Aktingnya Dinilai Jelek, Polri tak Terkecoh Ferdinand Pura-pura Pingsan saat Mau Ditahan

Ferdinand Hutahaean. Foto: internet

Ferdinand Hutahaean sempat berpura-pura sakit ketika penyidik ingin melakukan penahanan usai ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan ujaran kebencian bermuatan SARA dalam cuitan di akun twitter dengan kalimat “Allahmu Lemah”, Senin malam (10/1/2022).

semarak.co-Dari informasi yang didapat redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Senin malam (10/1/2022), saat penyidik menyodorkan surat perintah penahanan. Bareskrim resmi menetapkan Ferdinand sebagai tersangka dan menahan Ferdinand di Rumah Tahanan Bareskrim Mabes Polri untuk 20 hari ke depan.

“Dia (Ferdianand) sempat pura-pura pingsan, memegang jidat dan berdiri sempoyongan lalu tertidur di kursi,” kata sumber redaksi di Bareskrim Polri seperti dikutip rmol.id/Selasa, 11 Januari 2022, 01:24 WIB.

Namun, lanjut sumber yang tak ingin disebutkan namanya, penyidik tak terkecoh dan langsung melakukan pemeriksaan terhadap Ferdinand. Saat Tim Kesehatan melakukan pengecekan tensi darah normal, akhirnya tim dokter menyatakan Ferdinand layak untuk ditahan.

Tak hanya itu, sumber mengungkap berdasarkan saksi ahli bahasa, cuitan Ferdinand sama sekali tidak menunjukan kondisi orang yang sakit. “Dari tata bahasa dan tulisannya singkron dengan otak, artinya dalam keadaan normal,” ungkap sumber.

Adapun penahanan dilakukan dengan alasan penyidik khawatir Ferdinand melarikan diri. Alasan kedua, khawatir mengulangi perbuatannya dan ketiga menghilangkan barang bukti. Untuk alasan objektif, Ferdinand ditahan karena ancaman hukumannya lebih dari 5 tahun.

Dalam kasus ini, Ferdinand diancam dengan pasalnya Pasal 14 ayat 1 dan 2 peraturan hukum pidana UU 1/1946 kemudian, Pasal 45 ayat (2) jo pasal 28 ayat (2) UU ITE dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.

Mengutip suaranasional.com/2022/01/11/Ferdinand Hutahaean memperlihatkan akting jelek ketika berpura-pura mau pingsan saat akan dijebloskan ke penjara. “Akting kau jelek kali lae. Semestinya, kau tak akting sakit, tetapi akting gila,” kata sastrawan politik Ahmad Khozinudin kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (11/1/2022).

“Kau semestinya tidak tepuk jidat, tapi buka baju dan celana, juga kau lempar sempak merah kau, dan bernyanyi nyanyi riang di ruang penyidikan Bareskrim. Jika Ferdinand berakting gila penyidik Bareskrim jijay melihat kau telanjang tanpa semvak merahmu yang legendaris itu. Dengan akting Gila, kau juga akan lepas dari pertanggungjawaban pidana. Orang gila kan tidak bisa dipidana?” paparnya.

Dilanjutkan kolomnis Khozinudin dengan setengah mengulang, “Semestinya, Ferdinand bilang ke penyidik kau gila atau kau cukup nyanyi-nyanyi di Bareskrim sambil telanjang bulat tanpa semvak merah. Pasti kau dilepas, karena Bareskrim tak menyidik makhluk planet Pluto.”

Khozinudin berharap Ferdinand selama di penjara bisa menjadi mualaf yang taat. Belajar agama yang baik, agar tidak latah ngoceh kodran kadrun, menudingnya intoleran, anti NKRI, anti Pancasila kepada umat Islam. “Semoga kau tak satu tahanan dengan Irjen Napoleon. Kudengar, dia punya resep lulur yang mantab. Sepertinya, kau tak suka resep itu,” pungkas Khozinudin.

sumber: rmol.id di WAGroup Jurnalis Kemenag (postSelasa11/1/2022/oebaysyariefoebeidillah)/WAGroup APIK DPW JAWA BARAT (postSelasa11/1/2022/ratubilqis)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *