Oleh Ustadz Dr. Dasman Yahya Ma’ali, Lc., MA.
semarak.co-Seorang ahli qiraat asal Mesir yang mengajar di Universitas Islam Madinah (UIM), didebat oleh mahasiswanya warga Saudi. Ternyata kasusnya sampai ke rektor, yang kala itu adalah Syaikh Abdulaziz bin Baz, rahimahullah.
Syaikh Abdulaziz, sebagai rektor, akhirnya menulis surat resmi kepada dosen asal Mesir tersebut, agar datang ke kantornya terkait mujadalah tersebut. Dosen tersebut sudah menduga bahwa dia akan disalahkan, karena dalam pikirannya “wahabi” akan dibela oleh sesama “wahabi.” Yaitu mahasiswa yang mendebatnya akan dibela oleh rektor Syaikh Abdulaziz.
Seorang ahli qiraat asal Mesir yang mengajar di Universitas Islam Madinah (UIM), didebat oleh mahasiswanya warga Saudi. Ternyata kasusnya sampai ke rektor, yang kala itu adalah Syaikh Abdulaziz bin Baz, rahimahullah.
Syaikh Abdulaziz, sebagai rektor, akhirnya menulis surat resmi kepada dosen asal Mesir tersebut, agar datang ke kantornya terkait mujadalah tersebut. Dosen tersebut sudah menduga bahwa dia akan disalahkan, karena dalam pikirannya “wahabi” akan dibela oleh sesama “wahabi.” Yaitu mahasiswa yang mendebatnya akan dibela oleh rektor Syaikh Abdulaziz.
Saat tiba di kantor rektor UIM, Syaikh Abdulaziz langsung berdiri menyambutnya dengan penuh keramahan. Apa yang terjadi di dalam kantor rektor tersebut, ternyata selama 2 jam lebih, keduanya berbincang kemana-mana, tidak menyinggung sama sekali debat sang dosen dengan mahasiswanya.
Seandainya Syaik Abdulaziz mau membela sesama “wahabi,” maka beliau bisa saja memberikan surat teguran atan pemecatan kepada sang dosen. Setelah melihat ada tamu lain yang mengantri, sang dosen meminta izin pulang. Dan Syaikh bin Baz pun turut mengantar ke mobilnya.
Padahal, penglihatan beliau terganggu, bisa jadi alasan untuk tidak mengantarkan sang dosen sampai ke mobilnya. Tetapi Syaikh Abdulaziz mengantarkannya hingga ketika akan masuk mobil, beliau mengusap punggung dosen Mesir tersebut, sambil berkata: “Syaikh, Anda harus paham, mahasiswa itu ada yang keras, terlalu bersemangat, jadi mohon dimaklumi.”
Itu saja dan selesai. Apa yang terbayang oleh sang dosen bahwa “wahabi” itu sangar, suka mengkafirkan orang, memutus orang masuk neraka, benci kepada selain kelompoknya, ternyata dia saksikan sendiri bertolak belakang.
Orang Saudi yang dianggapnya keras, membenci yang tidak sepaham dengan meraka, tidak memberi hak-hak orang lain, ternyata terbantahkan. Seketika setelah itu, sang dosen meminta buku-buku “wahabi,” untuk mencari tahu hakekat sebenarnya. Selama ini, ternyata dia hanya termakan fitnah dari bacaan bukan dari sumber aslinya.
Kisah ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Dasman Yahya Ma’ali, Lc., MA. dari dekan UIM, Syaikh Dr. Abdulaziz Al-Qari Al-Bukhari. Selasa, 15 Maret 2022 9:45 pm
Selasa, 15 Maret 2022 12:50 pm. Simak lebih lengkap kisahnya di video berikut ini:
👇
sumber: WAGroup PAMEKASAN GERBANG SALAM (postSelasa15/3/2022/bambangwicaksono)