Gangga di Ancol & Buzzer Bersorak Gembira Sambil Membunuh Ekonomi Pekerja Tenaga Alih Daya

Geisz Chalifah. Foto: pp whatsapp

Oleh Geisz Chalifah *

semarak.co-(Catatan Pekan Lebaran Tahun 2021).

Bacaan Lainnya

Libur pekan lebaran tahun 2021 berakhir dengan dramatis. jauh – jauh hari para karyawan Taman Impian sudah menyiapkan segala sesuatunya agar pekan lebaran berjalan kondusif. Karena libur dipekan lebaran adalah waktunya bagi Ancol meraih pendapatan.

Tingkat kunjungan selama pekan lebaran selalunya mencapai puluhan ribu bahkan diatas seratus ribu pengunjung bila dalam kondisi normal. Namun disituasi Pandemi, maka ada pembatasan bagi pengunjung. Dari total 159 ribu pengunjung yang bisa masuk ke Ancol berdasarkan luas area yg dimiliki.

Ancol hanya boleh menerima maksimal 35 ribu pengunjung. Zona – zona dibuat siang malam, para pekerja bersemangat agar perusahaan ini terselamatkan dari keruntuhan akibat pandemi Covid-19. Para karyawan hingga jauh malam bekerja, mempersiapkan lalu lintas pengunjung dan tempat-tempat berkumpul pun diberi batasan agar terpisah satu sama lain.

Pembelian tiket hanya boleh melalui online, yang masuk tetap dibatasi. Pengaturan lalu lintas masuk Ancol dibuat sedemikian rupa agar tidak bertumpuk di Ancol timur tapi juga memenuhi area di Ancol Barat yg belum tersentuh revitalisasi taman dan pedestrian. Baru Ancol Timur yg hampir tuntas.

Yang itupun dengan prokes ketat. Di pinggir pantai dibuat garis – garis pemisah agar tak terjadi penumpukan. Semua karyawan operasional taman impian bersiap. Rapat bermalam-malam agar semua berlangsung kondusif. Ancol sedang sangat amat membutuhkan dana setelah mengalami penutupan berkali – kali akibat pandemi.

Di hari kedua lebaran di tahun 2021, pengunjung mulai berdatangan, ada yg sudah memiliki tiket online ada pula yang langsung datang agar tetap bisa membeli ditempat yg sesungguhnya sudah diumumkan jauh2 hari.

Antrian semakin panjang, pengunjung yang tak memiliki tiket online diminta putar balik. Namun mereka enggan dan tetap meminta agar diijinkan membeli tiket ditempat, lalu kemacetanpun terjadi. Di dalam Ancol jumlah 30 Ribu sudah terpenuhi yg sebenarnya jauh dibawah dari kapasitas yang tersedia.

Namun Ancol taat pada aturan dan berusaha maksimal agar tak melanggar dan tak mendapat teguran terlebih jangan sampai kembali ditutup. Penutupan Ancol adalah berita yang menjadi sangat menakutkan bagi seluruh karyawan. Semua upaya yang berminggu – minggu dirapatkan, dikhtiarkan menjadi anti klimaks.

Sebuah media online dengan memakai kamera tele memotret pengunjung yang berada di pantai. Lalu dengan cara itu maka tampilan  gambar menjadi seolah-olah terjadi kerapatan yang melanggar prokes  dan tanpa jarak. Walaupun kami (Ancol) juga memiliki foto-foto via drone yang menunjukkan data sebaliknya yaitu tak separah seperti yang diberitakan di media online tersebut.

Berita itu menjadi headline dengan judul berita bombastis.  Lalu ramailah jagat twitter menjadi trending topik dengan judul: GANGGA Di ANCOl. Bapak Gubernur DKI langsung merespon dan memberi teguran pada direksi. Kemudian pekan lebaran itu yang selayaknya menjadi limpahan rezeki disaat kondisi sulit, Ancol kembali ditutup selama satu minggu sampai berakhirnya libur lebaran.

Bahkan Saat setelah libur pekan lebaran itu selesai. Aparat memberi batasan hanya boleh dikunjungi Sepuluh ribu orang yg tentu saja hanya membuat Ancol semakin rugi dengan pembatasan yg demkian. Biaya operasional menjadi sangat tidak sebanding dengan pemasukan yang didapat.

Rika Lestari Corcom Ancol, perempuan berhati lembut yang selalunya berada digaris terdepan bila ada bencana kebakaran, atau apapun musibah lainnya, dia selalu tampil menggalang dana, membantu para karyawan maupun untuk penduduk sekitar yang sedang mengalami musibah.

Para murid-murid Sekolah Rakyat Ancol yg berasal dari keluarga miskin. Menganggapnya sebagai ibu pelindung. Rika saat itu juga runtuh. Air matanya tak mampu dibendung. Hantaman para buzzer di sosmed sedemikian. Keras.

Ancol hanya sasaran antara karena yang mereka tuju sesungguhnya adalah sang Gubernur DKI yang menjadi sasaran dendam akibat kekalahan pada pilkada. Ada banyak tempat Pariwisata saat itu yang kondisinya jauh. Lebih parah kepadatannya dibandingkan di Ancol.

Namun di daerah – daerah wisata itu tak ada nama Anies Baswedan. Mereka sesungguhnya bukan sedang ingin memyelematkan manusia. Mereka sedang meluapkan kebencian dan menjadikannya sebagai kesempatan.

Bahkan ketika Pemprov DKI mengumumkan, diawal pandemi beberapa orang yang sudah terpapar covid. Mereka memasang spanduk di jalan-jalan berisi kalimat; Jangan MEMPOLITISASI CORONA.  Secara langsung menolak rencana PSBB apa lagi Lock Down yg kata mereka akan menghancurkan bisnis. pariwisata.

Lalu siapakah yang menjadi korban langsung dari serangan para buzzer itu? Korban dari kebrutalan mereka  adalah para;  Tenaga Alih Daya.  Puluhan Tenaga Alih Daya itu yang jam kerjanyapun sudah sangat terbatas. masing – masing diberi jatah hanya dua hari kerja dalam seminggu agar terjadi keadilan dan semua mendapat kesempatan untuk tetap bisa bekerja.

Tenaga Alih Daya kembali dikurangi. Ancol ditutup kembali, tak ada pemasukan tak mungkin mempekerjakan mereka semua disituasi yang Sedemikian rupa. Dengan Ancol kembali ditutup tak ada banyak pekerjaan yg bisa dilakukan. Tak ada pengunjung bahkan restoran2 semuanya juga tutup kembali.

Ada ratusan kucing liar yang kelaparan karena resto ditutup dan tak ada pengunjung yang datang, namun beruntung ada sekelompok penyayang kucing yang datang setiap hari. Memberi makan pada kucing2 liar itu. Kedengkian pada Anies Baswedan, mereka jadikan situasi itu sebagai bahan serangan membabi buta.

Lalu para Tenaga Alih Daya yg terpaksa distop sementara jam kerjanya berkata: “Bapak, Anak bayi saya tak bisa sy belikan susu.” Yang lainnya berkata: Kontrakan rumah ibu saya habis, kemana saya mau pindahkan ibu saya?

Ada puluhan cerita pilu lainnya disaat sedemikian rupa. Kedengkian para BUZZER kepada Anies Baswedan  telah berhasil mereka laksanakan yaitu: MEMBUNUH EKONOMI PARA TENAGA ALIH DAYA Termasuk juga para pedagang UMKM sekaligus para pekerjanya di warung-warung sederhana seputar Ancol.

Jakpro mengalami kerugian? Gue terangkan ya!

Diawal tahun 2019 Ancol sempat mengalami negatif pendapatan 31M dibandingkan thn 2018. Akibat dampak tsunami Banten. Semua rombongan batal dan banyak orang menjauhi laut (Ancol). Januari sd Maret 2019 Ancol sesepi – sepinya pengunjung.

Dengan berbagai ikhtiar (Konser, renovasi taman, resto dll.) Promosi yg ofensif diakhir tahun 2019 Ancol mampu meraih laba diatas tahun 2018. Memasuki tahun 2020 (Maret) sd 2021. Ancol Berkali – kali ditutup berbulan-bulan, kalaupun dibuka maka pengunjung dibatasi. Hanya yg ber KTP DKI, anak – anak dan lansia dilarang masuk.

Semakin dibuka dgn pembatasan demikian Ancol semakin rugi. Tidak sebanding antara biaya operasional dan pengunjung yang datang. Tahun 2020 sd 2021 Ancol mengalami kerugian selama pandemi. Bila dalam kondisi semacam itu laporan keuangan Ancol masih meraih laba maka bisa dipastikan MENIPU.

Namun demikian dalam kondisi yang sangat sulit sampai hari ini tak ada karyawan tetap yang diPHK. Dengan beragam cara kami berusaha dengan sangat makeimal agar tak terjadi PHK pada karyawan. Kerugian Ancol thn 2020 & 2021 tak ada hubungannya dengan Formula E.

Bahkan ditahun 2022 dengan semakin membaiknya situasi, Insya Allah Ancol akan kembali meraih laba. Laporan keuangan tiap tahun diaudit dan dirilis kepublik. Ancol perusahaan TBK yang selalu transparan. Sedangkan kerugian yang dialami Jakpro adalah kerugian akibat proyek LRT.
Silahkan dichek.

Note: Dimasa Pandemi Yang Untung Dagang PCR.

*) penulis adalah Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *