Pemerintah Myanmar menolak pelabelan Amerika Serikat (AS) yang menyebut kejahatan berupa penindasan militer di Rohingya sebagai genosida. Myanmar mengatakan bahwa mereka tidak pernah terlibat dalam tindakan genosida.
semarak.co-Pernyataan Amerika Serikat mengenai tudingan genosida terhadap Myanmar muncul ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang mengilustrasikan kekejaman terhadap minoritas muslim yang disebutnya meluas dan sistematis.
Keputusan Amerika Serikat menyebut tindakan Myanmar sebagai genosida terjadi setelah serangkaian dokumentasi terperinci yang dihimpun oleh organisasi hak asasi manusia dan sumber lain yang netral dan upaya pencarian fakta pemerintah.
Kementerian Luar Negeri Myanmar dengan tegas menolak pernyataan yang disampaikan Blinken. Blinken digambarkan Pemerintah Myanmar mempunyai motivasi politik dan ikut campur tangan dalam urusan internal negara yang berdaulat.
“Narasi Genosida yang disebutkan dalam pidato sekretaris negara ditemukan jauh dari kenyataan dan referensi yang dibuat juga dari sumber yang tidak dapat diandalkan dan tidak dapat diverifikasi,” ujar Blinken dari pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Myanmar dikutip depok.pikiran-rakyat.com dari Kyodo News- 23 Maret 2022, 13:45 WIB.
Sebagai informasi, pada 2017 saat Myanmar yang diperintah oleh pemerintah sipil lalu digulingkan oleh militer melakukan perlawanan terhadap etnis Rohingya yang berada di negara bagian Rakhine Barat. Ada lebih dari 9.000 jiwa yang tewas dalam kekerasan dan 740.000 lainnya dipaksa mengungsi ke Bangladesh.
Mahkamah Internasiona kemudian melakukan sidang dugaan penganiayaan dan genosida kepada etnis minoritas Rohingya pada 2019. Setahun setelahnya, ICJ memberikan perintah sementara kepada Myanmar untuk mengakhiri penganiayaan terhadap Rohingya.
Audiensi untuk menentukan tindakan Myanmar dikategorikan sebagai genosida terus berlanjut di Den Haag. Mengacu pada konvensi PBB, genosida adalah tindakan seperti membunuh dan menyebabkan kerusakan fisik atau mental yang serius dilakukan dengan tujuan menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, kelompok nasional, etnis, ras, atau agama. (smr/net/prc)