Maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) Citilink Indonesia terus melakukan upaya peningkatan kapasitas dan kualitas guna memenuhi tuntutan pasar global, khususnya angkutan kargo untuk barang-barang berbahaya (dangerous goods). Sehingga menjadikan maskapai pelat merah ini sebagai LCC pertama di Indonesia yang mampu mengadakan jasa angkutan khusus tersebut.
Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo mengatakan, dengan dimilikinya sertifikat pengangkutan barang-barang berbahaya ini meningkatkan kemampuan Citilink untuk meraih peluang yang lebih besar di pasar kargo dengan standar keamanan tinggi dan juga diakui secara internasional. Selain Citilink Indonesia, Garuda Indonesia juga sebelumnya telah meraih sertifikat yang sama.
“Ini juga merupakan komitmen dan upaya Citilink Indonesia untuk terus meningkatkan dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk seluruh pelanggan Citilink Indonesia. Perolehan sertifikat kargo dangerous goods ini membuat sinergi antara Citilink Indonesia dengan Garuda Indonesia semakin kuat, khususnya dalam angkutan kargo,” kata Juliandra dalam rilisnya, Senin (6/11)
Penerapan pengangkutan dangerous goods mulai dilaksanakan mulai Senin, 6 November 2017 dan dilakukan secara bertahap di beberapa kota, sebelum menjangkau seluruh jaringan kota-kota besar di Indonesia. Pemberlakukan layanan kargo tersebut mulai dilakukan secara serempak di tujuh bandara Indonesia yang sudah mendapatkan izin yaitu Batam, Jakarta–Soekarno Hatta, Jakarta – Halim Perdanakusuma, Medan, Denpasar, Lombok, dan Bandung.
Adapun kategori dangerous goods yang dapat diangkut oleh Citilink Indonesia pada tahap awal adalah dangerous goods kategori Class 9 (miscellaneous) khususnya komoditi baterai lithium ion seperti baterai telepon genggam, baterai kamera, powerbank dan juga parfum sesuai dengan surat izin nomor AU.201/24/19/DJPU.DKP.2017 dari Direktorat Keamanan Penerbangan Departemen Perhubungan Udara.
Sebelumnya, Jumat (3/11) telah dilakukan sosialisasi oleh manajemen Citilink Indonesia di kantor pusat Citilink Indonesia dengan mengundang seluruh stakeholder kargo yaitu para mitra cargo agent/regulated agent/warehouse operator/ground handling dan perwakilan manajer dari masing-masing bandara dengan tujuan edukasi dan penanganan sehingga pengiriman kargo dangerous goods bisa berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Anak usaha Garuda Indonesia ini, kini memiliki 50 unit pesawat Airbus A320 yang menjadi modal dan langkah penting bagi maskapai untuk terus melakukan ekspansi di domestik serta langkah persiapan untuk terbang ke regional dalam waktu dekat.
Sepanjang 2017 Citilink Indonesia secara konsisten terus menambah jaringan penerbangannya di domestik maupun regional. Lima destinasi baru di Indonesia yaitu Jayapura, Kendari, Gorontalo, Ambon dan Silangit serta satu rute regional ke Dili, Timor Leste. (lin)