Di hari kedua atau hari terakhir, Jumat 16/9/2022), Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat masih terus membahas arah koalisi dan nama bakal calon presiden (capres) 2024. Rapimnas hari ini akan ditutup dengan perayaan hari ulang tahun ke-21 Partai Demokrat.
semarak.co-Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui, pihaknya intens membahas koalisi dengan dua partai politik. Meski tak membeberkan nama dua partai politik tersebut, namun AHY menyebut keduanya memiliki semangat yang sama dengan Partai Demokrat.
“Semangat tersebut adalah perubahan dan perbaikan untuk Indonesia yang lebih baik,” ungkap AHY dalam pidato kebangsaan dipenutup rangkaian Rapimnas di JCC Senayan, Jakarta Selatan, dilansir kompas.tv – Jumat, 16 September 2022 | 16:43 WIB.
Namun ternyata tidak ada deklarasi sang Ketua umum Demokrat AHY sebagai capres 2024 selama Rapimnas. “Saat ini, Demokrat tengah intens membangun komunikasi dengan dua partai yang juga bersemangat memiliki semangat dan energi perubahan, untuk Indonesia yang lebih baik,” ujar AHY di video.kompas.com/16 September 2022, 18:23 WIB.
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai Partai Demokrat belum mengetahui secara pasti langkah yang diambil untuk membentuk koalisi pilpres nanti. Hal ini terlihat dalam Rapimnas Partai Demokrat yang tak memberi dukungan secara pasti terkait posisi AHY untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Dengan tidak menyebut secara aklamasi AHY harus menjadi capres atau cawapres, menunjukan internal Demokrat tidak bisa memastikan keputusan akhir dari sikap politik (parpol) koalisi yang akan diajak Demokrat untuk bergabung,” papar Ari pada kompas.com, Jumat (16/9/2022) dilansir kompas.com/2022/09/16/14.03 WIB.
Ia menilai keputusan Rapimnas itu menunjukan bahwa Partai Demokrat telah menurunkan syarat untuk membangun koalisi. Dalam pandangannya, upaya untuk mengajukan AHY sebagai capres dalam proses tawar menawar politik telah dihentikan.
“Hasil Rapimnas Demokrat seperti ini semakin menebalkan jika Demokrat sudah menurunkan daya tawarnya karena tidak harus memaksakan AHY sebagai capres. Saat ini Partai Demokrat tengah intens membangun komunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem,” paparnya.
Ari menduga PKS punya kecenderungan untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat karena posisi politiknya saat ini terjepit. PKS hampir mustahil bekerja bersama PDI-P, pun kesulitan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) maupun koalisi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Alasannya, basis massa PKS berbenturan dengan Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di KIB serta PKB. “Ceruk pemilihnya PKS begitu eksklusif sehingga tidak menjadi pilihan politik yang luas dari koalisi-koalisi lain,” ujarnya.
Perundingan alot, lanjut Ari, justru bakal terjadi antara Partai Demokrat dan Partai NasDem. Sebab, Partai NasDem memiliki pilihan politik yang lebih luas, karena posisinya sebagai partai koalisi pemerintah.
“NasDem pasti akan memaksimalkan mengatur koalisi, mengingat NasDem punya posisi tawar dengan berpindah ke koalisi lain yang lebih prospektif menang. Demokrat disarankan berhati-hati melakukan negosiasi jika ingin mengajak NasDem,” tuturnya.
Ia memprediksi nilai tawar Partai NasDem tinggi dengan ingin agar figur yang diusungnya menjadi capres dalam koalisi. Demokrat harus pintar-pintar mengalah dalam rancang bangun koalisi untuk mengamankan AHY minimal sebagai cawapres.
Diketahui Rapimnas Partai Demokrat berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Kamis-Jumat (15-16/9/2022). Forum yang dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat itu meminta agar AHY maju dalam kontestasi elektoral 2024.
Setelah menerima masukan tersebut, AHY pun meminta doa restu sebelum memutuskan langkah. “Terima kasih, semua saya catat dan saya jadikan amanah. Kalau tadi ada kata-kata diserahkan kepada saya, saya mohon doa restu dan dukungan dari semua untuk kita mendapatkan peluang sejarah itu,” tandasnya.
Di bagian lain Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Mujiyono membocorkan hasil Rapimnas. Salah satunya, soal potensi koalisi Partai Demokrat pada Pemilu 2024. Kata dia, AHY telah menyampaikan simulasi peta koalisi untuk Pemilu 2024. Mujiyono bilang, Demokrat kemungkinan besar akan berkoalisi bersama Partai NasDem dan PKS.
“Hasilnya Demokrat jika bersama NasDem dan PKS akan menjadi koalisi terkuat. Simulasi koalisi Demokrat NasDem PKS berpotensi mencapai 28,5% kursi di DPR atau dengan kekuatan 163 kursi yang bisa menjadi kekuatan terbesar,” ujar Mujiyono yang juga menjadi Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta ini pada Jumat (16/9/2022).
Kondisi ini memungkinkan peluang kuat pasangan yang diusung koalisi Demokrat-NasDem PKS akan menjadi pemenang pilpres 2024. Selanjutnya, simulasi koalisi Golkar PAN PPP memperoleh kekuatan 25,87% dengan jumlah kursi 148 di DPR.
Namun dia menyebut, koalisi ini belum terlihat jelas siapa sosok pasangan yang akan diusung untuk Pilpres 2024 nanti. Sementara untuk simulasi koalisi Gerindra dan PKB hanya mendapat 23,25% dengan 136 kursi di DPR. Sosok pasangan Capres/Cawapres yang terlihat dari koalisi ini, kata Mujiyono, tentu masing-masing ketua umumnya.
“Terakhir adalah PDIP dengan suara 22,38 persen atau memiliki 128 kursi di DPR. Dalam simulasi ini PDIP menjadi yang terlemah bahkan berpotensi ditinggalkan rakyat dengan kebijakan pemerintah selama 10 tahun ke belakang yang tidak pro rakyat,” ungkap Mujiyono dilansir wartakota.tribunnews.com/2022/09/16.
Sebelumnya, Partai Demokrat DKI Jakarta menilai Anies Baswedan lebih cocok menjadi cawapres mendampingi AHY. Mujiyono mengaku, telah menanyakan kepada para kader soal figur pemimpin Indonesia pada 2024. Kebanyakan dari mereka menyebut, ingin menduetkan AHY dengan Anies Baswedan.
“Saya harus sampaikan itu, politik itu kan juga perlu kejujuran, politik itu kan harus aspiratif. Secara random (acak) saya tanya, lu mau siapa, dan rata-rata di DKI maunya Anies-AHY atau AHY-Anies,” kata Mujiyono saat tasyakuran HUT ke-21 Partai Demokrat di kantor DPD Demokrat DKI Jakarta, Jumat malam (9/9/2022).
Mujiyono mengungkapkan, Demokrat DKI harus mengangkat nama AHY terlebih dahulu ketimbang Anies. Karena itu, kemungkinan Demokrat DKI bakal menjadikan Anies sebagai Cawapres dari Demokrat DKI, sedangkan AHY sebagai Capres.
“Kalau di Demokrat harus AHY-Anies dong, kan kami punya kendaraan, kan yang punya STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) atas nama kami. Meski demikian, politik di Tanah Air cenderung fleksibel dan penuh dengan dinamika. Bisa saja wacana itu berubah,” ucap Mujiyono yang juga menjadi Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta ini.
Ditambahkan Mujiyono, “Tapi ya namanya politik, Ketum sih pasti berusaha, Ketum bangun partai, dan dinamikanya tentu akan terus diperbarui. Entah dengan siapa, nanti di Rapimnas akan ketahuan, dan digelar pada 15-16 September, pasti nanti ada pernyataan yang mengarah terkait koalisi.”
Kata dia, nama Anies perlu diperhitungkan karena bagian dari banyak aspirasi masyarakat terutama Ibu Kota. Apalagi Mujiyono mendapat tugas dari partai untuk memenangkan Demokrat saat Pemilu di DKI Jakarta, dengan mencari koalisi dan figur yang berpotensi membawa kemenangan bagi partai.
“Nama Anies itu aspirasi masyarakat DKI Jakarta loh ya, kalau di wilayah Jawa Tengah beda lagi. Saya ini kan bagaimana memenangkan DKI, dan seluruh potensi yang ada termasuk wacana koalisi, saya harus cari yang peluangnya kira-kira besar,” jelasnya. (net/kpc/wtc/smr)