembrana Satu Data Dari Desa Berbasis SDGS Desa

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (kiri) didampingi Istri Lilik Umi Nasriyah dan Kepala BPI Ivanovic Agusta, Bupati Jembrana I Nengah Tamba (kanan) melakukan seremoni Launching Jembrana Satu Data Dari Desa Pengarahan Pengendalian Inflasi dan Ketahanan Pangan diJembrana Bali, Selasa (20/9/2022). Foto: Mugi/Kemendes PDTT

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meluncurkan Sistem Jembrana Satu Data Dari Desa (JSDDD) di Jembrana, Bali, Selasa (20/9/2022). Sistem JSDDD mampu mengintegrasikan data pemerintah pusat, pemerintah daerah dan desa.

semarak.co-Mendes PDTT Halim menjelaskan, sistem JSDDD merupakan hasil inovasi Bupati Jembrana, I Nengah Tamba. Sumber utama sistem ini berasal dari data berbasis SDGs Desa yang diolah dan bekerja sama dengan berbagai Kementerian dan Lembaga, hingga Perguruan Tinggi.

Bacaan Lainnya

“Ini yang menarik, Kabupaten Jembrana memanfaatkan data SDGs Desa dengan cara menambahkan komponen informasi yang dibutuhkan oleh seluruh organisasi perangkat daerah atau OPD,” kata Mendes PDTT Halim dirilis humas Kemendes PDTT usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Selasa sore (20/9/2022).

Dalam sistem JSDDD juga memperluas pendataan SDGs Desa, yakni tidak hanya untuk 41 desa. Namun mampu mengolah informasi dari 10 kelurahan yang ada di Kabupaten Jembrana. Dengan demikian, data SDGs Desa sekaligus mengisi data Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada tingkat kabupaten.

JSDDD selaras dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun dari pinggiran, dalam hal ini yakni desa. Di mana membangun desa yang berjumlah sangat banyak membutuhkan strategi pembangunan mikro.

“Semoga Jembrana Satu Data Dari Desa ini menjadi langkah besar membangun desa, memberdayakan masyarakat, dan memajukan daerah dan tentu menuju Indonesia Maju,” ujar Gus Halim, sapaan akrab lain dari Mendes PDTT Halim.

Sementara Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan bahwa pembangunan memerlukan data yang akurat dan terpadu antara lain data sosial ekonomi masyarakat, data infrastruktur dan kewilayahan. “Jembrana Satu Data Dari Desa merupakan solusi satu data daerah yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah pusat, daerah dan desa sesuai dengan kepentingan tiap institusi,” urai Tamba.

Dalam peluncuran JSDDD, Gus Halim juga menganugerahkan Lencana Abdi Desa Pertama kepada Gubernur Bali, Wayan Koster dan Lencana Bhakti Desa Pertama kepada Bupati Jembrana, I Nengah Tamba.

Lencana itu diberikan langsung oleh Gus Halim atas komitmen dan kerja keras mereka dalam mendorong percepatan pembangunan desa sehingga seluruh desa di wilayahnya mencapai Status Mandiri, Maju dan Berkembang.

Selain kepada Wayan Koster dan I Nengah Tamba, Gus Halim juga memberikan Lencana Desa Mandiri kepada 32 Kepala Desa di Kabupaten Jembrana atas Komitmen dan Kerja Keras dalam Mewujudkan Desa Madiri.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana melakukan terobosan menarik dalam perencanaan pembangunan. Kabupaten ini menjadi wilayah pertama di Indonesia yang menggunakan data SDGs Desa sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah.

“Ini yang menarik, Kabupaten Jembrana memanfaatkan data SDGs Desa, dengan cara menambahkan komponen informasi yang dibutuhkan oleh seluruh organisasi perangkat daerah atau OPD,” ujar Gus Halim saat peluncuran Jembrana Satu Data Dari Desa (JSDDD), di Jembrana, Bali, Selasa (20/9/2022)

Dia menjelaskan data SDGs Desa sebenarnya diformat untuk kepentingan pemerintah desa agar bisa merancang program pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan dan penyelesaian masalah desa. Namun oleh Pemerintah Kabupaten Jembran, data SDGs ini kemudian dikembangkan menjadi salah satu komponen penting dalam perencanaan pembangunan di level kabupaten.

“Pemkab Jembrana berhasil merancang JSDDD yang mengintegrasikan data pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan desa sebagai dasar perencanaan pembangunan dan ini sangat menarik. JSDDD tersebut hasil inovasi Bupati Jembrana, I Nengah Tamba,” terang Gus Halim.

Yang sumber utamanya adalah dari data berbasis SDGs Desa yang diolah dan bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga, hingga perguruan tinggi. Dalam sistem JSDDD juga memperluas pendataan SDGs Desa, tidak hanya untuk 41 desa, namun juga menangkap informasi dari 10 kelurahan yang ada di Kabupaten Jembrana.

Dengan begitu, data SDGs Desa sekaligus mengisi data Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada tingkat kabupaten. JSDDD selaras dengan visi Presiden Joko Widodo, untuk membangun dari pinggiran dalam hal ini desa. Dimana membangun desa yang berjumlah sangat banyak membutuhkan strategi pembangunan mikro.

“Semoga Jembrana Satu Data dari Desa menjadi langkah besar membangun desa, memberdayakan masyarakat, dan memajukan daerah, dan tentu menuju Indonesia Maju,” harap Gus Halim dirilis humas Kemendes PDTT.

Senada Gus Halim, I Nengah Tamba mengatakan, pembangunan diperlukan data yang akurat dan terpadu antara lain data sosial ekonomi masyarakat, data infrastruktur dan kewilayahan.  “Jembrana Satu Data dari Desa merupakan solusi satu data daerah yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah pusat, daerah dan desa sesuai dengan kepentingan tiap institusi,” jelas I Nengah.

Sekedar informasi, dalam acara tersebut Gus Halim juga menganugerahkan Lencana Abdi Desa Pertama kepada Gubernur Bali, Wayan Koster dan Lencana Bhakti Desa Pertama kepada Bupati Jembrana, I Nengah Tamba. Lencana itu diberikan langsung oleh Gus Halim atas komitmen dan kerja keras mereka dalam mendorong percepatan pembangunan desa sehingga seluruh desa di wilayahnya mencapai Status Mandiri, Maju dan Berkembang. (bad/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *