” Dari jumlah itu sebanyak 166 kasus adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus), sedangkan 113 kasus telah mencapai fase AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), ” kata Pengelola Program KPA Banyumas, Neto Andrianto, Minggu (27/11).
Dengan temuan tersebut, KPA Banyumas mendata ada 1. 615 kasus HIV serta 1. 019 kasus AIDS yang apabila ditotal mencapai 2. 634 kasus HIV/AIDS. Fenomena tersebut, kata Neto, adalah persoalan yang sampai kini menjadi ‘gunung es’.
Dia menyebut, angka kematian akibat HIV/AIDS di Banyumas mencapai 230 penderita. Ia menyampaikan, untuk menekan penularan HIV/AIDS di Banyumas dilakukan pembinaan terus menerus.
Terlebih, ia menyampaikan pasien HIV/AIDS di Banyumas sampai kini berlangsung di segala lapisan sosial masyarakat dengan rentang usia produktif.
” Paling banyak kasus ini ditemukan pada rentang usia 15-34 tahun yang jumlahnya mencapai 325 kasus, lalu rentang usia 35-44 th. 234 kasus serta 45 tahun ke atas sebanyak 117 kasus, ” tuturnya.
Sementara itu, untuk kasus HIV/AIDS paling banyak ditemukan pada warga yang bekerja menjadi wiraswasta dengan kasus sebanyak 220 kasus, ibu rumah-tangga 157 kasus serta karyawan swasta 123 kasus.
Neto menyebut pengidap HIV/AIDS dari golongan PNS serta TNI/Polri dan petani juga terekam KPA Banyumas. ” Sebanyak 12 orang pengidap HIV/AIDS berasal dari golongan PNS, kemudian TNI/Polri sembilan orang serta Petani sebanyak 15 orang. Sedangkan, pekerja sex komersial mencapai 49 orang, ” tandasnya.