Lucunya Negeriku dari Minyak Goreng hingga Adzan

Grafis penguasa zalim. Foto: tarbawia di internet

By Von Edison Alouisci *

semarak.co-To the point saja. Kenapa rakyat resah dgn langka-nya minyak goreng? Sebab itu kebutuhan primer dalam keluarga. Pentingnya itu. Bukan cuma rumah tangga. pedagang gorengan entah goreng apa, jadi susah jualan. Sudah susah urusan aturan covad-covid di tambah lagi usaha tidak bisa jalan.

Bacaan Lainnya

ITU NAMANYA MEMISKINKAN RAKYAT EKSPANSI MENJAJAH RAKYAT SENDIRI.

Sampai di sini paham belum presiden #jokowi? Anda mau bangun ini dan itu infrastruktur untuk kemajuan bukan masalah. Tetapi jika azaz manfaatnya minim kerena rakyat kesusahan, maka sehebat apapun pembangunan yang di buat tidak akan membuat rakyat bertambah sejahtera.

Berkaca pada negara negara maju yg modren, jika kita melihat negara itu maju salah satunya krn dukungan infrastruktur namun yg paling penting adalah SDM nya juga sehat krn di tunjang dgn kehidupan yg nyaman. Bagaimana negara Indonesia mau maju jika PERUTNYA LAPAR HIDUPNYA SUSAH?

Berfikir untuk kemajuan negarapun tidak bisa karna memikirkan kesulitan diri dan keluarganya. JADI? Undang-undang itu dibuat, praturan itu dibuat seharusnya bukan untuk menekan dan memaksakan kehendak pada rakyat tetapi seharuanya membuat rakyat nyaman.

Sudah terlalu banyak undang-undang dibuat, peraturan berjilid-jilid tapi pada akhirnya hanya menjajah rakyat seperti zaman kolonial belanda! Misalnya soal BPJS. Dibuat aturan dan di paksakan pada rakyat, apakah itu bentuk TOLERANSI?

Satu saja orang yg diwajibkan menggunakan BPJS, maka setiap bulan ia mesti membayar uang angsuran sementara keadaan dirinya belum tentu berkecukupan. Jika satu keluarga di terapkan BPJS itu, maka berapa uang yg mereka keluarkan setiap bulan?

Bagaimana dengan para petani desa yg hidup susah jika BPJS diterapkan? Bagaimana dengan kuli bangunan, tukang becak, ojek, pedagang kecil di jalanan yang kadang diusir POLPP hanya untuk cari makan sehari-hari dan kemudian dipaksakan BPJS? Bukankah mereka bukan punya gaji bulanan yg pasti seperti ASN, PNS?

Alangkah susahnya rakyat jika segala urusan wajib punya BPJS, sudah mesti bayar, birokrasi apapun dipersulit sebagaimana ATURAN mesti vaksin jika mau ini dan itu padahal vaksin bukan obat dan terbukti tetap saja diberitakan masih banyak yg kena covid bahkan lucunya itu banyak terjadi oleh orang yg sudah di vaksin.

Dari urusan sembako seperti minyak goreng, BPJS, VAKSIN, pada akhirnya rakyat makin tertekan karna besar pasak daripada tiang. Belum lagi urusan ibadah umat Islam yang diatur-atur sebagaimana urusan adzan dan lain lain dengan alasan toleransi.

URUSAN toleransi dan intoleransi seakan menjadi kunci topik andalan pemerintah dalam soal apapun termasuk soal agama. Soal adzan yang diatur itu jelas sangat rancu. Pasalnya sebagai agama terbesar di Indonesia bahkan dunia, maka justru islam toleransi. Seandainya tidak toleransi maka agama minoritas di indonesia ini tidak akan berdiri tegak!

Mestinya agama lain wajib toleransi atas ajaran syariat Islam termasuk adzan! Bukan sebaliknya Islam mesti toleransi dengan agama lain sebab selama ini sudah toleransi dan tidak menganggu ibadah mereka!

Apa hindu di Bali diganggu umat Islam?

Apa risten selalu diusik Islam?

Apa budha diusili Islam?

apa agama agama lain selalu diteror umat Islam?

Tidak!

Soal adzan itu di banyak negara Islam dunia tidak terlalu dibesar-besarkan bahkan umat Islam minoritas di negara lain ketika adzan tidak di permasalahkan secara khusus. Lantas mengapa justru baru jaman JOKOWI hal seperti ini dipersoalkan?

Alasan toleransi? Yg mana Islam intoleransi sebagai agama mayoritas di indonesia? Menteri agama Yaqut Cholil Qoumas tanpa sadar telah merendahkan Islam yg ia anut sendiri apalagi kemudian suara adzan diqiaskan seperti gonggongan anjing yg menyalak bersahutan seakan menganggu umat Islam di tempat itu.

Padahal masyarakat yang ada disitu dan benar-benar beriman tidak merasa terusik karna lingkunganya mayoritas Islam walaupun sering bersahutan kerena bukan konser dangdutan tetapi panggilan ibadah. Lantas hal ini masalahnya dibesar-besarkan dan diqiaskan ibarat gonggongan anjing?

Yaqut Cholil Qoumas dan seluruh keluarganya sejak kecil ngaji di lingkungan umat Islam apakah selama itu dimarahi oleh para tetangganya karna ada adzan suara keras sehingga kemudian punya ide buat aturan adzan? Ataukah karena tidak kreatif sebagai menteri kemudian keluarkan ide aturan adzan daripada tidak ada konsribusi pada Jokowi?

Beginilah jika SDM pemimpin sendiri justru tidak berkwalitas apalagi jika jadi pemimpin bukan karna AHLI melainkan karena BALAS JASA. Negara ini rusak jika melahirkan pemimpin dengan modal balas jasa bukan karena ia berkwalitas di bidangnya.

Negara ini rusak jika pemimpin berbuat menurut logika pribadinya tanpa ada istilah tabayun dengan rakyat. MAAF, NEGARA INI BUKAN DIBENTUK OLEH KAKEKMU!

*) Update 27.2 2022 http://vonedison.blogspot.com

 

sumber: WAGroup PEMEKASAN GERBANG SALAM (postMinggu27/2/2022/vonedisonalouisci)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *