Doa Agar Tidak Hujan dan Hukum Mengundang Pawang Hujan

BMKG memprakirakan hujan turun di sebagian besar wilayah Indonesia selama libur Tahun Baru 2020. Foto: internet

Oleh: Irsyad Syafar dan Ustadz Khalid Basalamah

semarak.co-Hujan merupakan nikmat Allah yang sangat besar. Dengannya manusia hidup, tanah subur dan tumbuh-tumbuhan menjadi segar. Karena itu, bila hujan turun kita harus bersyukur kepada Allah Yang telah menganugerahkannya.

Bacaan Lainnya

Namun kadang kita membutuhkan hari yang cerah, tidak ada hujan. Karena bisa jadi, kalau hujan turun kegiatan dan aktifitas kita akan terkendala. Akibatnya kita terhalang bekerja dengan maksimal atau tidak jadi bekerja sama sekali.

Hari Jumat siang sampai hari Ahad ini (18-20/3/2022), PKS DPW Sumbar mengadakan kegiatan Kemah Bakti Nusantara gelombang kedua di Nagari Malampah, untuk membantu saudara-saudara kami korban gempa.

Karena memang sedang musim hujan, maka mengawali kegiatan kami memperbanyak doa yang diajarkan Rasulullah Saw agar tidak turun hujan. Ataupun kalau hujan turun, tidak terlalu mengganggu kegiatan dan kerja kami. Dalam hadistnya, Nabi Muhammad Saw mengajarkan doa ini:

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّج

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan di atas kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, sebagian anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.” (HR Bukhari dan Muslim).

Alhamdulillah, dengan izin dan kasih sayang Allah, tiga hari kegiatan kembara PKS ini, nyaris tidak turun hujan di siang hari. Ada turun sebentar di acara pembukaan, tapi intinya kegiatan merobohkan rumah dan bersih-bersih puing rumah yang rusak, dapat berjalan dengan lancar.

Begitu juga pada malam hari, Alhamdulillah hujan tidak turun kecuali sedikit atau sebentar. Sehingga kegiatan malam berupa materi kebencanaan dari BPBD Sumbar, materi taujih atau kultum setelah shalat serta shalat malam dapat berjalan dengan baik dan lancar. Termasuk penutupan dengan makan “bajamba” (bersama) dengan masyarakat dapat terlaksana. Maha Besar Allah dengan segala kasih sayangNya.

*NoPawangHujan

Hukum Mengundang Pawang Hujan

Oleh Ustadz Khalid Basalamah

Bagaimana hukum mengundang pawang hujan agar hujan tidak turun karena adanya acara atau kegiatan yang akan dilangsungkan? Mohon penjelasannya Ustadz. Jawab: Air hujan yang turun dari langit sesungguhnya rahmat dan karunia dari Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini telah Allah ingatkan dalam firman-Nya:

ونزلنا من السماء ماء مباركا فأنبتنا به جنات وحب الحصيد

“Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (Qof: 9). Turunnya hujan juga membuka kesempatan bagi kita untuk mendulang amal sholih seperti berdoa kepada Allah saat melihat hujan turun dengan kalimat:

اللهم صيبا نافعا

“Alloohumma shoyyiban naafi’a” (Ya Allah curahkanlah hujan yang bermanfaat). (HR. Al-Bukhori 1032). Bahkan Rosulullah ﷺ menyingkap pakaiannya saat awal-awal turunnya hujan sehingga air hujan mengenai tubuh beliau (HR. Muslim 1494).

Hal itu beliau lakukan guna mengharap berkah dari Allah melalui air hujan  yang baru saja Allah turunkan. Saat hujan turun juga dianjurkan banyak-banyak berdoa karena pada waktu itu termasuk waktu maqbulnya doa.

Rosulullah ﷺ bersabda, “Carilah mustajabnya doa pada tiga waktu yaitu saat berhadapannya dua pasukan perang, saat menjelang iqomat sholat, saat turunnya hujan.” (Shohihul Jami’ 1026)

Maka orang yang menyesalkan turunnya hujan adalah orang yang tidak bersyukur kepada nikmat Allah. Perbuatan seperti itu termasuk kufur nikmat (dosa besar) yang bisa menjadi sebab dicabutnya nikmat-nikmat Allah yang lain.

Padahal boleh jadi kegiatannya itu diberkahi Allah lantaran turunnya hujan. Adapun mengundang pawang hujan hukumnya sama seperti mengundang dukun (paranormal). Perbuatan ini juga termasuk dosa besar yang menjerumuskan orang kepada kekufuran. Rosulullah ﷺ mengingatkan,

 من أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد

“Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (Al-Qur’an).” (HR. At-Tirmidzi 135 dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam “Irwa’ul Gholil” 6817)

Al-Qur’an telah menegaskan bahwa tidak ada yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah. Sedangkan turunnya hujan termasuk perkara yang gaib. Maka mempercayai orang berkemampuan mengendalikan hujan berarti dia telah mengakui adanya pihak yang Mahatahu perkara gaib selain Allah.

Ini adalah keyakinan syirik dan bila pelakunya mati belum sempat bertaubat kepada Allah maka tempatnya di neraka kekal selama-lamanya. Allah berfirman,

إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار وما للظالمين من أنصار

“Barangsiapa yang berbuat syirik, maka sungguh Allah haromkan atasnya untuk masuk surga, dan tempatnya di neraka. Dan tidak ada bagi orang yang zalim seorang penolongpun.” (Al-Ma’idah: 72)

Lalu bagaimana bila ternyata hujan benar-benar tidak turun? Jangan Anda terpedaya karena yang demikian itu adalah ujian dari Allah. Sesungguhnya syaithon hendak mempermainkan manusia agar mau menghambakan dirinya kepada selain Allah.

Rosulullah ﷺ telah mengabarkan, bahwa syaithon dari kalangan jin mencuri dengar berita langit lalu dia sampaikan satu berita itu kepada pengabdinya dari kalangan dukun yang dicampur dengan seratus berita dusta. Oleh sebab itu terkadang ada berita dari para dukun yang tidak meleset terjadi, akan tetapi semua itu adalah ujian dari Allah.

Allahul Musta’an

 

sumber: WAGroup ALUMNI SMP SBK MEDAN (postSenin21/3/2022/sapariadi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *