Turki tak Ikut Beri Sanksi ke Rusia, Indonesia Ternyata Pilih Dukung Resolusi PBB

Grafis Presiden rusia Vladimir Putin. Foto: detik.com

Di tengah desakan Rusia dan China agar Indonesia bersikap netral terkait perang di Ukraina, pemerintah justru mengambil sikap berseberangan. Pada Kamis (24/3/2022) waktu New York, Amerika Serikat, Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung resolusi Majelis Umum PBB mengenai situasi kemanusiaan di Ukraina.

www.semarak.co-Wakil Tetap RI untuk PBB di New York Duta Besar Arrmanatha Nasir mengatakan, resolusi itu merupakan resolusi pertama mengenai situasi kemanusiaan di Ukraina yang berhasil diadopsi di PBB yang bertujuan menanggapi kondisi yang semakin memburuk di lapangan.

Bacaan Lainnya

“Resolusi dengan judul ‘Humanitarian Consequences of the Aggression against Ukraine’ diadopsi melalui pemungutan suara dan memperoleh dukungan dari 140 negara, termasuk Indonesia,” kata Arrmanatha dikutip jpnn.com/news/Jumat, 25 Maret 2022 – 16:37 WIB yang dilansir Antara, Jumat (25/3/2022).

Melalui resolusi ini, terang Arrmanatha, anggota PBB menyatakan keprihatinannya dan mendorong agar segera diambil aksi untuk atasi masalah kemanusiaan di Ukraina dan sekitarnya. “Situasi kemanusiaan di Ukraina dalam beberapa minggu terakhir terus memburuk.

Jumlah pengungsi sudah melampaui tiga juta orang dalam satu bulan terakhir. Berbagai infrastruktur umum telah rusak. Dia menyebutkan bahwa resolusi tersebut dirumuskan bersama oleh Ukraina, Prancis, Meksiko dan sejumlah negara yang sepemikiran dari berbagai kawasan. Indonesia pun terlibat aktif dalam pembahasan resolusi itu.

“Indonesia memberikan berbagai masukan substansi yang konstruktif, guna memastikan segera dilakukannya deeskalasi konflik, dijaminnya akses bantuan kemanusiaan, dijaminnya perjalanan yang aman dan evakuasi bagi warga sipil, mendorong negosiasi dan dialog untuk selesaikan konflik,” katanya.

Dubes Arrmanatha juga menekankan bahwa dalam hal ini tujuan Indonesia hanya satu, yakni memastikan masyarakat internasional dapat segera mengatasi situasi di Ukraina yang semakin memburuk. “Bagi Indonesia, mengedepankan pendekatan kemanusiaan di tengah perang adalah prinsip,” ucapnya.

Dia menambahkan, dalam setiap kesempatan dalam pembahasan isu Ukraina di Majelis Umum PBB, Indonesia konsisten menyerukan untuk segera menghentikan perang, segera mengatasi masalah kemanusiaan, dan mendorong adanya hasil dari kemajuan dialog dan negosiasi antara semua pihak di Ukraina.

“Hal ini Indonesia lakukan karena, jika situasi di Ukraina berkepanjangan, dampak negatifnya tidak saja dirasakan di Eropa, namun juga di berbagai negara di seluruh dunia. Saat ini dampaknya bahkan sudah mulai kita lihat, dari kenaikan harga pangan hingga energi. Untuk itu, Indonesia terus mendorong upaya di PBB untuk bisa menghentikan perang di Ukraina,” tutupnya.

Di bagian lain Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan negaranya tidak akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) maupun Uni Eropa dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia terkait invasinya ke Ukraina. Erdogan menyatakan tidak bisa membiarkan rakyat Turki kedinginan tanpa pasokan gas Rusia.

Seperti dilansir surat kabar Turki, Hurriyet Daily News dan kantor berita Rusia, TASS News Agency, Sabtu (26/3/2022) yang dikutip news.detik.com/Sabtu, 26 Mar 2022 17:35 WIB/Erdogan menekankan bahwa Turki hanya akan bergabung dengan sanksi-sanksi yang dipimpin Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

“Dalam hal sanksi, kita sedang mempelajari panduan tertentu dari PBB, tapi jangan lupakan bahwa kita tidak bisa mengesampingkan hubungan kita dengan Rusia,” ucap Erdogan saat berbicara kepada wartawan Turki dalam penerbangan pulang dari pertemuan NATO di Brussels, Belgia.

Dijelaskan Erdogan Turki mendapatkan separuh pasokan gas alam dari Rusia dan tengah bekerja sama dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di negara tersebut. “Anda tahu, saya telah menjelaskan ini sejak lama, karena sekarang, jika kita mengambil gas alam saja, sekitar separuh gas alam yang kita gunakan berasal dari Rusia,” ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, kita tengah membangun pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu kita dengan Rusia. “Kita tidak bisa mengabaikan itu. Ketika saya memberitahukan ini kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan dia mengatakan saya benar. Kita harus melindungi kerentanan ini,” terang Erdogan.

Dalam pernyataannya Erdogan menambahkan, “Pertama, saya tidak bisa membiarkan rakyat saya kedinginan saat musim dingin, dan kedua, saya tidak bisa sepenuhnya mematikan dan menghidupkan industri kita ini. Kita telah mengirim 56 truk dengan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina. Kami memasok mereka dengan makanan, pakaian, obat-obatan. Pengiriman akan meningkat,” ucapnya.(net/dtc/jpn/ant/dil/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *