Kompak Tolak Jadi Dewan Pakar Musra Relawan Jokowi, Rektor: Kami Jaga Independensi

Rektor IPB Prof Dr Airf Satria pada upacara pengukuhan guru besar tetap IPB University di kampus IPB Dramaga, Bogor, Sabtu (11/1/2020). Foto: indopos.co.id

Musyawarah Rakyat (Musra) I relawan Jokowi akan diadakan relawan pada 27 Agustus 2022 di Bandung. Salah satu agenda salam musyawarah itu adalah menjaring usulan nama calon presiden (capres). Mereka meminta kesediaan sejumlah akademisi untuk menjadi dewan pakar.

semarak.co-Nama Rektor Institute Pertanian Bogor (IPB) yang juga Ketua umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria, Rektor Universitas Indonesia (UI) Arie Kuncoro, dan Akademisi UI Prof Effendi Gazali sempat terdaftar dalam susunan kepanitiaan.

Bacaan Lainnya

Belakangan, nama Arif Satria hilang pada susunan kepengurusan Musra yang telah direvisi. Nama Arief Kuncoro juga hilang dalam susunan kepengurusan versi terbaru. Adapun nama Prof Effendi tetap ditulis dengan catatan masih dalam konfirmasi.

Diketahui rupanya para akademis itu menolak undangan dari relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Dewan Pakar Musra Indonesia dengan berbagai alasan. Penolakan pertama datang dari Rektor Arie Kuncoro. Arie beralasan dirinya sibuk memimpin UI.

“Tidak (menjadi Dewan Pakar Musra) karena kesibukan kami urus kampus tentunya. Jadi kami tidak bisa bukan menolak,” tepis Arie, Kamis (4/8/2022), dikutip CNNIndonesia.com yang dilansir fusilatnews.com/August 5, 2022.

Kemudian, peneliti komunikasi politik yang juga mantan Guru Besar UI Effendi Gazali menyampaikan hal serupa. Effendi mengaku belum menerima surat resmi dari Musra karena sedang berada di luar negeri. Effendi berkata sedang sibuk penelitian sehingga tak bisa memenuhi undangan itu.

Namun, ia berharap Musra dapat berjalan lancar. “Ide acara ini pasti bagus, menjemput aspirasi rakyat, tapi saya pasti tidak sempat ikut dalam sebuah dewan pakar yang sifatnya tetap dalam jangka waktu Panjang,” ungkap Effendi yang sering tampil di program Indonesia Lawyer Club (ILC) di TVOne sebelum dihentikan.

Penolakan juga datang dari Rektor IPB Arif Satria. Kalau Arif dengan tegas menolak undangan itu. “Yang pasti rektor harus menjaga independensi dan tidak boleh berpolitik praktis,” ungkap Arif melalui pesan singkat wartawan yang dilansir cnnindonesia.com, Jumat (5/8/2022). (net/cnn/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *