Megah di Dunia Maya, Payah di Dunia Nyata: Kasus Ganjar!

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. foto: internet

Oleh Alif Assaidy *

semarak.co-Hubungan PDI Perjuangan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedang panas-dingin. Teranyar, anggota DPR dari PDIP Trimedya Panjaitan menyebut Ganjar Pranowo tak punya prestasi selama delapan tahun memimpin Jateng.

Bacaan Lainnya

Alih-alih berprestasi, Ganjar disebut hanya rajin berselancar di media sosial (medsos). “Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi Gubernur selain main di medsos, apa kinerjanya?” ujar Trimedya, dikutip CNN Indonesia, 2 Juni 2022.

Prestasi yang nihil, tapi ambisius nyapres 2024 membuat Trimedya tak segan menyebut sikap Ganjar sebagai sikap ‘kemlinthi’ atau sok dan congkak. “Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya? Sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan struktur di sana DPD DPC DPRD provinsi DPRD kabupaten/kota, itu baru,” ujar Trimedya lagi.

Payah di Dunia Nyata

Terlepas dari perseteruan ini, kita mesti melihat Ganjar Pranowo secara jujur. Dalam banyak kasus dan fakta di lapangan, kinerja Ganjar dalam memimpin Jateng bisa dibilang masih jauh dari kata baik, bahkan dapat dikatakan gagal.

Kemiskinan yang tak kunjung bisa teratasi dimana sebanyak 3,93 juta orang atau 11,35 persen dari penduduk Provinsi Jateng tergolong penduduk miskin menurut perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2021. Bahkan kemiskinan ini dilihat penyebarannya makin meluas.

Pada tahun 2021, kemiskinan ekstrem di Jateng hanya di 5 daerah, namun pada 2022 menjadi 19 daerah, yaitu Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Rembang, Pati, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes.

Ini belum lagi kasus pembangunan penambangan di Wadas yang jelas melukai rakyat dan tidak peka terhadap penderitaan rakyat. Dalam kasus Wadas, Ganjar terkesan kuat menunjukkan keberpihakannya bukan pada kaum lemah, kaum miskin yang tertindas, tetapi cenderung lebih dekat dengan kaum oligarki dan pemilik modal.

Ini belum juga soal kasus banjir yang terus menghantui masyarakat Semarang. Banjir rob tak kunjung terselesaikan. Anehnya meski banjir terus menenggelamkan Semarang, Ganjar masih asyik main medsos.

Lalu ketika kegagalan-kegagalan ini begitu jelas di depan mata kita, tidakkah Ganjar hanya merupakan sosok yang hanya megah di dunia maya, namun faktanya dia payah itu di dunia nyata? Masih pantaskan dia naik kelas menjadi presiden?

Nusa Dua, 6/6/2022

Pukul 15.59 WIB

*) penulis pemerhati sosial kemasyarakatan

 

sumber: WAGroup PEACE MALANG FOR ANIES (postJumat22/7/2022/)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *