Rasûlullâh SAW Takkan Akui Umatnya yang Dukung Penguasa Zalim

Grafis tentang tiga jenis kezaliman. Foto: republika.co.id

Oleh Anonym *

semarak.co-Saya heran mengapa hadits ini jarang dibahas atau hampir-hampir tak terdengar. Ataukah mungkin kita yang lalai? Rasûlullâh ﷺ bersabda;

Bacaan Lainnya

«اسْمَعُوا، هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ؟ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الحَوْضَ،َ»

“Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku akan ada para pemimpin? Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan menyokong kezaliman mereka, maka dia bukan golonganku, aku juga bukan golongannya. Dia juga tak akan menemuiku di telaga”. (THR. Tirmidzi, Nasai dan Al Hakim).

Hai muslim, tahukah kamu apa itu telaga Nabi ﷺ? Setiap Nabi memiliki telaga, dan mereka berbangga dengan banyak pengikutnya yang akan singgah padanya. Telaga Rasûl kita Muhammad ﷺ adalah paling ramai.

Padanya ada gelas yang jumlahnya seperti bintang di langit. Siapa yang meminum darinya tak akan haus selamanya. Telaga ini terletak di padang Mahsyar sebelum para hamba melewati shirath. Airnya mengalir dari sungai/telaga Kautsar yang ada di Jannah.

Namun sayang, ada umat Nabi ﷺ yang akan diharamkan dan diusir dari telaganya. Tahukah kamu siapa mereka? Akan ada pemimpin-pemimpin pandai berdusta dan menzalimi rakyatnya.
Siapa yang;
Berkawan dengan mereka,
Selalu membenarkan keputusan pemerintah meski dengan modal dusta,
Menyokong mereka menzalimi rakyat.

Rasûlullâh ﷺ mengancam mereka, “Mereka tidak diakui sebagai pengikut Rasûl ﷺ. Meskipun mereka merasa diri sebagai pengikut Sunnah / Salaf. Rasûl ﷺ tidak sudi dianggap oleh mereka. Wa Lastu Minhu. Mereka diusir dari telaga Nabi ﷺ.

Wahai Ulama…
Wahai Ustadz…
Wahai Muslim…
Ittaqullâh…
Kamu merasa di atas Sunah Rasûl ﷺ, padahal beliau tidak akui. Karena kamu selalu membela penguasa zalim.

Sudah dikonfirmasi oleh seorang peneliti hadits: Syekh Ahmad Syakir, yang
menghukumi hadits tersebut sahih. Mohon saksikan yâ Allah bahwa hal ini telah aku sampaikan sbg bentuk amar ma’ruf nahi mungkar.

*) penulis anonym karena artikel pesan berantai di media sosial, terutama grup whatsapp sampai ditayangkan tidak ditemukan penulisnya.

 

sumber: WAGroup Gerakan Amanah Sejahtera (postSelasa8/3/2022/arifphyton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *