BPJS Ketenagakerjaan mengadakan kuliah umum di 49 Universitas di Seluruh Indonesia dalam rangka menyambut ulang tahunnya yang ke 40. Pelaksanaannya sendiri dimulai di Universitas Diponegoro, Semarang.
Kegiatan yang melibatkan jajaran direksi dan dewan pengawas ini dilaksanakan sebagai wujud kepedulian BPJS Ketenagakerjaan dibidang pendidikan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat mengenal lebih awal tentang penyelenggaraan jaminan sosial beserta program dan manfaat nya
Dengan tema 40 Menit Mengajar, jajaran direksi, dewas dan pejabat level satu BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan kuliah mengenai pentinganya jaminan sosial ketenagakerjaan selama 40 menit. Hal ini dipandang perlu sebagai bekal mahasiswa dalam mengahadapi dunia kerja.
“Kami sebagai badan publik dibawah presiden memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan termasuk mahasiswa yang nantinya akan memasuki dunia kerja. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mempunyai bekal tentang jaminan sosial sejak usia dini,” tutur Agus Susanto, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, dalam rilisnya, Kamis (9/11).
Dalam kuliah umum yang dilaksanakan kamis (9/11) di ruang serba guna Rektorat Universitas Riau, Pekanbaru ini menghadirkan Sumarjono Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJS Ketenagakerjaan sebagai pengajarnya. Kegiatan ini akan dilanjutkan di beberapa Universitas lain di seluruh Indonesia sampai dengan akhir Desember 2017.
“Acara ini sangat efektif dilaksanakan, terbukti dengan antusiasme mahasiwa dalam mengikuti kuliah umum ini. Hal ini diharapkan dapat membekas di benak mahasiswa dan bisa diaplikasikan di dunia kerja nantinya,” tutur Sumarjono, seusai selesai mengajar.
Pada kegiatan ini, para pengajar memberi paparan seputar peranan program JHT, JKM, JKK, dan JP dalam menyokong perekonomian bangsa melalui perlindungan pekerja dari berbagai resiko sosial dan ekonomi. “Kami berharap kegiatan ini akan dapat terus dilaksanan tahun-tahun berikutnya dengan tujuan mengedukasi sebanyak-banyaknya mahasiswa akan pentingnya jaminan sosial,” tutup Sumarjono. (lin)