PT Sucofindo (Persero) memberikan bantuan pendanaan kepada 4 kelompok peternak sapi yang berbasis penggemukan sapi di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah dan kelompok peternak sapi perah Kabupaten Pasuruan Jawa Timur sebagai wujud dukungan kepada pemerintah dalam pemulihan perekonomian nasional, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMK).
semarak.co-Melalui program unit Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Sucofindo menyerahkan bantuan berupa pendanaan kepada 2 kelompok berbasis peternak penggemukan sapi, yaitu Kelompok Peternak Sapi Selo sebanyak 28 peternak dan Kelompok Peternak Sapi Mandiri sebanyak 28 peternak, Kamis (30/12/2021).
Penyaluran bantuan pendanaan diserahkan Kepala Cabang Sucofindo Semarang Wahyudi Arief kepada Sulistyo Koordinator Kelompok Peternak Sapi Selo. Adapun, penyaluran bantuan kepada Kelompok Peternak Sapi Mandiri diserahkan Kepala Dukungan Bisnis Sucofindo Cabang Semarang Heru Cahyo kepada Koordinator Peternak Sapi Imron Rosyadi.
Pada hari yang sama, TJSL Sucofindo juga menyerahkan bantuan serupa di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yaitu kepada 2 kelompok yang berbasis peternak sapi perah, KUD Sembada Puspo 27 peternak dan KPSP Setia Kawan 44 peternak.
Kepala Dukungan Bisnis Sucofindo Cabang Surabaya Azhar Lubis menyerahkan bantuan itu kepada Ketua KUD Sembada Puspo Iwan. Bantuan kepada KPSP Setia Kawan diserahkan Officer TJSL Cabang Surabaya Hari Cahyono kepada Ketua KPSP Setia Kawan H. Farhan.
Kepala Unit TJSL Sucofindo Nuri Hidayat mengatakan bahwa Sucofindo mendukung peternak sapi untuk terus meningkatkan kapabilitas dan kapasitasnya melalui bantuan modal. Menurutnya, peternak sapi memiliki peran signifikan dalam memasok kebutuhan daging sapi di Tanah Air.
“Bantuan pendanaan untuk peternak sapi atau penggemukan sapi di Wonosobo Jawa Tengah, sebanyak 58 peternak senilai Rp2,01 miliar. Bantuan permodalan ini biasanya digunakan untuk membeli bibit sapi untuk digemukkan,” papar Nuri seperti dirilis humas Sucofindo melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Rabu (12/1/2022).
Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) ini, pesan Nuri, hanya dikenakan biaya admnistrasi 6%. Kemudian dana administrasi itu juga bukan untuk Sucofindo, tapi dikembalikan ke mitra untuk pelatihan, pembinaan, dan lainnya dalam rangka peningkatan kapabilitas dan kapasitasnya.
Tenor 6 Bulan
Koordinator Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) atau sekarang TJSL Sucofindo Cabang Semarang Isnaryadi menjelaskan pinjaman modal itu memiliki tenor 6 bulan sesuai dengan siklus bisnis penggemukan sapi yang membutuhkan waktu 3-6 bulan. “Setelah digemukkan selama 3 hingga 6 bulan, kemudian peternak menjual sapi potongnya. Kemudian mereka mengembalikan pinjaman modal tersebut.”
Selanjutnya dana PUMK itu akan diberikan kepada UMKM lainnya, terutama yang berada di bawah koordinasi koperasi. Koperasi akan membantu mengidentifikasi para UMKM yang layak untuk diberikan pinjaman modal.
“Nanti kita akan berikan pinjaman modal berikutnya kepada peternak lainnya yang belum mendapatkan pinjaman modal. PUMK itu juga diberikan kepada peternak sapi potong lainnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta,” terang Isnaryadi.
Sebagai BUMN, kata dia, Sucofindo mendukung program-program pemerintah, termasuk dalam pemberian pinjaman modal kepada peternak sapi potong sehingga dapat meningkatkan kapabilitas para peternak sapi.
Sucofindo akan melanjutkan pinjaman modal kepada UMKM pada 2022. Selain itu, Sucofindo menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mendampingi UMKM agar bisa berkelanjutan setelah lepas dari pinjaman modal ini. “Sucofindo berharap agar para UMKM itu menjadi mandiri dan naik kapabilitas dan kapasitas usahanya,” tutupnya. (smr)