MUI Minta Jokowi Tidak Suka Berikan Blunder dengan Pernyataan Bingungkan Rakyat

Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla

Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Anton T Digdoyo meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak suka memberikan pernyataan tidak jelas, bersayap, dan membingungkan masyarakat. Pasalnya, Jokowi sudah beberapa kali Jokowi memberikan pernyataan yang tidak sesuai fakta yang berkembang di lapangan sehingga akan membingungkan masyarakat.

Contohnya, Jokowi menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia meroket, tapi ternyata mana buktinya. Jokowi juga menyatakan yang mengancam Pancasila bukan PKI tapi radikalisme. Pada tanggal 28 Oktober 2017 atau saat peringatan Sumpah Pemuda, Jokowi juga menyatakan ada kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Namun Jokowi tidak menunjuk hidung siapa kelompok yang ingin mengganti Pancasila.

“Ini sangat membingungkan. Presiden itu pimpinan negara dan pemerintahan, bukan politisi atau budayawan tapi negarawan. Makanya kalau bicara harus yang pasti-pasti. Kata-kata bersayap harus benar-benar dihindari,” kata Anton T Digdoyo dalam pesannya kepada Harian Terbit, Selasa (31/10).

Selama ini pernyataan Jokowi, nilai Anton, sangat membingungkan masyarakat. Padahal Presiden harus wajib mencerahkan dan mensejahterakan rakyat. Karena faktanya apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini membaik. Jangankan meroket saat ini malah ekonomi terus menurun hingga membuat daya beli masyarakat melemah.

Anton juga mempertanyakan apakah PKI tidak menjadi ancaman Pancasila, karena Jokowi menyatakan yang mengancam Pancasila justru faham radikalisme bukan PKI. Apakah Jokowi merestui PKI hidup sehingga sesuai dengan pidato Mendagri Tjahjo Kumolo bahwa Perppu Ormas tidak ditujukan pada faham komunisme yang tumbuh cepat di Indonesia. Padahal kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila adalah komunisme.

“Apakah demo jutaan umat menuntut penista Al Quran dipenjara itu ingin gantikan Pancasila? Apakah di negara muslim terbesar di dunia memilih pemimpin se iman itu ingin gantikan Pancasila? Apakah menuntut hak-hak pribumi dan kembali ke UUD 45 asli itu ingin gantikan Pancasila?” tanya Anton.

Anton menegaskan, semua yang dituntut umat muslim di Indonesia tersebut telah diatur secara konstitusi dan yuridiksi. Bahkan secara yurisprudensi, tak satupun dari kasus yang dilakukan umat muslim melanggar UUD 45 apalagi UU turunannya. Oleh karena itu Anton menyarankan agar Jokowi untuk memberikan pernyataan yang akurat dan tidak membingungkan masyarakat.

“Saya sarankan Jokowi, selaku Presiden harus bicara yang pasti dan terbukti secara akurat agar tak membingungkan masyarakat,” tegas Anton yang juga menjabat sebagai Dewan Pakar ICMI Pusat. (ter/lin)

Terkait berita di atas, berikut opini yang terkait.

Bapak Prabowo Api Sudah di Depan Pintu Rumah Kita, Siapa Pelakunya?

—Oleh @fajar barokah—

Tulisan Mas fajar ini khusus menyanggah tulisan bang Deny Siregar yang Berjudul:
PAK DHE JOKOWI API SUDAH DI DEPAN PINTU RUMAH KITA

Tulisan ini menuai pro kontra, sahabat Fajar silahkan duduk manis baca uraian sederhana saya semoga bisa membantu sahabat Fajar, agar tidak hanyut dalam opini bang Deny Siregar. Supaya fikiran kalian lebih indah, tidak menjadi kaum sumbu pendek.

Jangan lupa ambil cangkirnya seruput kopinya. Hihihiii

Sebelum Mas Fajar menyangga tulisan bang Deny, saya akan kutip tulisan beliau sedikit

Apa yang akan terjadi pada Pilpres 2019 nanti?
Mari kita lihat bahwa pertarungan 2019 akan sama dengan 2014.

Di sana hanya akan ada dua kekuatan besar yaitu Prabowo dan Jokowi.
Kenapa begitu ?

Apakah tidak ada calon lain selain mereka ?
Tentu ada.

Tetapi tidak akan muncul atau dimunculkan. Karena memang disainnya adalah membangun dua kekuatan besar lalu membenturkannya.

Sebenarmya Pilgub Jakarta kemaren adalah contoh kecil Pilpres nanti. Isu-isu agama akan kembali dimainkan dengan menggunakan masjid-masjid.

Kali ini temanya adalah Islam vs PKI.

Jokowi pelan-pelan akan di stigmakan sebagai PKI.

Ini sanggahan Mas fajar buat bang Deny Siregar

Memang pilpres 2019 menjadi ajang adu gagasan, tapi perlu kalian ketahui.

Kami yg selama ini duduk bersama para ulama dan nasionalis untuk menstigmakan Jokowi sebagai kader PKI tidak salah karna kita punya banyak BLUNDER bang Deny Siregar

#BLUNDER Ke 1

Pertama Komnas HAM mendesak presiden Jokowi untuk tes DNA tidak di penuhi dengan alasan inilah itulah.
Padahal jati diri seorang presiden perlu agar tidak mencederai kedaulatan bangsa Indonesia.

#BLUNDEER Ke 2

Pengarang buku ” JOKOWI UNDERCOVER ” bpak BAMBANG TRI di tangkap tanpa alasan dan kasusnya hilang bagai di telan bumi.
Tidak ada stasiun telivisi yg berani meliput berita ini, berarti ada kejanggalan di balik isi buku itu.

#BLUNDEEER Ke 3

Buku JOKOWI UNDERCOVER di larang keras di jual di pasaran karna bpak Bambang Tri hanya lulusan SMA. Alasan kongkrit pemerintah mana bisa lulusan SMA ngarang buku, pertanyaannya sekarang .? kok bisa lulusan SMA jadi Mentri ..?

#BLUNDEEEER Ke 4

Buku JOKOWI UNDERCOVER di larang jadi tema di acara ILC. Kok dilarang ada apa. Kan Bpak Karni Ilyas bebas mau ngambil tema apa, akhirnya ILC gagal tayang karna pihak istana kepanasan

#BLUNDEEEEER ke 5

Buku JOKOWI UNDERCOVER di larang di bedah di kampus katanya tidak ilmiah. Padahal buku itu bisa Kitakan ilmiah dan tidaknya setelah di bedah di kampus. Ini aneh tidak pernah di bedah sudah membuat pernyataan bahwa buku itu tidak ilmiah.

#BLUNDEEEEEER ke 6

Orang yg pernah membeli buku JOKOWI UNDERCOVER lagi di Uber oleh pihak kepolisian. Karna di anggap musuh negara. Pertanyaannya ada apa…?

#BLUNDEEEEEEER Ke 7

Kriminalisasi ulama terus berjalan gencar. Padahal sejarah mencatat PKI sasarannya adalah ulama (Silahkan baca sejarah PKI) tidak salah dong kalau para ulama gerah dengan tindakan pemerintah yg terus berkelanjutan sampai sekarang

#BLUNDEEEEEEEER ke 8

Penculikan aktivis mahasiswa, mahasiswa Sekarang yg ingin memberikan perlawanan langsung di culik tidak di beri ruang untuk bergerak, karna pemerintah tau kalau mahasiswa sampai bergerak maka TAHTA Jokowi akan tumbang

#BLUNDEEEEEEEEER Ke 9

Pada tahun 2015 silam setahun setelah presiden di Lantik.

Pada tanggal 15 Agustus dalam pidato kenegaraan Jokowi akan minta maaf kepada PKI. Tapi tidak jadi karna banyak tekanan dari para ulama, habaib, ustadz dan elemen masyarakat

#BLUNDEEEEEEEEEER 10

pengarang buku AKU BANGGA JADI ANAK PKI yg bernama Dr. Ribka Tjiptaning di biarkan. Sementara pengarang buku JOKOWI UNDERCOVER di tahan ini kan aneh bin ajib

Isu untuk membenturkan kekuatan besar antara Prabowo & Jokowi di pilpres 2019 sah sah saja karna masyarakat sekarang sudah cerdas. Mana yg bekerja untuk rakyat mana yg namanya pencitraan, apalagi setelah terbentuknya MUSLIM CYBER ARMY

Bang Deny mengatakan Partai Gerindra + PKS didukung Islam garis keras.

Kalau di dukung Islam garis keras di aksi 212 pak dhemu Jokowi sudah turun tahta bang deny.

Tapi tidak kita taat konstitusi, insya Allah 2019 Pak Dhemu jokowi turun tahta, berkaca ke Pilgub DKI aja bang Hihi

Sekali lagi angkat cangkirnya

Seruput kopinya Hahahaha

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *