Jangan Meludah Sembarangan

Grafis terkait larangan meludah sembarangan baik dari sisi agama maupun pola hidup karena bisa menimbulkan penyakit. Foto: internet

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

semarak.co-Jangan meludah kearah kanan maupun kearah depan dimanapun dan dalam kondisi apapun. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Bacaan Lainnya

إذَا تَنَخَّمَ أحَدُكُمْ فلا يَتَنَخَّمَنَّ قِبَلَ وجْهِهِ، ولَا عن يَمِينِهِ ولْيَبْصُقْ عن يَسَارِهِ، أوْ تَحْتَ قَدَمِهِ اليُسْرَى.

“Jika salah seorang dari kalian ingin meludah, maka janganlah sekali-kali ia meludah ke arah depan atau ke arah kanan. Hendaklah ia meludah ke arah kiri atau dibawah telapak kaki sebelah kiri”. [HR. Bukhari no.408 dan Muslim no.548]

Sebagian Ulama mengatakan, jika hal itu dilakukan diluar shalat atau masjid, maka hukumnya makruh. Namun untuk kehati-hatian jangan lakukan ini walau itu diluar masjid ataupun tidak dalam posisi shalat. Syaikh Al Albani rahimahullah menyatakan ini hukumnya haram. Beliau berkata setelah menyampaikan hadits di atas:

وفي الحديث دلالة على تحريم البصاق إلى القبلة مطلقا ، سواء ذلك في المسجد أو في غيره ، وعلى المصلي وغيره

“Dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan haramnya meludah ke arah kiblat secara mutlak, baik hal itu didalam masjid atau ditempat lainnya, dan berlaku juga baik bagi orang yang sedang shalat atau selainnya”. [As Shahihah 1/439]

Dalam hadits lain disebutkan, dari Hudzaifah bin Al Yaman radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَفَلَ تُجَاهَ الْقِبْلَةِ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَفْلُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ

“Barangsiapa yang meludah ke arah kiblat, ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ludahnya diantara kedua matanya”.  [HR. Abu Dawud no.3824, Shahih dalam Ash Shahihah]

Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu].

Diberitakan rsud.bulelengkab.go.id/14 Maret 2018/Salah satu perilaku tidak bersih dan sehat di Indonesia yang masih banyak dilakukan adalah membuang air ludah atau saliva secara sembarangan, di Indonesia dianggap bukan masalah besar namun bagi negara-negara lain.

Salah satu contohnya adalah Singapura hal itu dilarang keras bahkan apabila terjadi akan dikenai denda. Saliva bermanfaat dalam proses pencernaan makanan di dalam rongga mulut oleh enzim-enzim yang terkandung didalamnya seperti Lipase, Protease, DNAse dan RNAse, serta bersifat menetralkan virus, bakteri, dan enzim yang bersifat toksik bagi tubuh.

Kandungan pada saliva bisa ditemukan berbagai komponen anorganik dan organik yang mempunyai pengaruh antibakterial dan antivirus. Contohnya, thiosianat, laktoperoksidase, enzim-enzim lisozim, protein laktoferin dan imunoglobulin.

Agregasi mikro-organisme ini disebabkan bakteri tertentu digumpalkan oleh komponen-komponen saliva seperti imunoglobulin, substansi reaktif kelompok darah dan musin. Kolonisasi bakteri di dalam rongga mulut akan terhalang dan selanjutnya dapat diangkut ke lambung.

Namun, apabila saliva tersebut tidak dilanjutkan ke dalam lambung dan dibuang keluar dari rongga mulut tentunya akan berbahaya, apabila saliva mengandung bakteri berbahaya tuberculosis (TBC) yang bersifat menular, virus Hepatitits B dan C, Herpes tipe 1, influenza, dan batuk.

Apabila saliva terkontaminasi dengan manusia baik secara kontak langsung ataupun tidak maka bisa menularkan bibit penyakit ke dalam tubuh manusia. Cara terbaik untuk menghindari penularan penyakit tersebut adalah dengan menerapkan PHBS dalam kehidupan kita sehari-hari dan janganlah membuat air ludah atau saliva secara sembarangan.

Apabila hendak membuang saliva atau meludah dapat dilakukan di tempat seperti pembuangan air, westafel, closet, atau menggunakan tisu yang langsung dibuang pada tempat sampah.

Mengutip hellosehat.com/melihat orang yang meludah sembarangan di jalanan memang bukan pemandangan yang menyenangkan begitu Anda menginjakkan kaki ke luar rumah. Dari sudut pandang medis, meludah bukan hanya sekedar masalah sosial, tapi juga berpotensi menimbulkan bahaya bagi lingkungan.

Banyak penyakit menular bisa berpindah antarmanusia melalui kontak dengan percikan air liur (droplet) dan dahak, seperti saat batuk atau bersin. Saking besarnya risiko penularan penyakit melalui droplet, negara-negara tertentu bahkan memberikan denda yang tidak main-main bagi mereka yang berani sembarangan meludah di tempat umum.

Penyakit yang bisa menyebar akibat meludah sembarangan

Dilansir dari Mayo Clinic, pada dasarnya air liur bermanfaat bagi tubuh untuk menetralkan asam yang diproduksi bakteri di dalam mulut. Dengan begitu, bakteri pun tidak berkembang biak dan menyebabkan timbulnya penyakit mulut.

Akan tetapi, air liur juga dapat menjadi perantara penularan penyakit baru. Risiko penularannya memang termasuk kecil, seperti dilansir dari laman Cleveland Clinic. Ini karena air liur mengandung antibodi dan enzim yang dapat menurunkan risiko penularan penyakit.

Namun, kuman dan bakteri yang hadir dalam liur bisa tetap hidup dalam waktu lama, bahkan setelah diludahkan. Hal inilah yang bisa meningkatkan risiko penularan infeksi. Sejumlah virus dan bakteri dapat bertahan hingga enam jam di udara dan lebih dari 24 jam jika berada di lingkungan yang optimal.

Belum lagi jika mempertimbangkan ketahanan tubuh orang-orang di sekitar yang tentu beragam. Kebiasaan sering meludah sembarangan harus tetap dipertimbangkan sebagai salah satu faktor risiko penyebaran penyakit, terutama di wilayah-wilayah yang masih rentan akan penyakit menular yang mematikan.

Penyakit Menular Melalui Udara

Definisi penyakit menular melalui udaraPenyakit menular melalui udara adalah infeksi yang disebarkan oleh patogen atau mikroorganisme di udara. Patogen tersebut meliputi bakteri, virus, atau jamur.

Dalam kebanyakan kasus, penyakit infeksi ini menular ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi patogen-patogen tersebut. Seseorang yang sakit, misalnya flu, juga dapat menularkan patogen, terutama saat bersin atau batuk. Patogen penyakit dapat menempel.

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.• Mar 23, 2021. Menurut para ahli kesehatan, dahak dari pasien yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit pernapasan yang ditularkan lewat udara seperti:

tuberkulosis,

pilek akibat infeksi rhinovirus,

mononukleosis akibat infeksi virus Epstein Barr,

herpes tipe 1,

hepatitis B dan C, serta

cytomegalovirus (berrisiko untuk janin).

Kuman-kuman ini bisa saja berpindah dari ludah di jalanan dan masuk ke hidung, tenggorokan, atau paru-paru orang di sekitarnya.

Tuberkulosis bisa menular lewat kebiasaan meludah sembarangan. Sampai saat ini, Indonesia masih menjadi negara penyumbang tuberkulosis (TBC/TB) terbesar ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India. Sebanyak 0,24% penduduk Indonesia menderita penyakit ini. TBC bahkan menjadi penyakit infeksi penyebab kematian nomor satu di Indonesia.

Tuberkulosis ditularkan melalui droplet dari batuk atau dahak yang diludahkan penderita. Droplet yang mengandung kuman ini kemudian dihirup oleh orang lain.Bakteri penyebab TBC dapat bertahan dalam udara bebas selama 1–2 jam, tergantung dari ada-tidaknya paparan sinar matahari, kelembapan, dan ventilasi.

Pada kondisi gelap dan lembap, bakteri TB dapat bertahan berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan. Faktanya, banyak orang sebenarnya sudah pernah terpapar kuman TB selama hidupnya. Namun, hanya 10% orang yang terinfeksi TB akan menderita penyakit ini. Infeksi TB yang tidak menimbulkan gejala disebut TB laten.

Penyakit TBC Bisa Kambuh, Ini Ciri-Ciri, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Penyakit tuberkulosis (TBC) tidak hanya sulit diobati, tapi juga berisiko muncul kembali sewaktu-waktu. Pasien TBC yang telah pulih bahkan tidak sepenuhnya terbebas dari risiko kambuh. Padahal, begitu seseorang terinfeksi kembali, pengobatan akan menjadi lebih sulit dari sebelumnya.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali ciri-ciri penyakit TBC yang kambuh, penyebab, dan cara mencegah kembalinya […] Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.• Nov 02, 2020.

Pada kebanyakan orang dengan sistem imun yang kuat, infeksi TB dapat sembuh sendiri tanpa meninggalkan sisa. Namun, tak jarang pula infeksi ini bisa sembuh dengan masih meninggalkan jejak. Setidaknya sebanyak 10% mantan pasien TB bisa kembali kambuh karena kuman yang tadinya “tertidur” di dalam tubuh kembali menjadi aktif.

Selain TB dan beragam jenis flu, kebiasaan meludah sembarangan juga dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit lainnya, termasuk penyakit-penyakit yang tidak berkaitan dengan sistem pernapasan. Berbagai penyakit tersebut dapat menyebar lewat kontak dengan air liur dan dahak milik pengidapnya.

Cara meludah yang lebih baik

cara meludah yang benar

Mungkin Anda sudah sering menemukan orang-orang yang meludah langsung ke tanah, terutama di tempat umum. Sekalipun bukan di tempat umum, Anda tetap tidak boleh meludah dengan cara demikian.

Ini karena setelah meludah, secara tidak sadar Anda mungkin akan menyeka mulut dengan tangan. Kemudian, Anda mungkin lupa mencuci tangan dan tidak sengaja menyentuh sesuatu atau berjabat tangan dengan orang lain.

Oleh sebab itu, pilihan terbaiknya yakni meludah ke tisu, lalu membuangnya ke tempat sampah yang benar-benar ditutup rapat. Setelah itu, lanjutkan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air.

Untuk mencegah penyebaran penyebaran penyakit menular, Anda juga bisa memberikan edukasi ini kepada orang lain agar tidak meludah sembarangan. Di samping itu, beritahu juga bahaya dari meludah tidak pada tempatnya. (net/smr)

 

sumber: WAGroup PERKOKOH PERSATUAN MUSLIM (postRabu13/7/2022/)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *